Aspek-Aspek Penyusunan Bahan Ajar

Menurut Komalasari (2014: 69) dalam penyusunan bahan ajar perlu adanya ketentuan agar buku ajar tersebut dapat memberikan informasi yang utuh. Bahan ajar yang akan disusun berbentuk sub bab.
Menurut Abidin (2013: 267-269) ada beberapa aspek utama yang harus diperhatikan dalam membuat bahan ajar yaitu antara lain (1) aspek materi, (2) aspek penyajian materi, (3) aspek grafika, dan aspek bahasa dan keterbacaan. Berikut penjelasan mengenai aspek-aspek penyusunan bahan ajar.

Aspek Materi

Menurut Abidin (2013: 268) aspek materi dalam bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya memerhatikan beberapa hal.

Pertama, kesesuaian kurikulum. Kedua, kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan. Ketiga, kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan. Keempat, kesesuaian materi dengan perkembangan kognisi peserta didik. Berdasarkan pemaparan tersebut, aspek materi yang disajikan dalam buku ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta harus memperhatikan kebenaran materi yang disusun.

Menurut Komalasari (2013: 48) penyusunan materi pada buku ajar meliputi beberapa hal. Pertama keakuratan, maksudnya materi yang disusun  harus akurat dan benar ditinjau dari segi keilmuannya. Kedua relevan, yakni materi pembelajaran harus berkaitan atau relevan dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Ketiga memadai, untuk dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi. Keempat aktual, yang berarti materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan ilmu dan teknologi yang sedang berkembang. Kelima sesuai dengan struktur keilmuan, hal ini berarti materi yang disajikan sesuai dengan struktur keilmuan setiap mata pelajaran. Jadi berdasarkan pemaparan tersebut, materi yang disajikan dalam buku ajar perlu disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai dan perlu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang berlangsung.

Selanjutnya menurut Kurniasih (2014: 69) aspek materi yang perlu diperhaikan dalam bahan ajar meliputi empat hal. Pertama buku ajar harus memuat materi minimal hal yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Kedua materi ajar harus relevan dengan tujuan pendidikan.

Ketiga materi ajar harus disusun sesuai jenjang pendidikan peserta didik. Keempat isi dari materi tersebut tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara. Berdasarkan uraian tersebut, materi ajar hendaknya disusun secara relevan agar berguna dengan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatah dipahami bahwa aspek materi sangat penting sekali dalam penyusunan bahan ajar, karena pada dasarnya tidak akan ada bahan ajar tanpa adanya materi pembelajaran, dengan demikian materi merupakan aspek pokok dalam penyusunan bahan ajar.

Aspek Penyajian Materi

Dalam aspek penyajian ini, penulis akan menyajikan materi berdasarkan tingkat kerumitan materi. Penulis akan memulai dengan materi yang mudah menuju materi yang sulit.

Menurut Abidin (2014: 268-269) menyatakan bahwa berdasarkan aspek penyajian, bahan ajar yang hendak dikembangkan guru hendaknya perlu memerhatikan beberapa hal sebagai berikut.

Tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara eksplisit. Jadi penyajian tersebut disampaikan secara terus terang dan tidak berbelit-belit, hal tersebut menghindari kesalahpahaman mengenai materi pembelajaran.

Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan materi. Jadi, materi pembelajaran disusun dimulai dari yang mudah sampai tingkat kesukaran yang tinggi.

Penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan tahapan model tertentu yang dipilih dan digunakan guru dalam pembelajaran. Jadi, materi yang disajikan mengikuti model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas.

Penyajian materi harus membangkitkan minat dan perhatian peserta didik. Dalam hal tersebut, materi yang disusun hendaknya dirancang secara kreatif sehingga peserta didik antusias terhadap pembelajaran.

Penyajian materi harus mudah dipahami siswa. Materi yang disusun harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan, maka bahasa yang digunakan perlu diperhatikan dengan baik.

Penyajian materi harus mendorong keaktifan siswa untuk berfikir dan belajar. Materi yang disajikan perlu disusun dengan mempertimbangkan keaktifan berfikir peserta didik, contohnya materi yang diberikan memberi kesempatan peserta didik dalam berpendapat secara mandiri.

Bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi yang disusun. Jadi, guru perlu menyesuaikan bahan kajian yang akan disampikan dengan materi yang sudah dirancang sebelumnya.
Penyajian materi harus mendorong kreativitas dan keaktifan siswa untuk berpikir dan bernalar. Jadi, kreatifitas peserta didik hendaknya terlihat berdasarkan materi yang disajikan.

Materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatif autentik. Dalam hal ini, penilaian yang diberikan harus dapat dilihat dan dihitung jumlahnya.

Soal disusun setiap akhir pelajaran. Soal yang berupa latihan-latihan disusun pada akhir pembelajaran, guna mengetahui kemampuan akhir peserta didik.

Menurut Kurniasih (2014: 70), menyampaikan bahwa aspek penyajian tersusun dari empat hal. Pertama sistematis, yang berarti terdapat keteraturan antarbab. Kedua, buku ajar perlu disajikan secara menarik sehingga perhatian peserta didik dapat terfokus dengan baik. ketiga penyajian bahan ajar harus menantang dan membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Keempat penyajian buku ajar harus menggunakan bahasa yang ilmiah serta formal.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa penyajian materi merupakan aspek penting dalam penyusunan bahan ajar. Bahan ajar harus disusun secara sistematis dan membangkitkan minat siswa sehingga peserta didik dapat mudah memahami materi. Sebab dengan baiknya penyajian materi dalam suatu bahan ajar akan dapat mempermudah guru maupun peserta didik saat pembelajaran.

Aspek Grafika

Menurut Wibowo (2005:56), grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku, meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya.

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa aspek grafika yang disajikan dalam buku ajar perlu memperhatikan jenis kertas yang digunakan. Hal tersebut karena bahan ajar yang digunakan secara berkala, harus terbuat dari material yang baik. Sehingga peserta didik dapat menggunakannya dengan nyaman.

Menurut Kurniasih (2014: 71), aspek grafika atau ilustrasi pada buku ajar meliputi dua hal. Pertama buku ajar perlu relevan dengan konsep yang akan disusun. Kedua buku ajar tersusun secara jelas. Jadi berdasarkan pemaparan tersebut, aspek grafika yang disajikan dalam buku ajar harus tersusun secara jelas. Sehingga yang tergambar pada buku ajar tersebut dapat membantu memperjelas materi.

Menurut Komalasari (2013: 48), aspek grafika yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku ajar. Pertama format yang berupa bentuk penampilan,  tata letak uraian materi, dan gambar pada buku ajar hendaknya tersusun secara sistematis dan proporsional. Kedua ilustrasi gambar dan tabel yang tersedia hendaknya mampu mendukung atau memperjelas materi yang disajikan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah penulis pahami bahwa yang dimaksud dengan aspek grafika dalam penyusunan bahan ajar adalah menyangkut dengan tampilan fisik dari bahan ajar yang nantinya akan dibuat atau dicetak. Tampilan fisik tersebut berupa jenis kertas yang digunakan, ukuran huruf, warna, serta tata letak ilustrasi atau gambar.

Aspek Bahasa dan Keterbacaan

Bahasa yang digunakan dalam penyusunan bahan ajar harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta didik yakni tidak terlalu rumit sehingga bahan ajar mudah dipahami.

Seperti pernyataan Prastowo (2015: 106) bahwa bahan ajar perlu dirancang secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia. Adapun unsur keterbacaan pada penyusunan bahan ajar meliputi (1) faktor bahasa, (2) gaya penyajian yang bersahabat, (3) relevansi waktu belajar, (4) tingkat kemampuan peserta didik, (5) daya tarik materi yang disajikan, (6) pengorganisasian dari penyajian, (7) pendekatan penulisan yang digunakan.

Menurut Kurniasih (2014: 70) aspek bahasa hendaknya dipenuhi dalam penyusunana bahan ajar. Pertama bahasa yang digunakan harus bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Kedua kalimat yang digunakan disesuaikan dengan pengetahuan dan perkembangan peserta didik. Ketiga istilah atau kosakata yang disusun hendaknya mempermudah pemahaman peserta didik. Kesesuaian antara bahasa dan tingkat pendidikan akan mempermudah proses pembelajaran.

Menurut Komalasari (2013: 48) aspek bahasa dan keterbacaan meliputi empat hal. Pertama bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kedua penyusunan kalimat perlu menunjukkan pola berpikir yang logis dan sistematis. Ketiga struktur kalimat yang disusun hendaknya disesuaikan  dengan tingkat penguasaan bahasa peserta didik. Keempat kalimat yang digunakan hendaknya komunikatif. Hal tersebut dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi ajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa bahasa dan keterbacaan merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat pendidikan. Selain itu kalimat yang digunakan hendaknya komunikatif Sehingga peserta didik mudah dalam memahami suatu bacaan. Hal itu berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar.

Belum ada Komentar untuk "Aspek-Aspek Penyusunan Bahan Ajar "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel