Latar Belakang Perang Salib

Latar belakang perang salib atau asal-usul perang salib sudah banyak dibahas orang, akan tetapi masih masih banyak juga yang gagal faham. 

Banyaknya orang yang gagal faham dalam memahami latar belakang atau asal-usul terjadi perang salib umumnya karena fanatik keagamaan, sehingga mengenyampingkan kebenaran sejarah. 

Latar belakang perang Salib sebetulnya bukan masalah agama sebagaimana yang dipahami orang yang gagal faham, melainkan karena ambisi politikus yang memanfaatkan tokoh agama untuk menggapai cita-cita dan tujuannya.

Kerajaan Romawi Timur (Bizantium) dari abad 10 hingga 11 Masehi benar-benar dalam kondisi klimpungan. 

Wilayah jajahan Romawi timur yang mulanya begitu luas satu persatu memerdekakan diri dan memilih bergabung dengan beberapa Kerajaan Islam. Sementara disisi lain negara tentangganya, Kesultanan Turki Saljuk semakin kuat dan mampu juga mempersempit wilayah inti kekuasaan Romawi Timur.

Alexios 1, Raja Romawi Timur gusar menghadapi kondisi negaranya yang dari segala segi telah dicengkram oleh kekutan baru. Ia khawatir tidak lama lagi Ibu Kota Kerajannya (Konstantinopel) akan direbut Turki Saljuk.

Alexios 1 sebetulnya ingin membangun armada tempur kerajannya sebesar mungkin, namun hal tersebut tidak dapat ia lakukan, sebab sebagian besar jalur pendapatan ekonomi negaranya sudah diblokade dan dikuasai musuh, Alexios 1 benar-benar kepepet.

Alexios 1 berfikir keras untuk menemukan solusi dalam rangka menghadang laju musuh-musuhnya.

Akhirnya, Alexios 1 menemukan cara jitu untuk melawan musuh-musuhnya, yaitu dengan cara mengobarkan “Perang Agama”. Dalam tradisi orang barat perang ini disebut juga sebagai 'Perang Salib'.

Perang agama atau juga kadang disebut perang suci adalah cara yang cukup murah, sebab nantinya tentara yang direkrut cukup diiming-imingi janji surga dan beberapa harta rampasan perang jika menang. 

Negara tidak memiliki beban untuk merekrutnya menjadi tentara resmi sehingga dengan digelorakannya perang Agama. 

Alexios 1 yang sebetulnya sedang memiliki masalah keuangan tidak perlu mengeluarkan banyak harta untuk dapat melawan musuh-musuhnya.

Alexios 1 mengimplemetasikan idenya dengan menggandeng Paus Urbanus II, Pimpinan tertinggi agama Kristen yang ketinggian dan sabdanya lebih bertuah dari raja-raja di Eropa kala itu.

Keduanya sepakat untuk mengobarkan Perang Salib, keduanya juga diikat perjanjian yang sama-sama menguntungkan. 

Alexios 1 berjanji kepada Paus, janjinya apabila Paus menyerukan seruan perang agama pada orang Islam khusunya Turki Saljuk, ia akan memberikan Yerusalem sebagai wilayah kekuasan Paus apabila kelak dapat direbut. Perjanjian yang demikian itu akhirnya disetujui oleh Paus Urbanus II.

Selanjutnya pada tahun 1095 Paus Urbanus II mendeklarasikan perang Agama, musuhnya orang-orang Islam dan kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai wilayah timur tengah khususnya Yerusalem. 

Selepas pristiwa itu, orang-orang Eropa yang tertarik pada pengampunan dan janji surga berbondong-bondong menjadi tentara sukarela, tujuan mereka cuma dua mati masuk surga atau hidup bergelimang harta karena menang memerangi orang-orang Islam.

Kelak dalam peperangan yang terjadi selama empat tahun itu (1096-1099), atau yang yang dalam sejarah dikenal dengan istilah Perang Salib I, itu secara brutal tentara Salib mampu merebut Yerusalem.


Belum ada Komentar untuk "Latar Belakang Perang Salib"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel