Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan. Menurut Gagne (1985:40), bahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan.

Menurut Saiful Bakri Djamarah (2004:65) hasil adalah buah positif atau negatif dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.. hasil tidak akan pernah tercipta selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sunguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.

Menurut Benyamin Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan Sudjana (2004 :22) mengemukakan, "Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya".

Pendapat di atas mengindikasikan bahwa hasil belajar dapat menggali kemampuan-kemampuan siswa dalam kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai parameter tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar. Kemampuan belajar siswa yang menggambarkan tingkat keberhasilan belajar siswa diterjemahkan dalam bentuk angka dan dilaporkan tiap akhir semester ke orang tua.

Selanjutnya Nasution (1992:39)  berpendapat, "Hasil Belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar (S. Nasution, 1992: 39).

Sedangkan menurut Winkel (1990:13) mengatakan : "Hasil belajar adalah perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nlai sikap yang bersifat ,konstan/menetap". Dari beberapa pendapat di atas jelaslah bahwa seseorang yang sudah belajar tidak sama keadaannya dengan saat ketika belum belajar.

Perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar, menurut Benjamin Bloom seperti yang dikutif oleh Sudjana, dapat diamati melalui tiga ranah yaitu :

  1. Ranah kognitif: berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sisntesis, dan evaluasi.
  2. Ranah Afektif: berkenaan dengan hasil belajar sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 
  3. Ranah  Psikomotorik : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Dari aspek-aspek hasil belajar tersebut, aspek kognitif lebih mudah diukur karena aspek kognitif menghasilkan pengetahuan / intelektulitas seorang siswa, namun tidak mengesampingkan aspek-aspek yang lain yaitu afektif dan psikomotor. Para guru dan sekolah juga lebih mengutamakan aspek kognitif dalam pengukuran hasil belajar siswa.

Hal tersebut senada dengan pendapat Winkel (1990:13) yang mengatakan bahwa :

"Perkembangan intelektuallah yang diutamakan di sekolah, maka dari siswa di SD, SMP, dan SMA banyak dituntut prestasi-prestasi dalam bidang belajar yang lain, lebih-lebih dalam masa pembangunan ini. Juga harus diingat bahwa di dalam dua bidang belajar yang lain sering terdapat unsur dari bidang belajar kognitif. Misalnya bila anak memperoleh sikap, terutama menyangkut penghayatan, namun menuntut pula pengetahuan yang tepat"

Hasil belajar di dalam kelas dapat diterapkan kedalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, siswa dapat dikatakan berhasil belajar bila ia dapat mentransfer hasil belajarnya kedalam situasi-situasi yang sesungguhnya di masyarakat. Guru sebagai salah satu perancang kegiatan dalam belajar siswa di sekolah tentunya merujuk pada penataan kondisi dan situasi lingkungan sekolah yang mengarah pada terciptanya suasana belajar yang optimal dan menyenangkan bagi siswa ( Indra Jati Sidi., 2009 : 215 ).

Belajar di sekolah dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar secara optimal dan tercapainya tujuan belajar yang ditetapkan, dalam kondisi dan situasi sekolah yang diciptakan guru. Hasil belajar akan tercapai jika seseorang dapat mengubah tingkah lakunya, apabila tidak terdapat perubahan tingkah laku maka itu tidak dapat dikatakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berbentuk kebiasaan, sifat-sifat, pengetahuan atau keterampilan. Hal ini dapat diperjelas  oleh Suharsimi Arikunto   (1995:133) , yaitu :
"Dalam diri siswa terjadi perubahan tingah laku selama mengikuti program pengajaran, atau dengan kata lain perkataan-perkataan perubahan tingkah laku itu merupakan hasil dari adanya proses belajar mengajar. Oleh arena itu baik guru maupun siswa perlu mengetahui perubahan apakah yang telah terjadi pada waktu pengajaran, maka perlu adanya perumusan yang jelas bagi tujuan instruksional itu".
Masih menurut Suharsimi Arikunto   (1995:133) dalam buku yang sama berpendapat bahwa, "Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah seseorang mengalami proses belajar. Di sini tingkah laku ini harus menampakkan diri dalam suatu perbuatan yang dapat diamati dan diukur (observable and measureable)" .

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa dapat berupa penguasaan ilmu pengetahuan ( kognitif ), sikap ( afektif ),dan keterampilan ( psikomotor ) tertentu. Diharapkan dengan menguasai ketiga hal di atas dapat diketahui sejauh mana siswa dapat menyerap apa yang sudah dipelajari. Untuk mengetahui hal tersebut maka diadakan evaluasi. Alat dan proses evaluasi yang sangat berkesinambungan sangat diperlukan dalam melihat hasil belajar seorang siswa, karena evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar. Hasil belajar yang berupa tingkah laku dapat diamati dan diukur terutama aspek kognitif.

Sedangkan menurut Winkel dalam Hanafi (1996;15)beliau mengatakan: ”hasil belajar adalah perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap yang bersifat konstan/menetap”. Dalam proses yang melibatkan individu dalam mencapai tujuan belajar, dibutuhkan  perubahan perubahan dalam pengetahuan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

Kemampuan untuk mendapatkan hasil yang positif juga dibutuhkan pemahaman keterampilan dan sikap yang konsisten, konstan atau tetap yang mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam mendapatkan hasil yang positif tersebut. Belajar merupakan proses yang unik dimana banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.  Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :

  1. Faktor intern, yakni faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut factor individual dibedakan menjadi tiga factor, yaitu : “(1) faktor jasmaniah,(2) faktor psikologis, dan (3) faktor kelelahan”
  2. Faktor ekstern, yakni faktor yang ada diluar siswa atau faktor sosial.  Slameto menjabarkan lagi faktor ini menjadi tiga faktor, yaitu “faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri siswa dapat berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.

Diharapkan dengan menguasai ketiga hal diatas dapat diketahui sejauh mana siswa dapat menyerap apa yang sudah dipelajari.Setelah menelusuri uraian diatas tentang pengertian “hasil” dan “belajar”, dapat dipahami bahwa hasil pada dasarnya adalah segala sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku.

Dari teori dan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang dihasilkan setelah melalui proses belajar, yang meliputi perubahan dalam  pengetahuan (kognitif), sikap (afektif ), dan keterampilan (psikomotor) tertentu yang bersifat menetap.

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel