Kisah Nabi Muhamad Pada Masa Kanak-Kanak

Bungfei.com-Sebagaimana telah disinggung dalam artikel sebelumnya, yaitu artikel mengenai Kisah Kelahiran Nabi Muhamad SAW, disebutkan bahwa selepas Nabi Muhamad beberapa minggu hidup bersama Ibundanya, Muhamad kecil langsung diasuh oleh Halimah yaitu seorang wanita penjual jasa menyusui anak dari Bani Sa’adiyah, Muhamad bayi disusui dan dalam pengawasan Halimah hingga umur 6 tahun.

Selama 6 tahun bersama Halimah dikisahkan ada kejadian-kejadian yang terekam dalam sejarah, kejadian-kejadian tersebut  hingga kini dapat dinikmati pembaca sebagai bagian dari kisah Nabi Muhamad pada masa kanak-kanak.

Muhamad Dalam Gendongan Halimah

Selepas disepakati perjanjian antara Aminah dan Halimah mengenai pengasuhan Muhamad. Halimah kemudian membawa Muhamad kecil ke desanya, letaknya cukup jauh dari Mekah. Pada saat perjalanan dari Mekah menuju perkampungan Sa’adiyah  terjadi peristiwa-peristiwa aneh yang mengiringi perjalanan Halimah.

Halimah yang dahulu pergi ke Mekah dengan menunggangi Unta tua dan Keledai lemah, tiba-tiba merasakan jika kedua binatang peliharannya menjadi kuat tidak sebagaimana biasanya sehingga Halimah dan bayi Muhamad dapat mereka bawa ke tempat tinggal mereka dengan cepat.
Selain itu, ketika Halimah tiba di tempat  tinggalnya, tiba-tiba ia melihat daerahnya menjadi lebih subur dari sebelumnya, sehingga domba-domba yang dimiliki Halimah menyongsong kedatangannya dengan kenyang. Begitulah di antara salah satu kisah yang dialami Halimah ketika ia membawa bayi Muhamad dari Mekah menuju perkampungan Bani Sa’adiyah.

Muhamad Disapi oleh Halimah

Ketika umur Muhamad mencapai dua tahun, Halimah menyapinya, Muhamad tidak lagi diberikan air Susu Ibu (ASI) melainkan diganti dengan susu lain semisal susu keledai, kambing dan lain sebagainya.

Disapinya Muhamad menandakan kontrak Halimah untuk menyusui Muhamad telah selesai, oleh karena itu Halimah kemudian pergi menuju Mekah untuk menyerahkan Muhamad kepada Ibunya, meskipun ia sendiri masih berharap diberi kesempatan untuk memeliharanya lagi, mengingat keberkahan dalam mengurus Muhamad kecil amat begitu besar, begitulah yang diraskan oleh Halimah.

Halimah Merayu Aminah Agar Diberi Kesempatan Memelihara Muhamad Hingga Besar

Ada rasa kehilngan bagi Halimah ketik ia datang ke rumah Aminah, niatnya untuk menyerahkan Muhamad seperti terhalang oleh rasa cintanya pada Muhamad. Oleh karena itu dengan alasan di Mekah sedang banyak penyakit yang bisa menular ke anak-anak, Halimah merayu Aminah agar memperpanjang kontrak. Yaitu memberinya kesempatan kedua untuk mengasuh Muhamad lagi.

Meskipun Aminah sendiri sudah terlalu kangen dengan anaknya, tapi rupanya ia terlalu mementingkan kesehatan anaknya, ia takut anaknya terserang penyakit jika tinggal di Mekah, oleh karena itu, untuk kedua kalinya Aminah kemudian menyerahkan anaknya Muhamad untuk kembali diasuh oleh keluarga Halimah.

Muhamad Kecil Menyembuhkan Penyakit Halimah

Ketika Muhamad berumur 5-6 Tahun, Halimah dikisahkan terserang penyakit aneh, penyakit tersebut sulit disembuhkan, keluarganyapun kemudian mendatangkan seorang Dukun wanita untuk menyembuhkannya.

Penyembuhan yang dilakukan dukun  itu menggunakan bantuan berhala-berhala yang ia bawa. Tapi meskipun sudah melakukan berbagai macam ritual rupanya Halimah tidak kunjung sembuh.

Dalam keadaan itu, tiba-tiba Muhamad kecil mendatangi Halimah yang kala itu sedang dikelilingi oleh keluarga dan dukun penyembuh itu. Tanpa diduga-duga Muhamad kecil kemudian membanting berhala-berhala itu kemudian mendekati Ibu angkatnya, dengan tangan kecilnya Muhamad mengusap wajah Halimah, selepas peristiwa itu Halimah kemudian sembuh seperti sedia kala. Dalam peristiwa ini tiada seorangpun yang tidak merasa aneh, termasuk sang Dukun itu.

Muhamad Kecil Di Belah Dadanya

Pada kira-kira umur 5-6 Tahun, dimana waktu itu Muhamad sedang bermain dengan anak-anak lainnya diperkampungan Sa’adiyah,  tiba-tiba mereka kedatangan seorang laki-laki. Seorang laki-laki terse but kemudian membujuk Muhamad untuk mengikutinya.

Oleh laki-laki itu Muhamad kemudian dibaringkan, dan dibelah dadanya, sang laki-laki misterius itu kemudan mengambil Hati Muhamad dan mencucinya dengan air, selain itu laki-laki itu juga membuang gumpalan hitam dari dalam dada Muhamad.

Teman-teman Muhamad yang sempat melihat laki-laki tersebut membelah dada Muhamad, lari ketakutan, mereka melaporkan kepada orang tua mereka bahwa Muhamad dibunuh oleh seorang laki-laki misterius.

Namun, ketika berita itu baru saja geger, tiba-tiba Muhamad muncul dihadapan mereka, Muhamad selamat dan masih hidup. Belakang peristiwa ini dalam sejarah Islam dikenal sebagai peristiwa pembelahan dada nabi Muhamad kecil oleh Malaikat Jibril yang menyamar.  Tujuan pembelahan dada itu adalah untuk menghilangkan bagian-bagian buruk yang merasuki tubuh Muhamad.

Muhamad Hampir Diculik oleh Orang-Orang Yahudi

Selain peristiwa pembelahan dada Muhamad, adalagi peristiwa yang lain seputar masa kanak-kanak Nabi, orang-orang Yahudi dari kalangan Rabi dan Pendeta telah mendapatkan tanda-tanda bahwa soerang Nabi Akhir zaman telah dilahirkan di Mekah, oleh karena itu mereka mengutus para perempuan bayaran untuk menemukan bocah yang dikabarkan mempunyai tanda-tanda kenabian dipunggungnya.

Para wanita b ayaran itu kemudian menerima Kabar bahwa bocah dari Mekah itu dipelihara oleh Halimah dan keluarganya, rencana penculikanpun kemudian disusun, namun usaha ini dapat digagalkan oleh Halimah dan keluarganya.

Halimah Menyerahkan Muhamad kerena takut

Selepas adanya usaha penculikan dan pembelahan dada Muhamad oleh orang-orang tak dikenal, Halimah dan keluarganya merasa khawatir pada keselamatan Muhamad, oleh karena itu mereka memutuskan untuk menyerahkan Muhamad kepada orang tuanya.

Tepat ketika Muhamad umur 6 tahun, ia diserahkan kepada Ibunya Aminah, ia kemudian tidak lagi tinggal bersama Halimah.

Dibawah Asuhan Ibunda Tercinta

Setelah Muhamad kecil diserahkan pada Aminah, maka mulai setelah itu Muhamad dibawah asuhan sang ibu tercinta. Setelah beberapa bulan dalam asuhan Aminah, Ibu Nabi Muhamad itu kemudian merasa kangen pada almarhum suaminya, oleh karena itu, ia memutuskan untuk menjiarahi makam suaminya di Madinah bersama Muhamad.

Bersama rombongan orang-orang Qurays lainnya yang hendak menuju Madinah, Aminah bersama anaknya kemudian bertolak ke Madinah, di kota Itu untuk beberapa waktu Aminah tinggal disana selepas menjiarahi makam suaminya.
Setelah dirasa cukup, Aminah bersama rombongan kemudian memutuskan untuk kembali pulang ke Mekah, akan tetapi ditengah-tengah perjalanan antara Mekah dan Madinah, Aminah rupanya terserang penyakit, beliaupun akhirnya wafat dalam perjalanan pulang. Aminah kemudian dimakamkan disuatu desa yang beranama Abwa. Ketika Aminah wafat, Nabi Muhamad berusia 6 tahun.

Muhamad diasuh Kekeknya Abdul Muthalib 

Selepas watnya Aminah maka lengkap sudah penderitaan calon Nabi terbesar dalam sejarah manusia ini, sebab  selain telah menjadi yatim, Muhamad juga kini menjadi  seorang piatu. Pengasuhan Muhamad selepas ditinggal wafat ibunya beralih kepada kakeknya Abdul Muthalib.

Dengan penuh kasih sayang dan perhatian, Kakeknya terus menjaga sang cucu dengan sebaik mungkin, namun waktu itu Abdul Muthalib  sudah sangat tua dan sering sakit-sakitan. Manakala sakit yang diderita Abdul Mutholib  sudah semakin parah, ia mengumpulkan anak-anaknya.

Kepada anak laki-laki ke empatnya Abu Thalib , Abdul Mutholib  kemudian berwasiat, agar selepas kematiannya anak ke empatnya itu harus menggantikannya untuk mengasuh Muhamad. Selepas peristiwa itu Abdul Muthalib  wafat. Muhamad diasuh oleh kakek tercintanya selama 2 tahun, dengan demikian ketika itinggal wafat oleh kakeknya waktu itu Muhama berumur 8 tahun.

Baca Juga: Abdul Mutholib, Kakek Nabi Muhamad SAW

Muhamad diasuh Pamannya Abu Thalib 

Selepas wasiat yang dipercayakan ayahnya padanya, Abu Thalib kemudian dengan sungguh-sungguh dan telaten mengasuh Muhamad. Muhamad dibesarkan bersama anak-anaknya yang lain. Muhamad juga tinggal bersama di kediamannya.

Pada saat dalam pengasuhan pamanya, ada hal-hal aneh yang tercatat sejarah ketika Muhamad berumur 8-12 tahun.  Pada kiria-kira umur itu, di Mekah terjadi bencana kekeringan. Tidak biasanya hujan tidak turun-turun dimusim dingin. Hal ini tentu membuat orang-orang Mekah paceklik, perekonomian mereka seperti lumpuh, sebab  ternak-ternak mereka kekurangan rerumputan.
Oleh karena itu, orang-orang Qurays mendatangi Abu Thalib  yang kala itu sebagai pemuka Qurays yang dituakan, mereka meminta agar Abu Thalib  melaksanakan doa memohon hujan. Maka Abu Thalib  keluar bersama keponakannya Muhamad, ia memegang Muhamad dan menempelkan punggungnya kedingding Ka’bah. Jari jemarinya memegangi keponakannya sambil berdoa, maka tiak lama setelah itu langit tiba-tiba  mendung lalu menurunkan hujan yang deras hingga lembah-lembah terairi dan lading-ladang menjadi subur.

Abu Thalib Mengajak Muhamad berdagang

Ketika Muhamad berumur 12  tahun, Abu Thalib  merasa tidak ingin meninggalkannya dirumah, ketika ia ingin melaksanakan kegiatan peragangan ke Syam. Ia pun kemudian mengajak keponakannya pergi berdagang menuju Syam.

Pada saat ia memasuki kota Bushra, kejadian aneh lagi-lagi menimpanya, ia merasa ketika ia berdagang, kafilahnya selalu dinaungi oleh awan yang memayungi Muhamad.

Kejiadian aneh ini juga rupanya diamati oleh seorang pendeta bernama Jurjis (Pendeta Buhaira), sang pendeta kemudian mengundang Abu Thalib dan keponakanya di tempatnya, keduanya kemudian dijamu oleh sang pendeta.

Setelah sang Pendeta mengamati dan melihat-lihat Muhamad dengan seksama, ia mengutarakan tentang sesuatu hal yang mencengangkan, ia berkata kepada Abu Thalib  bahwa keponakannya kelak akan menjadi Nabi Akhir Zaman.

Pendeta itu kemudian menyuruh Abu Thalib  agar pulang kembali ke Mekah membawa keponakannya, sebab  menurut pendeta ini, keponakanya sedang dicari-cari orang Yahudi. Mendapati nasehat dan kabar mencengangkan dari pendeta itu, akhirnya Abu Thalib  kemudian pulang ke Mekah tidak melanjutkan perjalanan dagangnya.

Begitulah kisah mengenai masa kanak-kanak Nabi  yang terekam dalam sejarah, yaitu masa dimana Nabi Muhamad berumur 1 hingga 12 tahun.

1 Komentar untuk "Kisah Nabi Muhamad Pada Masa Kanak-Kanak"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel