Bahan Ajar Komik Berbasis Socio Scientific Issues
Minggu, 28 April 2019
Tulis Komentar
Media pembelajaran atau bahan ajar adalah seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang di susun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.Bahan ajar juga berfungsi untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran (Andi Prastowo, 2013).
Bahan ajar berfungsi untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Bahan ajar merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari sumber pengajar ke sumber lain sebagai penerima atau peserta didik.Bahan ajar yang digunakan pada saat pembelajaran dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan informasi atau materi yang akan dipelajari dari guru ke peserta didik.
Bahan ajar menurut Prastowo (2013) merupakan sumber belajar sangat penting dalam menyusun bahan ajar. Keberadaan sumber belajar memiliki setidaknya tiga tujuan utama, diantaranya yaitu memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar, dan memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran, komik, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002).
Media yang jarang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media komik, komik merupakan gabungan gambar atau lambang-lambang lain yang tergabung dalam turutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Komik menjadi salah satu alternatif sumber bahan ajar yang dapat mengkonkritkan materi yang sifatnya kompleks dan abstrak. Komik diharapkan mampu menyediakan situasi belajar yang kondusional, menarik dan bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasana sosial di kelas.
Asnawir (2002) berpendapat bahwa komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas dan mudah dipahami.Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.
Komik menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata dari cerita pada komik, menggunakan warna yang menarik dan terang sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk membaca komik, cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa sehari-hari, sehingga mereka akan lebih paham dengan permasalahan yang mereka alami.
Siswa cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar (seperti komik) dibanding buku pelajaran, dikarenakan komik memiliki alur cerita yang runtut dan teratur memudahkan untuk diingat kembali. Pembelajaran yang menggunakan media komik sains diharapkan proses pembelajaran akan menjadikan kegiatan pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Minat membaca yang rendah menyebabkan keaktifan dan hasil belajar menjadi rendah. Kerumitan bahan ajar yang disampaikan semakin membuat siswa kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran termasuk buku biologi. Pemilihan media pembelajaran penting untuk diperhatikan agar dapat meningkatkan minat belajar siswa.Salah satu alternatif pilihan untuk mengganti bahan ajar textbook yang dapat digunakan untuk menunjang tujuan pembelajaran adalah penggunaan komik.
Sudjana (2011) memaparkan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar atau dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.
Socio scientific Issues (SSI) merupakan proses pembelajaran yang menyediakan situasi belajar begitu bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasan sosial di dalam kelas.
Tantangan untuk saling berbagi gagasan, pengetahuan, serta nilai-nilai yang berpijak pada isu-isu sosial yang disajikan dalam pembelajaran, ada empat hal penting dalam pembelajaran berbasis SSI, yang meliputi: peluang munculnya diskusi, isu yang potensial untuk aplikasi konsep ilmu, proses transfer pengetahuan, dan praktik komunikasi sosial (Zeidler, 2009).
Dimensi isu yang dikaji selain keempat aspek tersebut juga terdapat tiga aspek lain yaitu peluang munculnya diskusi, proses transfer pengetahuan dan praktik kemunikasi sosial, menggambarkan pentingnya situasi belajar yang dapat mendorong siswa berbagi pendapat secara toleran, saling menghargai, dan menunjukkan kepekaan dalam rangka negosiasi atas isu yang dikaji.
Secara epistemologi, pembelajaran berbasis SSI dapat disebut sebagai model karena memiliki kerangka teoretis aplikasi yang dapat dijabarkan secara praktis dalam implementasinya. Dalam hal ini, Levinson (2006) mengembangkan kerangka teoritis model pembelajaran berbasis SSI yang didasarkan pada tiga pondasi pemikiran, meliputi: unsur pertentangan gagasan atau argumen, jalinan komunikasi, dan kemampuan mental-pikir yang digunakan untuk menentukan keputusan.
Sadler (2009) mengemukakan pendapat mengenai pentingnya SSI (Socio Scientific Issues) sebagai upaya untuk menyediakan situasi belajar yang bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasana sosial di kelas.
SSI sendiri merupakan representasi dari persoalan atau isu-isu dalam kehidupan sosial yang secara konseptual berkaitan dengan sains (Anagun dan Ozden, 2010).SSI dapat ditemukan dalam isu-isu yang berkembang di lingkungan sosial seperti pemanfaatan energi nuklir, Genetic Modified Organism (GMOs), pemanasan global dan perubahan iklim.
Sebagai pondasi pertama, unsur pertentangan gagasan atau argumen merujuk kepada karakteristik isu yang bisa ditemukan dan dipelajari siswa dalam pembelajaran dengan SSI. Terdapat sembilan kategori isu yang masing-masing menggambarkan konflik antara pandangan ilmiah sains dan kesadaran sosial-budaya, di mana bukti atau informasi ilmiah, nilai-nilai sosial serta interpretasi atas keduanya saling terkait membentuk pertentangan-pertentangan kognitif yang perlu dicari jalan keluarnya.Secara eksplisit, kategori-kategori isu tersebut menunjukkan peran kontekstualisasi persoalan sains berbasis sosial yang dipelajari dalam pembelajaran berbasis SSI.
Proses pembelajaran berbasis SSI menurut Nurfauziah (2015) dapat mendorong rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Pembelajaran berbasis SSI juga melatih siswa untuk aktif dan berpikir secara logis, karena dalam pembelajaran berbasis SSI terdapat tahapan Argumentation, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sendiri mengenai isu sosial yang dibahas kepada siswa yang mempresentasikan jawabannya. Siswa pada tahapan ini terlihat debat, ada yang setuju maupun tidak setuju (Wulandari, 2017).
Media pembelajaran atau bahan ajar adalah seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang di susun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Bahan ajar juga berfungsi untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran (Andi Prastowo, 2013).
Sudjana (2011) memaparkan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar atau dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.
Bahan ajar komik dibuat untuk mempermudah siswa dalam prose pembelajaran, selain itu komik dibuat untuk memotivasi siswa untuk membaca buku bahan ajar selain modul dan buku paket lainya.
Bahan ajar komik yang dibuat berbasis socio scientific issuesuntuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, dimana materi yang dimuat dalam komik akan dikaiatkan dengan isu-isu atau masalah sosial yang sedang berkembang di masyarakat.
Bahan ajar berfungsi untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Bahan ajar merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari sumber pengajar ke sumber lain sebagai penerima atau peserta didik.Bahan ajar yang digunakan pada saat pembelajaran dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan informasi atau materi yang akan dipelajari dari guru ke peserta didik.
Bahan ajar menurut Prastowo (2013) merupakan sumber belajar sangat penting dalam menyusun bahan ajar. Keberadaan sumber belajar memiliki setidaknya tiga tujuan utama, diantaranya yaitu memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar, dan memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran, komik, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002).
Media yang jarang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media komik, komik merupakan gabungan gambar atau lambang-lambang lain yang tergabung dalam turutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Komik menjadi salah satu alternatif sumber bahan ajar yang dapat mengkonkritkan materi yang sifatnya kompleks dan abstrak. Komik diharapkan mampu menyediakan situasi belajar yang kondusional, menarik dan bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasana sosial di kelas.
Asnawir (2002) berpendapat bahwa komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas dan mudah dipahami.Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.
Komik menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata dari cerita pada komik, menggunakan warna yang menarik dan terang sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk membaca komik, cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa sehari-hari, sehingga mereka akan lebih paham dengan permasalahan yang mereka alami.
Siswa cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar (seperti komik) dibanding buku pelajaran, dikarenakan komik memiliki alur cerita yang runtut dan teratur memudahkan untuk diingat kembali. Pembelajaran yang menggunakan media komik sains diharapkan proses pembelajaran akan menjadikan kegiatan pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Minat membaca yang rendah menyebabkan keaktifan dan hasil belajar menjadi rendah. Kerumitan bahan ajar yang disampaikan semakin membuat siswa kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran termasuk buku biologi. Pemilihan media pembelajaran penting untuk diperhatikan agar dapat meningkatkan minat belajar siswa.Salah satu alternatif pilihan untuk mengganti bahan ajar textbook yang dapat digunakan untuk menunjang tujuan pembelajaran adalah penggunaan komik.
Sudjana (2011) memaparkan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar atau dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.
Socio scientific Issues (SSI) merupakan proses pembelajaran yang menyediakan situasi belajar begitu bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasan sosial di dalam kelas.
Tantangan untuk saling berbagi gagasan, pengetahuan, serta nilai-nilai yang berpijak pada isu-isu sosial yang disajikan dalam pembelajaran, ada empat hal penting dalam pembelajaran berbasis SSI, yang meliputi: peluang munculnya diskusi, isu yang potensial untuk aplikasi konsep ilmu, proses transfer pengetahuan, dan praktik komunikasi sosial (Zeidler, 2009).
Dimensi isu yang dikaji selain keempat aspek tersebut juga terdapat tiga aspek lain yaitu peluang munculnya diskusi, proses transfer pengetahuan dan praktik kemunikasi sosial, menggambarkan pentingnya situasi belajar yang dapat mendorong siswa berbagi pendapat secara toleran, saling menghargai, dan menunjukkan kepekaan dalam rangka negosiasi atas isu yang dikaji.
Secara epistemologi, pembelajaran berbasis SSI dapat disebut sebagai model karena memiliki kerangka teoretis aplikasi yang dapat dijabarkan secara praktis dalam implementasinya. Dalam hal ini, Levinson (2006) mengembangkan kerangka teoritis model pembelajaran berbasis SSI yang didasarkan pada tiga pondasi pemikiran, meliputi: unsur pertentangan gagasan atau argumen, jalinan komunikasi, dan kemampuan mental-pikir yang digunakan untuk menentukan keputusan.
Sadler (2009) mengemukakan pendapat mengenai pentingnya SSI (Socio Scientific Issues) sebagai upaya untuk menyediakan situasi belajar yang bermakna bagi siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan biologinya pada suasana sosial di kelas.
SSI sendiri merupakan representasi dari persoalan atau isu-isu dalam kehidupan sosial yang secara konseptual berkaitan dengan sains (Anagun dan Ozden, 2010).SSI dapat ditemukan dalam isu-isu yang berkembang di lingkungan sosial seperti pemanfaatan energi nuklir, Genetic Modified Organism (GMOs), pemanasan global dan perubahan iklim.
Sebagai pondasi pertama, unsur pertentangan gagasan atau argumen merujuk kepada karakteristik isu yang bisa ditemukan dan dipelajari siswa dalam pembelajaran dengan SSI. Terdapat sembilan kategori isu yang masing-masing menggambarkan konflik antara pandangan ilmiah sains dan kesadaran sosial-budaya, di mana bukti atau informasi ilmiah, nilai-nilai sosial serta interpretasi atas keduanya saling terkait membentuk pertentangan-pertentangan kognitif yang perlu dicari jalan keluarnya.Secara eksplisit, kategori-kategori isu tersebut menunjukkan peran kontekstualisasi persoalan sains berbasis sosial yang dipelajari dalam pembelajaran berbasis SSI.
Proses pembelajaran berbasis SSI menurut Nurfauziah (2015) dapat mendorong rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Pembelajaran berbasis SSI juga melatih siswa untuk aktif dan berpikir secara logis, karena dalam pembelajaran berbasis SSI terdapat tahapan Argumentation, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sendiri mengenai isu sosial yang dibahas kepada siswa yang mempresentasikan jawabannya. Siswa pada tahapan ini terlihat debat, ada yang setuju maupun tidak setuju (Wulandari, 2017).
Media pembelajaran atau bahan ajar adalah seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang di susun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Bahan ajar juga berfungsi untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran (Andi Prastowo, 2013).
Sudjana (2011) memaparkan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar atau dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.
Bahan ajar komik dibuat untuk mempermudah siswa dalam prose pembelajaran, selain itu komik dibuat untuk memotivasi siswa untuk membaca buku bahan ajar selain modul dan buku paket lainya.
Bahan ajar komik yang dibuat berbasis socio scientific issuesuntuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, dimana materi yang dimuat dalam komik akan dikaiatkan dengan isu-isu atau masalah sosial yang sedang berkembang di masyarakat.
Belum ada Komentar untuk "Bahan Ajar Komik Berbasis Socio Scientific Issues "
Posting Komentar