Pangeran Kusuma Jaya Penggangu Belanda Di Cidamar
Minggu, 10 Februari 2019
Tulis Komentar
Pangeran Kusuma Jaya adalah saudara Sultan Cirebon yang lahir dari selir, Pangeran ini dikisahkan pernah menggangu tentara Belanda di Cidamar, para tentara Belanda dibuat kerepotan oleh pangeran ini, sebab ketika mereka hendak menumpas pemberontakan di Cidamar, tiba-tiba kepala serdadu Belanda berjatuhan tanpa ada satupun orang yang kelihatan menebasnya. Orang-orang Belanda itu kemudian berlari tunggang langgang dari Cidamar.
Selama hidupnya Pangeran Kusuma Jaya lebih memilih keluar dari Istana Cirebon, ia mengembara keberbagai tempat untuk mendalami ajaran Sufi, tokoh ini dalam legenda Cirebon juga disebut sebagai tokoh yang tidak menyukai orang-orang Belanda.
Ketika Cirebon dalam kondisi akrab-akrab nya dengan Belanda, Cirebon membangun Benteng Kota atas bantuan Belanda, benteng yang terbuat dari batu tebal itu dilengkapi dengan beberapa meriam tercanggih dizamanya. Sultan Cirebonpun merasa senang dengan adanya Benteng pertahanan yang dimiliki kesultanan.
Suatu hari Sultan Cirebon bersama orang-orang Belanda mengadakan kunjungan ke Benteng itu. Pada saat kunjungan Pangeran Kusuma Jaya yang memiliki kesaktian tidak dapat terlihat oleh siapapun, mencoba meruntuhkan kesombongan adiknya dengan cara menggoyang-goyang benteng tersebut.
Benteng yang kokoh tersebut seolah-olah mau runtuh, Sultan yang mengetahui bahwa itu kelakukan kakaknya, sekoyong-koyong melarang kakaknya agar jangan mengganggunya, serta memerintahkan kakaknya jika tidak suka dengan dirinya dan juga orang-orang Belanda hendaknya pergi ketempat yang jauh dan sepi.
Pangeran Kusuma Jaya kemudian mengikuti usul adiknya, ia menyingkir dan tinggal di Kajuwanan, akan tetapi rohnya kemudian berubah menjadi Raja Topeng Baladewa yang berkuasa di pantai selatan, tepatnya di Bumi Cidamar.
Pada suatu hari, Gubernur Batavia mendapati laporan bahwa di Cidamar ada kerusuhan yang mengarah pada pemberontakan, oleh karena itu, Sang Gubernur kemudian mengutus beberapa ratus tentara Belanda untuk memadamkan kerusuhan.
Setibanya di Cidamar, para serdadu Belanda itu heran sebab di tempat itu tidak ada satupun pemberontak yang terlihat. Belum pupus keheranan mereka pada kondisi Cidamar, tiba-tiba mereka dikejutkan lagi dengan kejadian aneh, sebab puluhan kepala serdadu Belanda terputus dengan sendirinya sehingga bergelimpangan ke tanah, mereka mati mengenaskan tanpa tau siapa pelakunya.
Kejiadian aneh itu kemudian membuat ciut nyali tentara Belanda, mereka lari tunggang langgang meninggalkan Cidamar begitu saja.
Mendapati masalah yang menurut serdadu Belanda terjadi diluar nalar itu, maka merekapun kemudian meminta bantuan orang Cirebon.
Selama hidupnya Pangeran Kusuma Jaya lebih memilih keluar dari Istana Cirebon, ia mengembara keberbagai tempat untuk mendalami ajaran Sufi, tokoh ini dalam legenda Cirebon juga disebut sebagai tokoh yang tidak menyukai orang-orang Belanda.
Ketika Cirebon dalam kondisi akrab-akrab nya dengan Belanda, Cirebon membangun Benteng Kota atas bantuan Belanda, benteng yang terbuat dari batu tebal itu dilengkapi dengan beberapa meriam tercanggih dizamanya. Sultan Cirebonpun merasa senang dengan adanya Benteng pertahanan yang dimiliki kesultanan.
Suatu hari Sultan Cirebon bersama orang-orang Belanda mengadakan kunjungan ke Benteng itu. Pada saat kunjungan Pangeran Kusuma Jaya yang memiliki kesaktian tidak dapat terlihat oleh siapapun, mencoba meruntuhkan kesombongan adiknya dengan cara menggoyang-goyang benteng tersebut.
Benteng yang kokoh tersebut seolah-olah mau runtuh, Sultan yang mengetahui bahwa itu kelakukan kakaknya, sekoyong-koyong melarang kakaknya agar jangan mengganggunya, serta memerintahkan kakaknya jika tidak suka dengan dirinya dan juga orang-orang Belanda hendaknya pergi ketempat yang jauh dan sepi.
Pangeran Kusuma Jaya kemudian mengikuti usul adiknya, ia menyingkir dan tinggal di Kajuwanan, akan tetapi rohnya kemudian berubah menjadi Raja Topeng Baladewa yang berkuasa di pantai selatan, tepatnya di Bumi Cidamar.
Pada suatu hari, Gubernur Batavia mendapati laporan bahwa di Cidamar ada kerusuhan yang mengarah pada pemberontakan, oleh karena itu, Sang Gubernur kemudian mengutus beberapa ratus tentara Belanda untuk memadamkan kerusuhan.
Setibanya di Cidamar, para serdadu Belanda itu heran sebab di tempat itu tidak ada satupun pemberontak yang terlihat. Belum pupus keheranan mereka pada kondisi Cidamar, tiba-tiba mereka dikejutkan lagi dengan kejadian aneh, sebab puluhan kepala serdadu Belanda terputus dengan sendirinya sehingga bergelimpangan ke tanah, mereka mati mengenaskan tanpa tau siapa pelakunya.
Kejiadian aneh itu kemudian membuat ciut nyali tentara Belanda, mereka lari tunggang langgang meninggalkan Cidamar begitu saja.
Mendapati masalah yang menurut serdadu Belanda terjadi diluar nalar itu, maka merekapun kemudian meminta bantuan orang Cirebon.
Sultan Cirebon bersama prajuritnya kemudian didatangkan ke Cidamar, kedatangan Sultan Cirebon itu didampingi oleh Kapten Mories, Ajag Kumendur, dan Ki Astradipa. Akan tetapi setelah tiba di Cidamar ternyata kondisi Cidamar kosong, mereka tidak menemukan satu orangpun di tempat itu, wilayah itu sepi seperti tidak dihuni beberapa puluh tahun lamanya, merekapun bingung dengan apa yang baru mereka alami.
Belum ada Komentar untuk "Pangeran Kusuma Jaya Penggangu Belanda Di Cidamar"
Posting Komentar