Media Busy Book

Secara bahasa, istilah busy book berasal dari bahasa Inggris, busy bermakna sibuk/akivitas sementara kata book bermaksud buku. Adapun secara istilah menurut Mufliharsi busy book (2017: 1) adalah buku yang terbuat dari kain berisi aktivitas permainan sederhana yang didesain kreatif sebagai alat peraga.

Senada dengan itu, menurut menurut Annisa (2016), busy book merupakan alat permainan dalam bentuk buku berbahan kain flanel yang dirancang untuk mengembangkan kognitif anak.
Tidak berbeda dengan pendapat sebelumnya, Irene (Nilmayani, 2017) juga menyatakan bahwa yang dimaksud dengan busy book adalah buku kain yang terdiri dari halaman-halaman yang berisi berbagai macam kegiatan yang dikemas dalam bentuk buku.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapatlah dimengerti bahwa bahwa media pembelajaran busy book adalah buku kain yang berisi berbagai macam aktivitas sederhana yang dijadikan sebagai alat peraga.

Kelebihan media busy book

Media busy book termasuk dalam media visual. Kelebihan media pembelajaran busy book menurut Daryanto (2013: 23) adalah: dapat dipakai untuk semua mata pelajaran, dapat dibuat sendiri, item-item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa, dapat digunakan berkali-kali, dan menghemat waktu dan tenaga.

Dalam penggunaannya media busy book dapat divariasi dengan media yang lainnya. Sedangkan kelebihannya menurut Indriana (2011: 63) yaitu: mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa melalui proses visualisasi. Media ini juga dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, serta proses pembuatannya yang relatif cepat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan media pembelajaran busy book dalam penelitian ini adalah terdapat item-item yang dapat diatur, dapat digunakan berkali-kali, mempercepat pemahaman siswa melalui proses visualisasi, dan dibuat menarik bagi siswa dengan warna-warna yang terdapat dalam media.

Kekurangan media busy book

Kekurangan media busy book menurut Daryanto (2013: 19) adalah: tidak dapat menjangkau kelompok besar. Selain itu media busy book hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja serta tidak menampilkan unsur audio dan gerak. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, kekurangan media busy book menurut Indriana (2011: 63) adalah penyajian pesan hanya berupa unsur visual saja. Agar menghasilkan media yang baik dibutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan media pembelajaran busy book dalam penelitian ini adalah hanya menekankan persepsi indra penglihatan dan indra peraba saja serta tidak menampilkan unsur audio dan gerak.

Kriteria Penilaian Media Busy Book

Penilaian suatu media pembelajaran berlangsung mulai dari proses pengembangan sampai dengan uji lapangan. Penilaian dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan siswa kelas 1 SD Negeri Kiajaran Indramayu sebagai subjek uji coba.

Kriteria penilaian oleh ahli media

Media busy book memuat unsur media grafis. Pada media ini terdapat beberapa gambar. Wati (2016: 36-38) mengatakan terdapat beberapa prinsip dan unsur pada pengembangan media grafis yaitu sebagai berikut.

  1. Prinsip keterpaduan, merupakan elemen-elemen yang saling terkait dan menyatu untuk menampilkan media yang menyeluruh dan dapat membantu pemahaman siswa.
  2. Prinsip penekanan, merupakan penyajian media yang dibuat sesederhana mungkin agar dapat dijadikan pusat perahatian siswa.
  3. Prinsip keseimbangan, merupakan sebuah kesamarataan yang dicapai pada setiap unsur dalam tampilan media.
  4. Unsur bentuk, merupakan unsur yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa dengan bentuk media yang asing atau tidak biasa. Ketertarikan siswa dapat ditingkatkan dengan mengatur tekstur dan ukurannya.

Media busy book dilengkapi panduan bercerita untuk guru yang merupakan media hasil cetakan. Kriteria fisik media cetak menurut Smaldino (2011: 289) adalah sebagai berikut.

  1. Fleksibilitas. Media dapat diadaptasi dengan berbagai tujuan dan kondisi lingkungan.
  2. Portabilitas. Media mudah untuk dipindahkan dan tidak membutuhkan alat lain untuk membawanya.
  3. Ramah bagi pengguna. Media dirancang agar mudah digunakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus untuk mengaturnya.
Selain pengaturan gambar, pada media grafis juga terdapat pengaturan warna. Pemilihan warna untuk sebuah media pembelajaran hendaknya memperhatikan keharmonisan. Wati (2016: 39) mengatakan penggunaan warna dalam media hendaknya dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, serta menciptakan respon emosional tertentu.

Pett dan Wilson (Smaldino, 2011: 83) menyebutkan beberapa saran dalam penggunaan warna pada sebuah media pembelajaran yaitu sebagai berikut.

