Kisah Akasyah, Laki-Laki Yang Ingin Memukul Nabi

Kisah ini terjadi beberapa pekan sebelum Rasulullah Wafat, pada saat itu beliau dalam keadaan sakit. Rasulullah dikisahkan berhari-hari terkena sakit, sehingga tidak dapat melakukan shalat jamaah bersama para sahabantnya di Masjid. 

Suatu hari, Sakit Rasulullah membaik, beliaupun kemudian pergi ke masjid untuk menjadi imam shalat, setelah itu dengan dipapah oleh Sahabat Bilal, beliau didudukan di atas mimbar untuk memberikan khutbah atau wejangan bagi para sahabatnya. 

Dari atas mimbar Rasulullah Bersabda : “Wahai Sahabat-sahabat ku semua, Aku ingin bertanya kepada kalian semua, Apakah aku sudah menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah tuhan satu-satunya yang layak untuk disembah..?”

Seluruh sahabat menjawab serentak dengan suara nyaring : “Benar engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah tuhan satu-satunya yang layak untuk disembah” Kemudian Baginda bersabda lagi “Saksikanlah ya Allah..! Sesungguhnya aku telah sampikan amanahmu kepada mereka”

Kemudian, beliau bertanya lagi, ..dan setiap pertanyaan yang dilontarkan, maka seluruh sahabat membenarkannya. Hingga sampailah kemudian pada topik pertanyaan  yang membuat para sahabat sedih dan terharu. 

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya aku akan pergi bertemu tuhan…dan sebelum aku pergi aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua..Apakah aku masih mempunyai hutang terhadap kalian..?, bagi yang merasa silahkan bangun…! aku ingin menyelesaikan hutang piutang tersebut, karena aku tidak mau bertemu tuhan dalam keadaan mempunyai hutang dengan manusia” 

Semua sahabat diam, sedang dalam masing-masig hatinya mereka berkata “Bagimana mungkin Rasulullah berhutang dengan kami, sebab sebenarnya kamilah yang banyak berhutang kepada baginda”

Rasulullah kemudian mengulangi pertanyaanya tersebut berulang-ulang sampai tiga kali. Tiba-tiba bangunlah seorang laki-laki dari tempat duduknya, beliau bernama Akasyah bi Muhsin, lalu ia berkata “Ya Rasulullah aku ingin bercerita dulu, andai setelah ku ceritakan perkara ini termasuk pada masalah hutang-pitung maka patutlah Rasul memberi penjelasan, adapun apabila bukan termasuk pada hutang piutang maka cukuplah Rasul tidak menanggapinya”

Rasulullah SAW kemudian menjawab: “Ceritakanlah wahai Akasyah..!”

Maka Aksayah pun kemudian mulai bercerita : “Aku masih ingat, dahulu ketika Perang Badar, suatu ketika engkau menunggangi kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda, sementara pada kenyataannya, Cambuk itu mengenai dadaku, mengingat pada waktu itu aku berdiri disebelah belakang kuda yang engkau tunggangi” 

Mendengar yang demikian, Rasulullah kemudian memberi penjelasan, “Sesungguhnya  yang demikian itu adalah hutang wahai Akasyah..!, kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama”.

Dengan suara yang agak tinggi, Akasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah !”. 

Akasyah seakan-akan tidak merasa bersalah, padahal pada waktu itu Nabi sedang dalam keadaan sakit, sebagian Sahabat, berteriak memerahi Akasyah “Sesungguhnya engkau tidak mempunyai peri kemanusiaan Akasyah, bukankah Rasulullah dalam keadaan sakit…? begitu teriak kemarahan sebagain sahabat. Tapi Akasyah tidak menghiraukan semua itu.
Ilustrasi
Rasulullah kemudian meminta Bilal untuk mengambi tongkat Nabi di rumah puterinya Fatimah. Maka Fatimah bertanya “Untuk apa Rasulullah meminta tongkat wahai Bilal?”, Bilal kemudian menjawab dengan nada sedih “Tongkat itu akan digunakan Akasyah untuk memukul Rasulullah ya Fatimah..!”

Terperanjat dan dan menagislah kemudian Fatimah seraya berkata: “Kenapa Akasyah hendak pukul ayahku..? Ayahku sedang sakit, kalau ia mau, pukul, pukulah aku ini anaknya”

Bilal kemudian menjawab “Sesungguhnya ini adalah urusan mereka berdua ya Fatimah”

Bilal kemudian membawa tongkat itu ke Masjid, dan menyerahkannya kepada Akasyah. Setelah menerima tongkat, Akasyah kemudian maju kedepan menuju mimbar.

Dalam kedaan itu, tiba-tiba Abu Bakar bangun dan menghalangi Akasyah sambil berkata “Wahai Akasyah..!, kalau kamu hendak memukul baginda, pukulah aku, aku orang yang mula-mula beriman dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Temannya dikala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukulnya, maka pukullah aku..!”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW. “Duduklah wahai kamu Abu Bakar, ..Ini bukan urusan kamu, ini antara aku dan Akasyah” 

Akasyah kemudian maju lagi kedepan mimbar, lalu bangun pula Umar menghalangi Akasyah seraya berkata “Akasyah kalau kamu memang hendak memukul, pukul aku, dahulu akau memang tidak suka mendengar nama Muhamad, bahkan aku pernah berniat menyakitinya, tapi itu dulu, sekarang jangan ada siapapun yang berani menyakiti Muhamad, kalau engkau mau sakiti dia, maka sakitilah aku dahulu..!”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW. “Duduklah wahai kamu Umar, ..Ini bukan urusan kamu, ini antara aku dan Akasyah” 

Akasyah kemudian maju lagi ke depan mimbar, tiba-tiba bangun pula ali Bin abu Thalib, Sepupu Rasulullah, dia menghalangi Akasyah seraya berkata “ Akasyah Pukulah aku, darah yang sama ada pada tubuhku wahai Akasyah!”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW. “Duduklah wahai kamu Ali, ..Ini bukan urusan kamu, ini antara aku dan Akasyah” 

Akasah kemudaian maju lagi ke depan mimbar…
Tiba-tiba tanpa disagka-sangaka, bagunlah kedua cucu kesayangan baginda, Hasan dan Husain mereka berdua merayu dan memohon “Wahai paman..! Pukulah kami saja paman, Kakek kami sedang sakit, sesungguhnya kami adalah cucu kesayangan baginda, Pukulah kami wahai paman..!”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW. “wahai cucu-cucuku duduklah..!, ..Ini urusan kakek dan Akasyah” 

Ketika sampai ditanggah mimbar, dengan tegas Akasyah berkata “Bagaimana aku hendak memukul engka Ya Rasulullah..!, engkau duduk di atas sementara aku dibawah, kalau engkau hendak aku pukul, maka turunlah kebawah”.

Rasulullah memang seorang insan yang berahlak baik tiada bandingannya, baginda kemudian meminta beberapa orang sahabat untuk memapahnya kebawah, baginda kemudian didudukan pada sebuah kursi, kemudian dengan suara tegas Akasyah berkata lagi ”Semasa engkau memukul aku dahulu, aku tidak memakai baju ya Rasulullah..!” 

Tanpa menolak, dan dalam keadaan lemah karena sakit, Rasulullah membuka baju, lalu terlihatlah tubuh Nabi yang indah menawan, sedangkan diantara perutnya erselip beberapa batu, menandakan bahwa beliau sedang menahan lapar. 

Sementara disisi lain, melihat kelakuan Akasyah yang kurang ajar, seluruh sahabat menangis menyucurkan air matanya, tak kuasa melihat kejadian di depan matanya. Mereka terisak-isak, mau marah namun tak bisa. 

Rsasulullah kemudian bersabda “Wahai Akasyah bersegeralah, dan janganlah kamu berlebih-lebihan nanti Tuhan akan murka padamu..!”

Akasyah kemudian menghampiri Rasulullah, …lalu Akasyah menghayunkan tongkat itu dan melemparkannya, selanjutnya kemudian ia memeluk tubuhNabi, dengan seerat-eratnya. Sambil menangis dan berteriak, Akasyah berkata

Ya Rosululllah Ampunilah hamba, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah, ….sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu…..karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan terbakar oleh api neraka, dan sesungguhnya aku takut denga api neraka….maafkanlah aku ya Rasulullah”. 

Rasulullah dalam keadaan penuh hiba kemudian bersabda “Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kamu ingin melihat ahli Syurga maka lihatlah Akasyah..!". Mendengar sabda Nabi, semua sahabat tidak kuasa membendung air mata yang bercucuran pada pipi-pipi mereka, kemudian setelah itu para sahabat beramai-ramai memeluk baginda.

Catatan:
Kisah di atas diambil dari Hadist Riwayat Ibnu Abbas RA, yang terdapat dalam kitab Duratun Nasihin.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Akasyah, Laki-Laki Yang Ingin Memukul Nabi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel