Biografi Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Kamis, 07 November 2019
Tulis Komentar
Sunan Ampel adalah salah satu anggota Wali Songo yang cukup masyhur, nama aslinya Raden Rahmat. Menurut Babad Tanah Jawi Sunan Ampel adalah putra Makdum Ibrahim dari Campa. Ia merupakan keponakan putri Campa Dwarawati yang dinikahi oleh Prabu Brawijaya Majapahit. Sunan Ampel mempunyai seorang adik bernama Raden Santri dan seorang keponakan yang bernama Raden Burerureuh.
Bersama adik dan keponakannya, Sunan Ampel mengunjungi Majapahit untuk mengunjungi bibinya Dwarawati di Istana Kerajaan Majapahit. Sesampainya ke Majapahit ketiganya menghadap Prabu Brawijaya, ketiganya diterima dengan baik.
Menurut Naskah Mertasinga Cirebon, Sunan Ampel Datang ke Majapahit juga untuk menengok Bibiknya, akan tetapi dalam naskah ini Sunan Ampel di usir oleh Prabu Brawijaya karena lancing mengajak Brawijaya masuk agama Islam. Selepas itu Sunan Ampel kemudian menetap di Ampel Denta.
Setelah satu tahun lamanya Sunan Ampel tinggal di Majapahit ia berjodoh dengan anak Tumenggung Wilwatikta yang bernama Nyi Gede Manila, setelah menikah Raden Rahmat menetap di Ampel Denta, di tempat itu Raden Rahmat menjadi seorang ulama dan penyebar Islam sehingga ia kemudian dikenal dengan nama Sunan Ampel.
Raden Santri, adik dari Sunan Ampel berjodoh dengan putri Arya Terja sementara keponakannya Raden Beureueruh juga berjodoh dengan anak kedua Arya Teja setelah berkeluarga adik dan keponakan Sunan Ampel bertempat tinggal di Gersik. Sunan Ampel adalah tokoh yang identik dengan Boong Swi Hoo yang kisahnya diceritakan pada Kronik Cina Kuil Sam Po Kong Semarang. Menurut sumber ini Sunan Ampel datang ke Jawa pada Tahun 1445.
Dari perkawinannya dengan Nyi Ageng Manila Sunan Ampel mempunyai seorang putra bernama Bonang, ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sunan Bonang, juga merupakan anggota Wali Songo yang masyhur.
Di Ampel Denta Sunan Gunung Jati belajar agama kepada Sunan Ampel selama beberapa tahun sebelum akhirnya diperintahkan oleh Sunan Ampel agar pergi mengajarkan Agama di Cirebon dan menetap di Gunung Jati.
Bersama adik dan keponakannya, Sunan Ampel mengunjungi Majapahit untuk mengunjungi bibinya Dwarawati di Istana Kerajaan Majapahit. Sesampainya ke Majapahit ketiganya menghadap Prabu Brawijaya, ketiganya diterima dengan baik.
Menurut Naskah Mertasinga Cirebon, Sunan Ampel Datang ke Majapahit juga untuk menengok Bibiknya, akan tetapi dalam naskah ini Sunan Ampel di usir oleh Prabu Brawijaya karena lancing mengajak Brawijaya masuk agama Islam. Selepas itu Sunan Ampel kemudian menetap di Ampel Denta.
Setelah satu tahun lamanya Sunan Ampel tinggal di Majapahit ia berjodoh dengan anak Tumenggung Wilwatikta yang bernama Nyi Gede Manila, setelah menikah Raden Rahmat menetap di Ampel Denta, di tempat itu Raden Rahmat menjadi seorang ulama dan penyebar Islam sehingga ia kemudian dikenal dengan nama Sunan Ampel.
Raden Santri, adik dari Sunan Ampel berjodoh dengan putri Arya Terja sementara keponakannya Raden Beureueruh juga berjodoh dengan anak kedua Arya Teja setelah berkeluarga adik dan keponakan Sunan Ampel bertempat tinggal di Gersik. Sunan Ampel adalah tokoh yang identik dengan Boong Swi Hoo yang kisahnya diceritakan pada Kronik Cina Kuil Sam Po Kong Semarang. Menurut sumber ini Sunan Ampel datang ke Jawa pada Tahun 1445.
Dari perkawinannya dengan Nyi Ageng Manila Sunan Ampel mempunyai seorang putra bernama Bonang, ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sunan Bonang, juga merupakan anggota Wali Songo yang masyhur.
Sunan Ampel Guru Sunan Gunung Jati
Menurut Naskah Mertasinga, sebelum Sunan Gunung Jati menetap di Cirebon serta menjadi Sultan Cirebon menggantikan kedudukan Uwaknya Pangeran Cakrabuana, Sunan Gunung Jati dari Mesir terlebih dahulu singgah di Pasai dan kemudian ke Ampel Denta.Di Ampel Denta Sunan Gunung Jati belajar agama kepada Sunan Ampel selama beberapa tahun sebelum akhirnya diperintahkan oleh Sunan Ampel agar pergi mengajarkan Agama di Cirebon dan menetap di Gunung Jati.
Belum ada Komentar untuk "Biografi Sunan Ampel (Raden Rahmat)"
Posting Komentar