Modul Dalam Dunia Pendidikan
Jumat, 17 Mei 2019
Tulis Komentar
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pengajaran dan pembelajaran dikenal istilah “modul”, fungsinya sangat penting sebab mampu mempercepat pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Lalu seperti apa sebenranya modul itu?, maka dalam rtikel ini berusha untuk menjawabnya, sebab didalamnya membahas mengenai pengertian, karakteristik serta fungsi dan tujuann modul, adapun penjelsannya sebagai beikut:
Dengan demikian, modul seharusnya dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk menggantikan fungsi guru ketika guru berhalangan hadir. Jika guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya, (Depdiknas, 2008).
Sudjana dan Rifai (2002) makna modul menurut istilah asalnya, adalah alat ukur yang lengkap, merupakan unit yang berfungsi sebagai kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul bisa dipandang sebagai paket program pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya.
Majid (2008) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar maka akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Oleh sebab itu, modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan ajar yang di susun secara sistematisdengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar secara mandiri dalam artian tanpa bantuan atau bimbingan dari guru.
Selain itu dengan menggunakan modul, siswa juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dibahas pada setiap satuan modul sehingga jika telah menuasainya, maka mereka dapat melanjutkan pada suatu modul tingkat berikutnya. Begitupun sebaliknya, jika siswa belum mampu maka mereka diminta untuk mengulangi dan mempelajarinya kembali. Untuk menilai baik tidaknya suatu modul dapat ditentukan oleh mudah tidaknya modul digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut, Vembriarto (1985) menambahkan bahwa modul memiliki lima macam cirri khas, diantaranya modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap, Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis, Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dan spesifik, Modul memungkinkan siswa belajar sendiri (independent), modul memuat bahan yang bersifat self-instructiontional, Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual, merupakan salah satu perwujudan pembelajaran individual. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan siswa lainnya.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa modul memiliki banyak kelebihan sehingga dianggap penting untuk diberlakukannya penggunaan modul pada pembelajaran biologi untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran juga perannya bisa menggantikan peran pengajar.
Modul memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu sebagai berikut:
Dilihat dari sisi kegunaannya, modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu Modul sebagai penyedia informasi dasar. Karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut, Modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa, Modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif, Modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan menjadi bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan penilaian sendiri (self-assesment), (Belawati Dan Sadjati, 2003).
Lalu seperti apa sebenranya modul itu?, maka dalam rtikel ini berusha untuk menjawabnya, sebab didalamnya membahas mengenai pengertian, karakteristik serta fungsi dan tujuann modul, adapun penjelsannya sebagai beikut:
Pengertian Modul
Majid (2008), menyebutkan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar pesrta didik dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru, pendapat lain mengatakan bahwa modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunaannya dapat belajar bersama seorang guru ataupun tidak.Dengan demikian, modul seharusnya dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk menggantikan fungsi guru ketika guru berhalangan hadir. Jika guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya, (Depdiknas, 2008).
Sudjana dan Rifai (2002) makna modul menurut istilah asalnya, adalah alat ukur yang lengkap, merupakan unit yang berfungsi sebagai kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul bisa dipandang sebagai paket program pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya.
Majid (2008) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar maka akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Oleh sebab itu, modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan ajar yang di susun secara sistematisdengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar secara mandiri dalam artian tanpa bantuan atau bimbingan dari guru.
Selain itu dengan menggunakan modul, siswa juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang dibahas pada setiap satuan modul sehingga jika telah menuasainya, maka mereka dapat melanjutkan pada suatu modul tingkat berikutnya. Begitupun sebaliknya, jika siswa belum mampu maka mereka diminta untuk mengulangi dan mempelajarinya kembali. Untuk menilai baik tidaknya suatu modul dapat ditentukan oleh mudah tidaknya modul digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Karakteristik Modul
Terdapat beberapa karakteristik dalam bahan ajar cetak yang berupa modul. Menurut Prabowo (2012), ada tujuh karakteristik modul, yaitu: Modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, Modul merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, Modul mengandung tujuan, bahan atau kegiatan dan evaluasi, Modul di sajikan secara komunikatif, dua arah, Modul diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar, Modul memiliki cakupan bahasa terfokus dan terukur, Modul mementingkan aktivitas belajar pemakai.Sejalan dengan hal tersebut, Vembriarto (1985) menambahkan bahwa modul memiliki lima macam cirri khas, diantaranya modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap, Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis, Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dan spesifik, Modul memungkinkan siswa belajar sendiri (independent), modul memuat bahan yang bersifat self-instructiontional, Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual, merupakan salah satu perwujudan pembelajaran individual. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan siswa lainnya.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa modul memiliki banyak kelebihan sehingga dianggap penting untuk diberlakukannya penggunaan modul pada pembelajaran biologi untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran juga perannya bisa menggantikan peran pengajar.
Fungsi, Tujuan dan Manfaat Modul
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, pada dasarnya modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar dapat membantu mereka mereka dalam belajar secara mandiri dengan bantuan atau tanpa bimbingan yang minimal dari pendidik. Dengan demikian mengisyaratkan bahwa dalam penyusunan modul memiliki arti penting bagi kegiatan pembelajaran. Arti penting ini diantaranya adalah fungsi, tujuan, dan kegunaan modul bagi kegiatan pembelajaran, (Prasetowo, 2014).Modul memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu sebagai berikut:
- Sebagai bahan ajar mandiri. Maksudnya penggunaan modul dalam proses pembelajaran biologi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.
- Sebagai pengganti fungsi pendidik. Maksudnya modul adalah sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah difahamioleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Sementara fungsi penjelas sesuatu itu juga melekat pada pendidik. Oleh sebab itu, penggunaan modul dapat berfungsi sebagai pengganti peran fasilitator atau pendidik.
- Sebagai alat evaluasi. Maksudnya dengan modul siswa dituntut untuk mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, modul dikatakan sebagai alat evaluasi.
- Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Maksudnya karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.
Dilihat dari sisi kegunaannya, modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu Modul sebagai penyedia informasi dasar. Karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut, Modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi siswa, Modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif, Modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik dan menjadi bahan untuk berlatih siswa dalam melakukan penilaian sendiri (self-assesment), (Belawati Dan Sadjati, 2003).
Belum ada Komentar untuk "Modul Dalam Dunia Pendidikan"
Posting Komentar