Catatan Ma Huan Tentang Kerajaan Samudra Pasai, Aru Nukur dan Lide

BUNGFEI.COM-Ma Huan adalah seorang Skertaris Kekaisran China yang turut serta dalam beberapa misi pelayaran Cheng Ho ke Asia dan Afrika, ketika mengunjungi Sumatra, Ma Huan menggambarkan kondisi pulau itu didalam bukunya  Ying Ya Sheng Lan. Didalam bukunya itu Ma Huan mencatat peristiwa yang ia lihat ketika berada di Kerajaan Samudra Pasai (Aceh), Aru (Haru-Deli) Nukur (Batak) dan Lide (?).

Kerajaan Samudera Pasai menurut catatan Ma Huan, bukan suatu kota yang bertembok. Di dekat tempat itu terdapat sebuah sungai yang airnya tawar dan mengalir ke laut. Setiap harinya airnya pasang surut dua kali.

Muara air sungainya besar dan ombaknya menggelora dengan dahsyat sehingga sering mengakibatkan kapal-kapal terbalik dan tenggelam.

Sebelah selatan kerajaan Samudera Pasai kira-kira 100 li (50 km) akan dijumpai gunung tinggi. Di sebelah utaranya adalah laut. Di sebelah timur terdapat gunung yang tinggi-tinggi pula. Jika terus ke timur, sampai di kerajaan Aru. Di sebelah barat ada pantai di mana terdapat dua kerajaan kecil, yaitu kerajaan Nakur (Batak) dan kerajaan Lide.

Iklim di Samudra Pasai, sebagaimana ditulis Ma Huan, tidak sama sepanjang tahun. Suhu udara dalam seharipun berbeda-beda. Kala siang panasnya terik, kala malam sejuk seperti musim gugur di Tiongkok. Bulan Mei dan Juli adalah musim mengganasnya penyakit malaria dan banyaknya penyakit tropis lainnya.

Bukit-bukit menghasilkan banyak belerang yang ditemukan di gua-gua. Di lereng bukit tak terdapat tumbuh-tumbuhan. Tanahnya tidak luas. Orang Samudra Pasai menanam padi di lading saja dan padinya dua kali dipanen dalam setahun.

Di Samudra Pasai tak ditemui gandum. Lada ditanam oleh kaum tani di pekarangan dekat bukit. Bunga-bunganya berwarna kuning dan putih. Lada merupakan suatu tanaman yang menjalar, selagi muda bijinya berwarna hijau, bila sudah masak menjadi merah.
Lonceng Cakra Dunya, Hadiah Cheng Ho Untuk Sultan Pasai
Ketika setengah masak, bijinya sudah dipetik orang, lalu dikeringkan di panas matahari sebelum dijual. Samudra Pasai merupakan tempat asal lada berbiji besar. Setiap 100 kati lada dijual dengan perak 1 tahil.

Di Samudra Pasai terdapat bermacam-macam buah-buahan, antara lain pisang, tebu, manggis, nangka, dan sebagainya. Ada sejenis buah yang disebut oleh penduduk setempat sebagai durian. Buah durian berbentuk bulat lonjong, panjangnya 8-9 inci dengan duri-duri di kulitnya.

Baca Juga: Buah Durian Dalam Catatan Sejarah

Buah durian isinya berkotak-kotak sampai 5-6 bagian. Bila sudah matang, pada saat dibuka tercium bau yang menyengat. Dalam satu buah durian berisi 14-15 buah dan sebesar buah sarangan. Daging durian warnanya putih, rasanya amat manis dan enak. Biji durian dapat ditumis dan rasanya seperti buah sarangan.
Durian Putih Pasai/Aceh
Pohon jeruk juga dapat berbuah sepanjang tahun, rasanya asam-asam manis dan enak bila dimakan setelah dikupas dulu kulitnya. Biji buahnya berbentuk gepeng.

Penduduk Samudra Pasai memelihara sapi perah yang menghasilkan keju yang banyak dijual. Ada kambing hitam tetapi tidak didapati kambing putih. Ayam jantan berukuran besar kira-kira 7 kati (sekitar 3,5 kilo) beratnya. Daging ayam ini lebih enak rasanya daripada ayam tempat lain.

Bebeknya berkaki pendek. Bebek yang besar kira-kira 5-6 kati (sekitar 2-3 kilogram). Ulat sutra pun dipelihara. Tapi tak ditemui kerajinan bertenun sutra seperti yang ada di Tiongkok.

Baik bahasa maupun adat istiadat di Samudra Pasai sama dengan di Malaka, antara lain dalam upacara perkawinan, upacara belasungkawa, kebiasaan berpakaian, dan lain-lain.

Rumah penduduk dibangun kira-kira 8 chi (± 2,5 m), lantainya tidak terbuat dari papan melainkan dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang dan disusun atau disimpai dengan rotan. Di atasnya dihamparkan tikar rotan dan pandan. Rumahnya disekat beberapa bilik.

Kerajaan ini disinggahi kapal-kapal Melayu antar pulau, dan perdagangan antara sesama mereka sangat ramai. Orang Samudra Pasai memakai uang emas dan timah. Uang emas diberi nama dinar dan dibuat dari 70% emas tulen. Beratnya 2 fen 3 li (atau 3 fen 5 li menurut sumber lain).

Di pasar umumnya dipakai uang timah. Dalam dunia perdagangan ukuran satu kati sama dengan 16 tahil.

Kerajaan Nakur terletak di sebelah barat Kerajaan Samudra Pasai. Semua penduduk merajah mukanya dengan tiga kuntum bunga biru sebagai tanda. Karena itu Nakur mendapat julukan Kerajaan Si Muka Berbunga.

Dalam kerajaan ini terdapat lebih dari seribu kepala keluarga penduduk. Tanah garapan di wilayah kerajaan itu amat terbatas. Tapi ternak dan berbagai unggas terdapat di sana. Bahasa dan kebiasaan penduduknya sama dengan di Kerajaan Samudra Pasai dan tidak mempunyai hasil bumi yang terkenal. Maklumlah, Nakur merupakan kerajaan kecil.

Demikian gambaran mengenai Kerajaan Samudra Pasai dan kerjaan-kerajaan disekitarnya yang ditulis oleh Ma Huan dalam karyanya Ying Ya Sheng Lan.

Belum ada Komentar untuk "Catatan Ma Huan Tentang Kerajaan Samudra Pasai, Aru Nukur dan Lide"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel