Kutuk Mahkota Majapahit Dalam Tragedi Matinya Kapten Tack
Selasa, 16 April 2019
Tulis Komentar
Bungfei.com-Selepas memporak porandakan laskar Trunojoyo di Kediri pada tahun 1678, Kapten Tack menemukan mahkota emas yang diyakini sebagai mahkota Raja Majapahit, dari kota bekas Ibukota Majapahit terakhir itu, Kapten Tack kemudian menuju Kartasura, sesampainya di Kartasura Kapten Tack menjelma menjadi serdadu Belanda yang kaya raya, sebab ia behasil menjual mahkota emas itu seharga 1000 real Spanyol, akan tetapi selepas peristiwa itu, rupanya Kapten Tack mendapat kutuk, ia mati dengan 20 luka tusukan berat yang dilatar belakangi nafsu sesaatnya untuk memperoleh keuntungan dari penjualan mahkota Majapahit.
Kapten Tack merupakan Kapten VOC Belanda, nama lengkapnya François Tack, ia dilahirkan di Amsterdam pada tahun 1650 masehi. Pada mulanya François Tack bertugas di perwakilan VOC di India, kemudian ia dipindah tugaskan ke Batavia, di tempat barunya inilah ia kemudian dianugerahi pangkat kapten setelah dianggap cakap dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Diantara tugas-tugas yang membuat Kapten Tack turut diperhitungkan adalah berhasil mengalahkan Pasukan Banten dibawah Sultan Ageng Tirtayasa, dan berhasil menumpas Laskar Trunojoyo di Kediri.
Prestasi Kapten Tack dalam membantu Amangkurat II dari Kartasura dalam menumpas pemberontakan Trunojoyo itu kemudian mempercepat ajalnya, sebab dari peristiwa inilah rencana pembunuhan Kapten Tack dimulai.
Awalnya, Amangkurat II meminta bantuan VOC Belanda untuk menumpas Laskar Trunojoyo yang telah memporak porandakan Kesultanan Mataram, Belanda dengan sigap kemudian menerjunkan serdadunya untuk membantu Amangkurat II, dan salah satu dari pimpinan serdadu Belanda itu adalah Kapten Tack.
Gabungan tentara VOC Belanda dengan pasukan Amangkurat II menuju Kediri untuk menghancurkan laskar Trunojoyo yang memang bermarkas di Kota itu, penyerbuan ini kemudian membuahkan keberhasilan, Kediri dapat dikuasai, sementara Pangeran Trunojoyo sendiri kemudian melarikan diri.
Keberhasilan VOC dalam menduduki Kediri kemudian berubah menjadi penjarahan, orang-orang Belanda menjarah benda-benda berharga di bekas Kediaman Trunojoyo dan dibeberapa tempat di kota itu, dalam penjarahan itulah salah satu serdadu VOC menemukan Mahkota Emas Majapahit. Mahkota itu kemudian diserahkan kepada Kapten Tack.
Setelah sukses merebut Kediri, rombongan Kapten Tack beserta serdadunya kemudian meninggalkan Kediri, sebagiannya melakukan pengejaran pada Tunojoyo dan sisa-sisa pengikutnya, sementara sebagian lainnya pulang ke Keraton Kartasura, tempat dimana Amangkurat II bertahta melanjutkan Kesultanan Mataram yang sebelumya porak-poranda.
Di Kartasura, Kapten Tack tidak mau begitu saja menyerahkan rampasan perang kepada Amangkurat II, terutamanya Mahkota Emas Majapahit, meskipun kapasitas dari Serdadu VOC waktu itu hanya serdadu yang disewa Amangkuat II untuk membantunya.
Kapten Tack bersikeras meminta 1.000 real spanyol (rijksdaalder ) sebelum memberikannya kepada raja, peristiwa inilah yang kemudian membuat dendam Amangkuat II memuncak, meskipun demikian waktu itu Amangkurat II menyimpan dendamnya dalam-dalam, ia mengabulkan tuntutan Kapten Tack untuk membayar 1.000 real spanyol sebagai ganti dari penyerahan Mahkota Emas Majapahit.
Dendam Amangkurat II terhadap Kapten Tack ini kemudian melahirkan Konspirasi, Amangkurat II bersekutu dengan Untung Suropati untuk menghabisi Kapten Tack, maka pada tahun 1686 ketika Kapten Tack diutus VOC ke Mataram sebagai duta. Tack dibunuh di kraton Kartasura atas perintah Amangkurat II.
Peristiwa pembunuhan itu dapat digolongkan sadis, sebab sedikitnya tedapat 20 luka berat karena hantaman benda tajam yang mengoyak tubuhnya. Adapun dalam menanggapi peristiwa matinya Kapten Tack , sementara orang mengangapnya sebagai Kutuk Mahkota Majapahit.
Kapten Tack merupakan Kapten VOC Belanda, nama lengkapnya François Tack, ia dilahirkan di Amsterdam pada tahun 1650 masehi. Pada mulanya François Tack bertugas di perwakilan VOC di India, kemudian ia dipindah tugaskan ke Batavia, di tempat barunya inilah ia kemudian dianugerahi pangkat kapten setelah dianggap cakap dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Diantara tugas-tugas yang membuat Kapten Tack turut diperhitungkan adalah berhasil mengalahkan Pasukan Banten dibawah Sultan Ageng Tirtayasa, dan berhasil menumpas Laskar Trunojoyo di Kediri.
Prestasi Kapten Tack dalam membantu Amangkurat II dari Kartasura dalam menumpas pemberontakan Trunojoyo itu kemudian mempercepat ajalnya, sebab dari peristiwa inilah rencana pembunuhan Kapten Tack dimulai.
Awalnya, Amangkurat II meminta bantuan VOC Belanda untuk menumpas Laskar Trunojoyo yang telah memporak porandakan Kesultanan Mataram, Belanda dengan sigap kemudian menerjunkan serdadunya untuk membantu Amangkurat II, dan salah satu dari pimpinan serdadu Belanda itu adalah Kapten Tack.
Gabungan tentara VOC Belanda dengan pasukan Amangkurat II menuju Kediri untuk menghancurkan laskar Trunojoyo yang memang bermarkas di Kota itu, penyerbuan ini kemudian membuahkan keberhasilan, Kediri dapat dikuasai, sementara Pangeran Trunojoyo sendiri kemudian melarikan diri.
Keberhasilan VOC dalam menduduki Kediri kemudian berubah menjadi penjarahan, orang-orang Belanda menjarah benda-benda berharga di bekas Kediaman Trunojoyo dan dibeberapa tempat di kota itu, dalam penjarahan itulah salah satu serdadu VOC menemukan Mahkota Emas Majapahit. Mahkota itu kemudian diserahkan kepada Kapten Tack.
Setelah sukses merebut Kediri, rombongan Kapten Tack beserta serdadunya kemudian meninggalkan Kediri, sebagiannya melakukan pengejaran pada Tunojoyo dan sisa-sisa pengikutnya, sementara sebagian lainnya pulang ke Keraton Kartasura, tempat dimana Amangkurat II bertahta melanjutkan Kesultanan Mataram yang sebelumya porak-poranda.
Di Kartasura, Kapten Tack tidak mau begitu saja menyerahkan rampasan perang kepada Amangkurat II, terutamanya Mahkota Emas Majapahit, meskipun kapasitas dari Serdadu VOC waktu itu hanya serdadu yang disewa Amangkuat II untuk membantunya.
Kapten Tack bersikeras meminta 1.000 real spanyol (rijksdaalder ) sebelum memberikannya kepada raja, peristiwa inilah yang kemudian membuat dendam Amangkuat II memuncak, meskipun demikian waktu itu Amangkurat II menyimpan dendamnya dalam-dalam, ia mengabulkan tuntutan Kapten Tack untuk membayar 1.000 real spanyol sebagai ganti dari penyerahan Mahkota Emas Majapahit.
Dendam Amangkurat II terhadap Kapten Tack ini kemudian melahirkan Konspirasi, Amangkurat II bersekutu dengan Untung Suropati untuk menghabisi Kapten Tack, maka pada tahun 1686 ketika Kapten Tack diutus VOC ke Mataram sebagai duta. Tack dibunuh di kraton Kartasura atas perintah Amangkurat II.
Peristiwa pembunuhan itu dapat digolongkan sadis, sebab sedikitnya tedapat 20 luka berat karena hantaman benda tajam yang mengoyak tubuhnya. Adapun dalam menanggapi peristiwa matinya Kapten Tack , sementara orang mengangapnya sebagai Kutuk Mahkota Majapahit.
Belum ada Komentar untuk "Kutuk Mahkota Majapahit Dalam Tragedi Matinya Kapten Tack"
Posting Komentar