Pembaiatan Umar Bin Khatab Menjadi Khalifah
Jumat, 25 Oktober 2019
Tulis Komentar
Umar Bin Khatab adalah Khalifah kedua dalam Islam yang menjabat mengantikan Abu Bakar Shidiq. Pada prinsipnya pengangkatan Umar sebagai Khalifah adalah rekomendasi dari Khalifah sebelumnya, sebab sebelum meninggal Khalifah Abu Bakar merencanakan pembaiatan Umar sebagai Khalifah penggantinya.
Ketika Abu Bakar merasakan ajalnya hampir dekat, ia lalu megumpulkan rakyatnya, lalu berbicara kepada mereka, “Kalian telah mengetahui apa akan terjadi pada diriku karena itu kalian harus memilih Amir kalian diantara orang-orang yang kalian cintai. Maka sekiranya kalian memilih amir disaat aku masih ada, hal semacam itu lebih patut untuk membuat kalian tidak berselisih sepeninggalku.”
Ketika ummat Islam tidak memperoleh kesepakatan untuk memilih salah seorang diantara orang-orang yang paling mereka cintai, maka mereka mempercayakannya kepada Abu Bakar orang yang menurut pandangannya berguna bagi mereka dan agama. Lalu ia meminta tempo sampai dapat
memikirkan orang yang baik untuk Allah, Agama-Nya dan ummat. Pada saat ini, ia meminta kepada para cerdik pandai dan tokoh-tokoh sahabat memberikan pendapat mereka untuk menentukan siapa pengganti dirinya.
Sebagai penuturan Ibnu Sa’ad, Abu Bakar memanggil satu persatu sahabat ke dalam kamarnya dan meminta pendapat mereka tentang Umar. Baik kepada Abdurrahman bin ‘Auf, Utsman bin Affan, Said bin Za’id, Abul A’war, Usaid bin Hudlair dan orang-orang lain dari kaum muhajirin dan Anshar juga ditanyai oleh Abu Bakar tentang diri Umar, mereka semua sepakat bahwa Umar adalah lebih baik dari pandangan Abu Bakar.
Dalam riwayat Thabari disebutkan bahwa orang yang masuk ke tempat Abu Bakar dan protes terhadap pengangkatan Umar sebagai adalah Abu Thalhah bin Ubaidillah. Lalu Abu Bakar berkata kepadanya, ‘Apakah anda menakuti aku dengan Allah, bila aku kelak menghadap Allah, Tuhanku, lalu aku dimintai pertanggungjawaban, maka aku akan menjawab, ‘Aku angkat khalifah untuk hamba-Mu dari hamba-Mu yang terbaik’. (Tarikhulqul Umam wal Mulk dalam M. Yusuf Musa, 1990:107-109).
Selanjutnya Thabari meriwayatkan bahwa setelah Abu Bakar selesai bermusyawarah lalu dia memanggil Utsman bin Affan, ia meminta kepada Utsman menuliskan statemennya tentang pengangkatan khalifah pengganti dirinya, yaitu Umar bin Khatab Kemudian Abu Bakar menyuruh Utsman diserta Umar dan Usain bin Said al Quradhi, lalu Utsman mengumumkan kepada orang banyak, maka kalian membai’at orang yang tercantum dalam tulisan ini mereka menjawab, ya !”, bahkan sebagian mereka (Ali) berkata, kami telah mengetahuinya’. Kemudian mereka menyetujui, mengesahkan dan membai’atnya (Ibnu Saad dalam M. Yusuf Musa, 1990:109-110).
Selanjutnya Ibnu saad menyebutkan bahwa Abu Bakar, kemudian memanggil Umar untuk membai’atnya dan memberikan nasehat kepadanya. Demikianlah Umar bin Khatab, memegang kekuasaan pemerintahan setelah Abu Bakar setelah mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh Muhajirinn dan Anshar serta seluruh kaum muslimin dengan bai’at terbuka.
Ketika Abu Bakar merasakan ajalnya hampir dekat, ia lalu megumpulkan rakyatnya, lalu berbicara kepada mereka, “Kalian telah mengetahui apa akan terjadi pada diriku karena itu kalian harus memilih Amir kalian diantara orang-orang yang kalian cintai. Maka sekiranya kalian memilih amir disaat aku masih ada, hal semacam itu lebih patut untuk membuat kalian tidak berselisih sepeninggalku.”
Ketika ummat Islam tidak memperoleh kesepakatan untuk memilih salah seorang diantara orang-orang yang paling mereka cintai, maka mereka mempercayakannya kepada Abu Bakar orang yang menurut pandangannya berguna bagi mereka dan agama. Lalu ia meminta tempo sampai dapat
memikirkan orang yang baik untuk Allah, Agama-Nya dan ummat. Pada saat ini, ia meminta kepada para cerdik pandai dan tokoh-tokoh sahabat memberikan pendapat mereka untuk menentukan siapa pengganti dirinya.
Sebagai penuturan Ibnu Sa’ad, Abu Bakar memanggil satu persatu sahabat ke dalam kamarnya dan meminta pendapat mereka tentang Umar. Baik kepada Abdurrahman bin ‘Auf, Utsman bin Affan, Said bin Za’id, Abul A’war, Usaid bin Hudlair dan orang-orang lain dari kaum muhajirin dan Anshar juga ditanyai oleh Abu Bakar tentang diri Umar, mereka semua sepakat bahwa Umar adalah lebih baik dari pandangan Abu Bakar.
Dalam riwayat Thabari disebutkan bahwa orang yang masuk ke tempat Abu Bakar dan protes terhadap pengangkatan Umar sebagai adalah Abu Thalhah bin Ubaidillah. Lalu Abu Bakar berkata kepadanya, ‘Apakah anda menakuti aku dengan Allah, bila aku kelak menghadap Allah, Tuhanku, lalu aku dimintai pertanggungjawaban, maka aku akan menjawab, ‘Aku angkat khalifah untuk hamba-Mu dari hamba-Mu yang terbaik’. (Tarikhulqul Umam wal Mulk dalam M. Yusuf Musa, 1990:107-109).
Selanjutnya Thabari meriwayatkan bahwa setelah Abu Bakar selesai bermusyawarah lalu dia memanggil Utsman bin Affan, ia meminta kepada Utsman menuliskan statemennya tentang pengangkatan khalifah pengganti dirinya, yaitu Umar bin Khatab Kemudian Abu Bakar menyuruh Utsman diserta Umar dan Usain bin Said al Quradhi, lalu Utsman mengumumkan kepada orang banyak, maka kalian membai’at orang yang tercantum dalam tulisan ini mereka menjawab, ya !”, bahkan sebagian mereka (Ali) berkata, kami telah mengetahuinya’. Kemudian mereka menyetujui, mengesahkan dan membai’atnya (Ibnu Saad dalam M. Yusuf Musa, 1990:109-110).
Selanjutnya Ibnu saad menyebutkan bahwa Abu Bakar, kemudian memanggil Umar untuk membai’atnya dan memberikan nasehat kepadanya. Demikianlah Umar bin Khatab, memegang kekuasaan pemerintahan setelah Abu Bakar setelah mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh Muhajirinn dan Anshar serta seluruh kaum muslimin dengan bai’at terbuka.
Belum ada Komentar untuk "Pembaiatan Umar Bin Khatab Menjadi Khalifah"
Posting Komentar