Panembahan Losari Cucu Sunan Gunung Jati
Minggu, 20 Oktober 2019
Tulis Komentar
Panembahan Losari adalah gelar kehormaatan yang disandang oleh penguasa Losari pada masa Kesultanan Cirebon dibawah pemerintahan Sunan Gunung Jati. Belum ada kejelasan mengenai siapa sebenarnya nama asli Panembahan Losari, sementara orang ada yang menyebut nama aslinya “Angkawijaya”, ada juga yang menyatakan “Pangeran Losari”.
Bagi yang berpendapat Panembahan Losari bernama “Angkawijaya” ternyata didasarkan pada kisah turun temurun, dalam versi ini disebutkan “Pangeran Angkawijaya keluar dari Istana Kesultanan Cirebon setelah terlibat cinta segi tiga dengan kakaknya Panembahan Ratu (Sultan Cirebon ke II). gadis yang dicintai Angkawijaya dijodohkan dengan Panembahan Ratu, dari itulah Angkawijaya keluar dari Istana dan mendirikan desa Losari sehingga ia kemudian menjadi penguasa Losari. Gadis yang diperbutkan itu adalah Ratu Mas Pajang (Ratu Lampok Angroros) anak Sultan Pajang Jaka Tingkir".
Baca Juga: Biografi Panembahan Ratu Sultan Cirebon ke II
Versi tutur di atas sebenarnya diragukan kebenarannya, sebab dalam catatan silsilah keturunan Syarif Hidayatullah disebutkan bahwa Panembahan Ratu I (Pangeran Agung) lebih muda dari Panembahan Losari, karena Panembahan Ratu adalah anak dari Pangeran Sedang Kemuning yang tak lain merupakan adik Panembahan Losari. Nama “Angkawijaya” juga diragukan kebenaranya mengingat tokoh Angkawijaya yang terlibat cinta segi tiga dengan Panembahan Ratu sebenarnya adalah Raja Sumedang yang dikenal dengan sebutan Prabu Geusun Ulun Angkawijaya, wanita yang diperebutkan pun bukan Ratu Mas Pajang melainkan “Ratu Harisbaya”.
Baca Juga: Ratu Harisbaya, Si Cantik Pemantik Perang Cirebon Vs Sumedang
Sementara itu, versi yang menyatakan bahwa Panembahan Losari bernama “Losari” atau Pangeran Losari dalam pemahaman historyofcirebon.id agaknya mendekati kebenaran, sebab ia memang seorang Pangeran dari desa Losari, dikatakan sebagai Pangeran Losari karena dalam catatan naskah Mertasinga Panembahan Losari adalah anak angkat Ki Gedeng Losari. Meskipun demikian dalam versi ini juga belum mengungkap nama asli dari Panembahan Losari, karena sebagaimana diketahui Losari adalah nama sebuah daerah.
Dalam Naskah Mertasinga disebutkan juga bahwa Panembahan Losari adalah anak Pangeran Pasarean dan Ratu Nyawa. Berikut ini adalah anak-anak Pangeran Pasarean dengan Ratu Nyawa;
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Cirebon Yang Masih Terawat
Kisah di atas agaknya juga diragukan kebenarannya, kemungkinan kisah tersebut tertukar dengan kisah “Ki Gede Losari” ayah angkat Panembahan Losari yang kemungkinan berprofesi sebagai tukang kayu kenamaan, historyofcirebon.id menduga bahwa orang yang menciptakan Kereta Singa Barong adalah Ki Gedeng Losari, orang yang seusia dengan Pangeran Cakrabuana atau mungkin seusia dengan Sunan Gunung Jati.
Motif mega mendung yang terpatri dalam pahatan Kreta Singabarong diduga pesanan Pangeran Cakrabua, sebab dalam cerita yang lain Pangeran Cakrabuanalah yang menciptakan motif mega mendung, lagipula Kreta Singabarong tercipta sejak Sultan pertama Cirebon, jadi tidak mungkin jika cucu Sunan Gunung Jati yang menciptakannya.
Baca Juga: Sejarah Batik Mega Mendung Cirebon
Jasa Ki Gede Losari dalam menciptakan Kreta Singa Barong menjadi ukuran kedekatan Ki Gede Losari dengan pihak Keraton, sehingga masuk akal jika di kemudian hari Ki Gede Losari diperbolehkan mengangkat Panembahan Losari menjadi anak angkatnya.
Panembahan Losari selama hidupnya membaktikan diri di desa Losari, makam Panembahan Losari juga dapat ditemui di wilayah Losari, tepatnya di Desa Losari Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
Bagi yang berpendapat Panembahan Losari bernama “Angkawijaya” ternyata didasarkan pada kisah turun temurun, dalam versi ini disebutkan “Pangeran Angkawijaya keluar dari Istana Kesultanan Cirebon setelah terlibat cinta segi tiga dengan kakaknya Panembahan Ratu (Sultan Cirebon ke II). gadis yang dicintai Angkawijaya dijodohkan dengan Panembahan Ratu, dari itulah Angkawijaya keluar dari Istana dan mendirikan desa Losari sehingga ia kemudian menjadi penguasa Losari. Gadis yang diperbutkan itu adalah Ratu Mas Pajang (Ratu Lampok Angroros) anak Sultan Pajang Jaka Tingkir".
Baca Juga: Biografi Panembahan Ratu Sultan Cirebon ke II
Versi tutur di atas sebenarnya diragukan kebenarannya, sebab dalam catatan silsilah keturunan Syarif Hidayatullah disebutkan bahwa Panembahan Ratu I (Pangeran Agung) lebih muda dari Panembahan Losari, karena Panembahan Ratu adalah anak dari Pangeran Sedang Kemuning yang tak lain merupakan adik Panembahan Losari. Nama “Angkawijaya” juga diragukan kebenaranya mengingat tokoh Angkawijaya yang terlibat cinta segi tiga dengan Panembahan Ratu sebenarnya adalah Raja Sumedang yang dikenal dengan sebutan Prabu Geusun Ulun Angkawijaya, wanita yang diperebutkan pun bukan Ratu Mas Pajang melainkan “Ratu Harisbaya”.
Baca Juga: Ratu Harisbaya, Si Cantik Pemantik Perang Cirebon Vs Sumedang
Sementara itu, versi yang menyatakan bahwa Panembahan Losari bernama “Losari” atau Pangeran Losari dalam pemahaman historyofcirebon.id agaknya mendekati kebenaran, sebab ia memang seorang Pangeran dari desa Losari, dikatakan sebagai Pangeran Losari karena dalam catatan naskah Mertasinga Panembahan Losari adalah anak angkat Ki Gedeng Losari. Meskipun demikian dalam versi ini juga belum mengungkap nama asli dari Panembahan Losari, karena sebagaimana diketahui Losari adalah nama sebuah daerah.
Dalam Naskah Mertasinga disebutkan juga bahwa Panembahan Losari adalah anak Pangeran Pasarean dan Ratu Nyawa. Berikut ini adalah anak-anak Pangeran Pasarean dengan Ratu Nyawa;
- Pangeran Kesatrian
- Pageran Losari (Panembahan Losari)
- Pangeran Sedang Kemuning/Pangeran Swarga (P. Dipati Carbon I)
- Ratu Bagus
- Ratu Mas Tuban
- Pangeran Raju
- Pangeran Panenggak (Pangeran Dipati Losari)
- Pangeran Arya
- Ratu Slambitan, dan
- Anak perempuan yang tak disebutkan namanya.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Cirebon Yang Masih Terawat
Kisah di atas agaknya juga diragukan kebenarannya, kemungkinan kisah tersebut tertukar dengan kisah “Ki Gede Losari” ayah angkat Panembahan Losari yang kemungkinan berprofesi sebagai tukang kayu kenamaan, historyofcirebon.id menduga bahwa orang yang menciptakan Kereta Singa Barong adalah Ki Gedeng Losari, orang yang seusia dengan Pangeran Cakrabuana atau mungkin seusia dengan Sunan Gunung Jati.
Motif mega mendung yang terpatri dalam pahatan Kreta Singabarong diduga pesanan Pangeran Cakrabua, sebab dalam cerita yang lain Pangeran Cakrabuanalah yang menciptakan motif mega mendung, lagipula Kreta Singabarong tercipta sejak Sultan pertama Cirebon, jadi tidak mungkin jika cucu Sunan Gunung Jati yang menciptakannya.
Baca Juga: Sejarah Batik Mega Mendung Cirebon
Jasa Ki Gede Losari dalam menciptakan Kreta Singa Barong menjadi ukuran kedekatan Ki Gede Losari dengan pihak Keraton, sehingga masuk akal jika di kemudian hari Ki Gede Losari diperbolehkan mengangkat Panembahan Losari menjadi anak angkatnya.
Makam Panembahan Losari |
Belum ada Komentar untuk "Panembahan Losari Cucu Sunan Gunung Jati"
Posting Komentar