Pembaiatan Abu Bakar Shidiq Menjadi Khalifah
Jumat, 25 Oktober 2019
Tulis Komentar
Abu Bakar Sidiq adalah Khalifah pertama dalam sejarah Islam yang di baiat selepas wafatnya Nabi Muhamad SAW. Abu Bakar selama hidupnya dikenal sebagai pria dermawan dan sahabat nabi yang selalu setia mendampingi nabi dari awal perjuangan Islam hingga wafatnya Nabi. Abu Bakar juga dikenal sebagai pria yang jujur sebab itulah ia di juluki As-Shidiq artinya orang yang jujur.
Abu Bakar juga di kemudian hari menjadi mertua Nabi, karena anaknya Aisyah dinikahkan dengan Nabi Muhamad SAW. Selepas kewafatan Nabi sebenarnya ada nama-nama yang diusulkan untuk menduduki jabatan kepala pemerintahan dan agama, akan tetapi mereka yang nama-namanya muncul itu merasa minder dan justru mengajukan Abu Bakar sebagai calon Khalifah.
Ketika mengatakan bahwa Umar dan Abu Ubaidah adalah dua calon kuat pengganti Rasulullah, maka ketika itu juga Umar dan Abu Ubaidah berkata, “Tidak, Demi Allah kami tidak meninggalkan anda untuk memegang kepemimpinan ini. Andalah seorang Muhajir yang paling mulia, orang kedua yang bersembunyi di gua Tsur itu dan pengganti Rasullah SAW dalam mengimami shalat, sedangkan shalat adalah perkara agama yang paling utama. Oleh sebab itu, siapakah yang patut mendahului anda atau meninggalkan anda untuk memegangi kepemimpinan ini? Ulurkan tangan anda, kami akan membaiat anda”.
Ketika Umar dan Abu Ubaidah akan membaiat Abu Bakar, serta merta Basyir bin Sa’ad mendahului membai’atnya. Kemudian suku Aus seluruhnya menghampiri Abu Bakar, lalu membaiatnya. Hal ini terjadi ketika mereka melihat tindakan Basyir. Seruan suku Quraisy dan tuntutan suku Khazraj untuk mengangkat Sa’adbin Ubaidah sebagai Amir gagal untuk mendapatkan jabatan kekhalifahan.
Kemudian Aslam dan rombongannya datang menghadap, sehingga memenuhi jalan masuk, lalu mereka membaiat Abu Bakar. Lalu datang manusia dari setiap penjuru untuk membaiatnya juga. Selanjutnya mereka menentukan tempat untuk membaiatnya. (Tsaqifah Bani Saidah) lalu semua datang untuk membaiatnya termasuk Ali bin Abi Thalib, walaupun bai’at darinya setelah enam bulan baru terlaksana itupun karena desakan Umar. (M. Yusuf Musa, 1990: 105-106)
Abu Bakar juga di kemudian hari menjadi mertua Nabi, karena anaknya Aisyah dinikahkan dengan Nabi Muhamad SAW. Selepas kewafatan Nabi sebenarnya ada nama-nama yang diusulkan untuk menduduki jabatan kepala pemerintahan dan agama, akan tetapi mereka yang nama-namanya muncul itu merasa minder dan justru mengajukan Abu Bakar sebagai calon Khalifah.
Ketika mengatakan bahwa Umar dan Abu Ubaidah adalah dua calon kuat pengganti Rasulullah, maka ketika itu juga Umar dan Abu Ubaidah berkata, “Tidak, Demi Allah kami tidak meninggalkan anda untuk memegang kepemimpinan ini. Andalah seorang Muhajir yang paling mulia, orang kedua yang bersembunyi di gua Tsur itu dan pengganti Rasullah SAW dalam mengimami shalat, sedangkan shalat adalah perkara agama yang paling utama. Oleh sebab itu, siapakah yang patut mendahului anda atau meninggalkan anda untuk memegangi kepemimpinan ini? Ulurkan tangan anda, kami akan membaiat anda”.
Ketika Umar dan Abu Ubaidah akan membaiat Abu Bakar, serta merta Basyir bin Sa’ad mendahului membai’atnya. Kemudian suku Aus seluruhnya menghampiri Abu Bakar, lalu membaiatnya. Hal ini terjadi ketika mereka melihat tindakan Basyir. Seruan suku Quraisy dan tuntutan suku Khazraj untuk mengangkat Sa’adbin Ubaidah sebagai Amir gagal untuk mendapatkan jabatan kekhalifahan.
Kemudian Aslam dan rombongannya datang menghadap, sehingga memenuhi jalan masuk, lalu mereka membaiat Abu Bakar. Lalu datang manusia dari setiap penjuru untuk membaiatnya juga. Selanjutnya mereka menentukan tempat untuk membaiatnya. (Tsaqifah Bani Saidah) lalu semua datang untuk membaiatnya termasuk Ali bin Abi Thalib, walaupun bai’at darinya setelah enam bulan baru terlaksana itupun karena desakan Umar. (M. Yusuf Musa, 1990: 105-106)
Belum ada Komentar untuk "Pembaiatan Abu Bakar Shidiq Menjadi Khalifah"
Posting Komentar