Diksi Sapaan dan Contohnya
Rabu, 19 Agustus 2020
Tulis Komentar
Diksi sapaan adalah salah satu jenis diksi atau pilihan kata, secara pengertian yang dimaksud dengan diksi sapaan adalah nama diri yang dipakai sebagai sapaan adalah kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang.
Diksi sapaan dan contohnya dapat dilihat pada pemaparan berikut ini:
Pada halaman 25 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan kondisi kemarahan tokoh Dayu selepas memeritahkan murid-murid bandelnya untuk melaksanakan hukuman lari 20 kali mengitari lapangan, tokoh Dayu marah karena murid-muridnya justru tidak menjalankan hukuman, mereka malah duduk-duduk dan bercanda di de lapangan, bahkan mereka sambil menyanikan lagu anak-anak. Jelas perlakuan semacam tersebut merupakan pembangkangan, dari itulah tokoh Dayu marah. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana tersebut adalah sebagai berikut:
“Dari sini Bu Dayu sudah menunjukkan wajah tak bisa menahan diri saat mendengar Galaksi dan kawan-kawannya malah bernyanyi lagu anak-anak. (Halaman 25)”
Kata Bu Dayu pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata Bu Dayu, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata Bu Dayu dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda identis Dayu sebagai seorang guru (Bu/Ibu Guru).
Pada halaman 34 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Robet menyapa dan menggoda siswi-siswi SMA Kencana, sebagai tokoh yang berperan sebagai ketua geng Avangger SMA, Robet dengan segala tingkah lakunya digambarkan menjengkelkan, urakan dan genit ketika menyapa para siswi. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Robet menyapa lawan jenisnya adalah sebagai berikut:
“Hai, cewek.” Robet menyapa genit. Ia juga menggunakan dasi di dahinya.(Halaman 34)”
Kata hai cewek pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata hai cewek, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata hai cewek dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda identitas siswi (Kejora).
Pada halaman 34 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya murid-murid SMA menyapa siswa yang dianggap mereka sebagai ketuanya. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika anggota geng SMA menyapa pimpinanya adalah sebagai berikut:
“Bosss! Ada anak SMA Ganesha tuuhhhh!! cewek, Bos!” (Halaman 34)”
Kata bosss! pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata bosss, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata bosss dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda dientitas ketua geng SMA (Robet).
Pada halaman 55 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Galaksi menyapa gurunya ketika ia terlambat mengikuti mata pelajaran praktik olahraga di lapangan. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Galaksi menyapa gurunya adalah sebagai berikut:
“Maaf Pak saya terlamabat.” Galaksi berkata sopan. Sekarang, dialah yang dipandang oleh seluruh mata yang ada di lapangan. Kenapa kamu terlambat?” Pak Nurdin mulai senewen melihatnya. “dihukum Pak Maman tu Paaaakk!! ketahuan merokok di kantin!” kata Nyong lalu gelak tawak terdengar membuat Galaksi menatap satu persatu teman-temannya yang menertawakannya. (Halaman 55)”
Kata pak pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata pak merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata pak dinyatakan sebagai diksi sapaan karena fungsinya sebagai penanda dientitas guru laki-laki (Nurdin).
Pada halaman 120 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Kejora menyapa kakak kandungnya, sapaan ini dilontarkan ketika Kejora diperintahkan untuk mempersilahkan tamu yang masuk di rumah mereka. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Kejora menyapa kakaknya adalah sebagai berikut:
“Ra! Ada tamu di bawah! Tungguin dulu ya sekalian dibuatin minum.” “kenapa enggak Kak Batra aja, sih” “kamu aja. Kak Batra lagi pake baju,” teriak kakaknya. Kejora menghela napasnya. “Iya, deh.” ( Halaman 120)”
Kata kak pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata kak merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata kak dinyatakan sebagai diksi sapaan karena fungsinya sebagai penanda dientitas untuk saudara laki-laki yang lebih tua (Batra).
Baca Juga: Pengertian Diksi dan Macam-Macamnya
Diksi sapaan dan contohnya dapat dilihat pada pemaparan berikut ini:
Pada halaman 25 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan kondisi kemarahan tokoh Dayu selepas memeritahkan murid-murid bandelnya untuk melaksanakan hukuman lari 20 kali mengitari lapangan, tokoh Dayu marah karena murid-muridnya justru tidak menjalankan hukuman, mereka malah duduk-duduk dan bercanda di de lapangan, bahkan mereka sambil menyanikan lagu anak-anak. Jelas perlakuan semacam tersebut merupakan pembangkangan, dari itulah tokoh Dayu marah. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana tersebut adalah sebagai berikut:
“Dari sini Bu Dayu sudah menunjukkan wajah tak bisa menahan diri saat mendengar Galaksi dan kawan-kawannya malah bernyanyi lagu anak-anak. (Halaman 25)”
Kata Bu Dayu pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata Bu Dayu, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata Bu Dayu dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda identis Dayu sebagai seorang guru (Bu/Ibu Guru).
Pada halaman 34 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Robet menyapa dan menggoda siswi-siswi SMA Kencana, sebagai tokoh yang berperan sebagai ketua geng Avangger SMA, Robet dengan segala tingkah lakunya digambarkan menjengkelkan, urakan dan genit ketika menyapa para siswi. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Robet menyapa lawan jenisnya adalah sebagai berikut:
“Hai, cewek.” Robet menyapa genit. Ia juga menggunakan dasi di dahinya.(Halaman 34)”
Kata hai cewek pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata hai cewek, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata hai cewek dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda identitas siswi (Kejora).
Pada halaman 34 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya murid-murid SMA menyapa siswa yang dianggap mereka sebagai ketuanya. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika anggota geng SMA menyapa pimpinanya adalah sebagai berikut:
“Bosss! Ada anak SMA Ganesha tuuhhhh!! cewek, Bos!” (Halaman 34)”
Kata bosss! pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata bosss, merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata bosss dinyatakan sebagai diksi sapaan karena penanda dientitas ketua geng SMA (Robet).
Pada halaman 55 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Galaksi menyapa gurunya ketika ia terlambat mengikuti mata pelajaran praktik olahraga di lapangan. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Galaksi menyapa gurunya adalah sebagai berikut:
“Maaf Pak saya terlamabat.” Galaksi berkata sopan. Sekarang, dialah yang dipandang oleh seluruh mata yang ada di lapangan. Kenapa kamu terlambat?” Pak Nurdin mulai senewen melihatnya. “dihukum Pak Maman tu Paaaakk!! ketahuan merokok di kantin!” kata Nyong lalu gelak tawak terdengar membuat Galaksi menatap satu persatu teman-temannya yang menertawakannya. (Halaman 55)”
Kata pak pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata pak merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata pak dinyatakan sebagai diksi sapaan karena fungsinya sebagai penanda dientitas guru laki-laki (Nurdin).
Pada halaman 120 Novel Galaksi, pengarang menggambarkan bagaimana caranya tokoh Kejora menyapa kakak kandungnya, sapaan ini dilontarkan ketika Kejora diperintahkan untuk mempersilahkan tamu yang masuk di rumah mereka. Petikan kalimat dalam novel yang menggambarkan suasana ketika Kejora menyapa kakaknya adalah sebagai berikut:
“Ra! Ada tamu di bawah! Tungguin dulu ya sekalian dibuatin minum.” “kenapa enggak Kak Batra aja, sih” “kamu aja. Kak Batra lagi pake baju,” teriak kakaknya. Kejora menghela napasnya. “Iya, deh.” ( Halaman 120)”
Kata kak pada petikan teks novel di atas jelas merupakan diksi “Sapaan”, hal tersebut dikarenakan kata kak merupakan kata yang dipakai untuk menyebut diri seseorang. Dengan kata lain, nama dapat diartikan sebagai kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menujukan orang atau sebagai penanda identitas seseorang. Kata kak dinyatakan sebagai diksi sapaan karena fungsinya sebagai penanda dientitas untuk saudara laki-laki yang lebih tua (Batra).
Baca Juga: Pengertian Diksi dan Macam-Macamnya
Belum ada Komentar untuk "Diksi Sapaan dan Contohnya"
Posting Komentar