Buah Durian Dalam Catatan Sejarah
Minggu, 20 Januari 2019
Tulis Komentar
Buah Durian tentu tidak asing bagi bangsa-bangsa di Nusantara, buah ini tumbuh dengan subur diwilayah ini terutamanya di Jawa, Sumatra, Singapura, Semenanjung Malaya dan Borneo.
Tidak ada yang tau pasti kapan buah durian ini tumbuh dan mulai digemari oleh penduduk Nusantara, yang jelas pada abad ke 8-9 di Jawa buah durian sudah dikenal bahkan menjadi buah yang biasa diperjual belikan dan buah yang biasa pula dipersembahkan untuk Raja.
Sementara itu, kabar mengenai buah durian juga disebutkan pada tahun 1405-1419 Masehi. Dalam kabar ini dijelaskan bahwa seorang Pengelana Cina menuliskan tentang buah yang digemari penduduk Sumatra, buah itu menurutnya aneh sebab mengeluarkan bau menyengat jika matang, sementara bijinya bisa ditumis untuk masakan, adapun nama buah tersebut menurut penduduk setempat adalah “Durian”.
Pengelana Cina yang menuliskan khabar mengenai adanya buah durian yang menjadi kegemaran orang-orang di Sumatra itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ma Huan. Seorang Skertaris Cheng Ho yang mendampinginya berlayar ke Asia dan Afrika dibawah bendera Kekaisan Cina dinasti Ming dalam misi menjalin persahabatan dengan Negara-negara di Asia dan Afrika.
Catatan Ma Huan yang menginformasikan tentang buah durian dapat ditemui dalam catatanya ketika ia dan rombongannya mengunjungi Kerajaan Samuudra Pasai, Aru dan Kerajaan Nuku yang kini terletak di Pulau Sumatra.
Catatan mengani kabar adanya buah durian itu terdapat dalam naskah Ying Ya Sheng Lan karya Ma Huan. Demikian terjamahanya:
Ma Huan juga menjelaskan bahwa rasa dari buah durian enak dan manis, hal tersebut tentu mengindikasikan bahwa Ma-Huan rupanya setelah merasa aneh karena baru pertama melihat dan aneh karena baunya menyengat iapun mencicipinya, dari kegiatan mencicipi buah yang baru ia kenal itu kemudian munculah anggapan bahwa buah itu enak dan manis.
Selain itu Ma Huan juga rupanya mencicipi tumis biji durian juga, rasa biji tumis durian menurut anggapanya itu rasanya mirip seperti buah Sarangan, buah yang pernah dirasakan Ma Huan dan tumbuh dinegerinya Cina.
Kabar dari Ma Huan mengenai buah durian asal Aceh ini rupanya selaras dengan fakta, sebab sebagaimana di ketahui bahwa durian Aceh mempunyai ciri khas berwarna putih. Dalam kasus ini tampaknya Ma Huan belum pernah melihat durian yang buahnya berwarna kuning.
Sementara itu kabar mengenai buah durian yang sudah dikenal di pulau Jawa sejak abad ke 8-9 masehi dapat dibuktikan dengan adanya relief buah durian yang terdapat di Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah.
Menurut sejarahya, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga sekitar abad ke-8 hingga abad ke-9. Dari 2.672 relief yang ada di Candi ini ada beberapa di antaranya menampilkan buah durian yang dijadikan sesembahan buat raja dan diperjualbelikan.
Bukti sejarah tersebut memperlihatkan durian sudah dikonsumsi oleh penduduk Jawa sejak 1.300 tahun yang lalu. Begitulah catatan sejarah mengenai buah durian, catatan sejarah lokal yang paling tua adalah pada bad ke 8-9 masehi, sementara catatan asing tertua mengenai buah durian adalah pada abad ke 15 masehi. Begitulah mengenai sejarah buah durian, buah yang kini dikenal sebagai Raja dari Segala Raja Buah-buahan.
Baca Juga: Catatan Ma Huan Tentang Kerajaan Samudra Pasai, Aru, Nukur dan Lide
Tidak ada yang tau pasti kapan buah durian ini tumbuh dan mulai digemari oleh penduduk Nusantara, yang jelas pada abad ke 8-9 di Jawa buah durian sudah dikenal bahkan menjadi buah yang biasa diperjual belikan dan buah yang biasa pula dipersembahkan untuk Raja.
Sementara itu, kabar mengenai buah durian juga disebutkan pada tahun 1405-1419 Masehi. Dalam kabar ini dijelaskan bahwa seorang Pengelana Cina menuliskan tentang buah yang digemari penduduk Sumatra, buah itu menurutnya aneh sebab mengeluarkan bau menyengat jika matang, sementara bijinya bisa ditumis untuk masakan, adapun nama buah tersebut menurut penduduk setempat adalah “Durian”.
Pengelana Cina yang menuliskan khabar mengenai adanya buah durian yang menjadi kegemaran orang-orang di Sumatra itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ma Huan. Seorang Skertaris Cheng Ho yang mendampinginya berlayar ke Asia dan Afrika dibawah bendera Kekaisan Cina dinasti Ming dalam misi menjalin persahabatan dengan Negara-negara di Asia dan Afrika.
Catatan Ma Huan yang menginformasikan tentang buah durian dapat ditemui dalam catatanya ketika ia dan rombongannya mengunjungi Kerajaan Samuudra Pasai, Aru dan Kerajaan Nuku yang kini terletak di Pulau Sumatra.
Catatan mengani kabar adanya buah durian itu terdapat dalam naskah Ying Ya Sheng Lan karya Ma Huan. Demikian terjamahanya:
“Di Samudra Pasai terdapat bermacam-macam buah-buahan, antara lain pisang, tebu, manggis, nangka, dan sebagainya. Ada sejenis buah yang disebut oleh penduduk setempat sebagai durian. Buah durian berbentuk bulat lonjong, panjangnya 8-9 inci dengan duri-duri di kulitnya. Buah durian isinya berkotak-kotak sampai 5-6 bagian. Bila sudah matang, pada saat dibuka tercium bau yang menyengat. Dalam satu buah durian berisi 14-15 buah dan sebesar buah sarangan. Daging durian warnanya putih, rasanya amat manis dan enak. Biji durian dapat ditumis dan rasanya seperti buah sarangan”. (Kong Yuanzhi, 2014: 40)Ditinjau dari terjamahan teks di atas dapatlah dimengerti bahwa di Samudra Pasai (Kini bagian Aceh) terdapat satu buah yang menarik minat Ma-Huan, buah yang disebut durian yang tumbuh itu menurut Ma-Huan baunya menyengat, kulitnya berduri sementara warnanya putih.
Durian Putih Asal Aceh |
Selain itu Ma Huan juga rupanya mencicipi tumis biji durian juga, rasa biji tumis durian menurut anggapanya itu rasanya mirip seperti buah Sarangan, buah yang pernah dirasakan Ma Huan dan tumbuh dinegerinya Cina.
Buah Sarangan |
Menurut sejarahya, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga sekitar abad ke-8 hingga abad ke-9. Dari 2.672 relief yang ada di Candi ini ada beberapa di antaranya menampilkan buah durian yang dijadikan sesembahan buat raja dan diperjualbelikan.
Relief Pohon dan Buah Durian Di Candi Borobudur |
Baca Juga: Catatan Ma Huan Tentang Kerajaan Samudra Pasai, Aru, Nukur dan Lide
Belum ada Komentar untuk "Buah Durian Dalam Catatan Sejarah"
Posting Komentar