Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Terhadap Minat Membaca
Rabu, 04 Desember 2019
Tulis Komentar
Baik buruknya minat siswa pada sesuatu merupakan indikasi dari senang atau tidaknya siswa pada sesuatu, begitupun dalam hal membaca, baik atau tidaknya siswa pada kegiatan membaca dapat diketahui dari minat membacanya. hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan Surya (2003;100) bahwa minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek.
Salah satu dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca adalah kebiasan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyakan Soeatminah (1991:73) bahwa anak yang mempunyai kebiasaan atau kegemaran membaca memiliki minat baca yang lebih baik ketimbang anak yang tidak memilikinya.
Kebiasaan membaca bisa dilatih melalui kegiatan pembiasaan membaca, dan kegiatan pembiasaan membaca terdapat pada pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya pada Tahap-1 GLS, oleh karena itu telah dapat dipastikan bahwa GLS sejatinya dapat berperan meningkatkan minat membaca siswa. Melalui GLS maslah rendahnya minat baca siswa sejatinya akan dapat ditanggulangi jika pelaksanaan GLS betul-betul dijalankan dengan baik dan benar.
Indikator baik atau tidaknya minat membaca dapat diukur melalui tiga indikator minat membaca dijadikan sebagai pengukuran minat baca, yaitu (1) Pernyataan yang menunjukan rasa suka membaca (2) Partisispasi pada kegiatan membaca, dan (3) Tingkat perhatian yang diberikan terhadap kegiatan membaca. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan Slameto, (2010; 97) beberapa hal yang mejadi indikator minat adalah pernyataan yang menunjukan rasa suka terhadap sesuatu, partisispasi pada suatu kegiatan dan tingkat perhatian yang diberikan terhadap suatu hal atau aktivitas.
Memahami penjelasan di atas, maka secara teori Gerakan Literasi Sekolah (GLS) apabila diterapkan akan berpengaruh terhadap minat baca, adapunbagan kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Artikel Terkait:
Salah satu dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat membaca adalah kebiasan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyakan Soeatminah (1991:73) bahwa anak yang mempunyai kebiasaan atau kegemaran membaca memiliki minat baca yang lebih baik ketimbang anak yang tidak memilikinya.
Kebiasaan membaca bisa dilatih melalui kegiatan pembiasaan membaca, dan kegiatan pembiasaan membaca terdapat pada pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya pada Tahap-1 GLS, oleh karena itu telah dapat dipastikan bahwa GLS sejatinya dapat berperan meningkatkan minat membaca siswa. Melalui GLS maslah rendahnya minat baca siswa sejatinya akan dapat ditanggulangi jika pelaksanaan GLS betul-betul dijalankan dengan baik dan benar.
Indikator baik atau tidaknya minat membaca dapat diukur melalui tiga indikator minat membaca dijadikan sebagai pengukuran minat baca, yaitu (1) Pernyataan yang menunjukan rasa suka membaca (2) Partisispasi pada kegiatan membaca, dan (3) Tingkat perhatian yang diberikan terhadap kegiatan membaca. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan Slameto, (2010; 97) beberapa hal yang mejadi indikator minat adalah pernyataan yang menunjukan rasa suka terhadap sesuatu, partisispasi pada suatu kegiatan dan tingkat perhatian yang diberikan terhadap suatu hal atau aktivitas.
Memahami penjelasan di atas, maka secara teori Gerakan Literasi Sekolah (GLS) apabila diterapkan akan berpengaruh terhadap minat baca, adapunbagan kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Artikel Terkait:
Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Terhadap Minat Membaca"
Posting Komentar