  1. Konsistenlah dengan pilihan warna umum di seluruh material.
  2. Gunakan warna yang sangat jenuh untuk materil yang ditujukan untuk anak-anak kecil.
  3. Perhatikan makna-makna warna yang digunakan, misalnya merah dan kuning bermakna hangat, hijau dan biru bermakna sejuk.
  4. Perhatikan makna-makna para siswa dari berbagai latar belakang budaya berbeda letakkan pada warna.

Pada penggunaan media busy book juga memperhatikan unsur-unsur teks yang berbasis cetakan. Arsyad (2011: 87-88) menyebutkan bahwa unsur-unsur teks pada media adalah sebagai berikut.

  1. Konsistensi, merupakan kekonsistensian dalam format dari halaman ke halaman.
  2. Format, merupakan tata letak teks yang disesuaikan dengan panjangpendeknya paragraf.
  3. Organisasi, merupakan penyusunan teks secara keseluruhan yang memudahkan sisa dalam memperoleh informasi.
  4. Ukuran huruf, merupakan pemilihan ukuran teks yang disesuaikan dengan siswa, pesan, dan lingkungannya.
  5. Daya tarik, berfungsi untuk memotivasi siswa untuk terus membaca.

Pengembangan media pembelajaran busy book ditujukan untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu perlu disertakan petunjuk penggunaan media.

Smaldino (2011: 125-126) mengatakan bahwa dalam prosedur penggunaan media yang sistematis perlu memperhatikan beberapa kriteria yaitu: (1) penggunaan bahasa yang sesuai, (2) kualitas teknis, (3) memiliki tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa, dan (4) mudah digunakan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan, maka kriteria penilaian oleh ahli media dalam penelitian ini meliputi aspek fisik, gambar, warna, teks, dan komponen penunjang media. Aspek-aspek dijabarkan dalam instrumen angket penilaian dari ahli media.

Kriteria penilaian oleh ahli materi

Aspek ketepatan materi berkaitan dengan kesesuaiannya dengan kurikulum dan karakteristik siswa. Kasmadi (Rohani, 1997: 32) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan isi pada media pembelajaran perlu memperhatikan circular relevance atau kesesuaian dengan isi kurikulum.

Sudjana (2011: 4) menambahan bawa materi yang terdapat pada media pembelajaran perlu memperhatikan ketepatan terhadap tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan instruksional berisi pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis untuk lebih memungkinkan menggunakan media pembelajaran.

Susilana (2008: 33) menambahkan bahwa dalam media pembelajaran perlu memperhatikan kebenaran dari materi dan tingkat kebutuhan pada siswa.

Materi dalam sebuah media berkaitan dengan penggunaan bahasa dan tulisan. Akbar (2013: 36) mengatakan bahwa dalam menyusun media pembelajaran perlu memperhatikan kaidah bahasa yang benar seperti: penggunaan ejaan, istilah, dan struktur kalimat yang tepat serta keterbacaan media oleh siswa berkaitan dengan panjang kalimat dan struktur kalimat.

Selain itu, Zuhdi (Akbar, 2013: 35) menjelaskan bahwa media pembelajaran hendaknya komunikatif yang artinya mudah dicerna oleh siswa, sistematis, jelas, dan tidak mengandung kesalahan bahasa.
Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, maka kriteria penilaian oleh ahli materi pada penelitian ini meliputi kualitas isi dan penggunaan bahasa serta tulisan. Kedua aspek tersebut disusun dalam sebuah instrumen angket penilaian untuk ahli materi.

Kriteria penilaian oleh siswa

Penilaian disusun dalam sebuah instrumen angket penilaian untuk siswa sebagai subjek uji coba. Heinich (Kustandi, 2013: 77) menyebutkan bahwa dalam pemilihan media hendaknya memperhatikan daya tarik materi yang sesuai dengan media yang digunakan. Materi hendaknya tepat untuk mendukung isi pelajaran sehingga mampu mengenalkan materi pada siswa. Hal tersebut bertujuan agar materi dan media sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Media yang akan dikembangkan termasuk dalam jenis media grafis. Kustandi (2013: 87-88) menyebutkan bahwa dalam penggunaan media grafis perlu memperhatikan berbagai hal sebagai berikut: media yang digunakan hendaknya dapat menarik perhatian siswa, penggunaan gambar, penggunaan warna yang realistis dan serasi, kemudahan dalam penggunaannya, dan keawetan media.

Selain itu media digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kustandi (2013: 78-79) menyatakan bahwa penggunaan media perlu memperhatikan kesenangan dan keefektivannya. Media hendaknya dapat memotivasi siwa, terdapat kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar. Media juga perlu memperhatikan partisipasi siswa agar siswa mampu menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan oleh guru sehingga pembelajaran berlangsung dua arah.

Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, maka kriteria penilaian oleh siswa sebagai subjek uji coba pada penelitian ini meliputi daya tarik materi, penggunaan media, dan pelaksanaan pembelajaran. Ketiga aspek tersebut disusun dalam sebuah instrumen angket penilaian oleh siswa.

Belum ada Komentar untuk "Media Busy Book"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel