Kebiasan sebagian orang Islam yang sering berziarah ke makam-makam atau kuburan orang-orang Shaleh seperti kuburnya para Nabi, Sahabat, Wali dan Ulama Allah untuk mendoakan dan bertawasul tentu mempunyai landasan dalil yang kokoh, sehingga mereka sebagian orang Islam itu, khususnya Islam yang menganut faham Ahlusunah Waljamaah terus konsisten mengamalkannya.
Salah satu dalil yang dijadikan landasan mereka dalam melakukan amalan tersebut adalah salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Syekh Muhamad bin Abdullah Al-Khanny yang sanadnya tersambung ke Syekh Kholid Ustmani, Syekh Mukhamad Al-Bukhari Al-Ma'ruf Al-Alaudin Al'athar, Syekh Mukhamad Al-Uwaysi Al-Bukhari, Sayid Ja'far As-shadiq, Qasim bin Muhmad bin Abu Baqe Shidiq, Salman Al-Farisi, Abu Bakar Sidiq dan selanjutnya bersambung ke Nabi Muhamad SAW.
Adapun bunyi Hadist yang dijadikan sebagai dalil anjuran bertawasul pada ahli kubur jika mendapati keruedan hidup tersebut adalah sebagai berikut:
"قال رسول الله صلى الله عليه والسلم "إذا تحيّرتم في الامور فاستعينوا من اهل القبورق
Terjamah : Rasulullah SAW bersabda "Ketika kalian mendapati kebingungan dalam beragam masalah, maka bertawasullah (meminta bantuan) kalian pada Ahli Kubur (Orang-rang Shalih)".
Selain itu, hadist tersebut juga diperkuat kesohihannya dengan hadist yang diriwayatkan dalam Shaih Ibnu Hiban yang berbunyi:
"قال رسول الله صلى الله عليه والسلم "توسّلوا بي وبأهل بيتي إلى الله
Terjamah: Rasulullah SAW bersabda "Bertawasullah kalian kepadaku (Nabi Muhamad) dan kepada Ahlu Baytku apabila berdoa kepada Allah"
Urian lengkap mengenai anjuran bertawasul ketika seseorang muslim sedang dalam keadaan kebingungan dalam menghadapi problem kehidupan kepada Ahli kubur tersebut dibahas dalam salah satu Kitabyang biasa dikaji dalam pesantren-pesantren NU, kitab yang dimaksud adalah Kitab Nurul Burhan Juz 1 halaman 16-18, berikut ini beberapa foto dalam lembaran kitab tersebut:
|
Petikan dalam naskah Asli Kitab Nurul Burhan
|
Pada teks kitab Nurul Burhan yang menggunakan bahasa Jawa dengan aksara pegon tersebut, kitab ditulis dengan gaya tanya jawab. Mula-mula pertanyaan diajukan mengenai kesohihan amalan bertawasul dikuburan para kekasih Allah.
Penanya bahkan dikondisikan sebagai orang yang menganggap drajat hadist "Ketika kalian mendapati kebingungan dalam beragam masalah, maka bertawasullah (meminta bantuan) kalian pada Ahli Kubur (Orang-orang Shalih)" adalah palsu.
Menanggapi hal semacam itu, pengarang kitab kemudian merinci siapa sebetulnya yang meriwayatkan hadist tersebut, dan ternyata orang-orang yang meriwayatkan hadist tersebut sanadnya tersambung kepada Nabi Muhamad, mereka semuanya dinyatakan sebagai orang-orang yang dapat dipercaya.
Selanjutnya pengarang juga memperkuat keshahihan daripada hadist tersebut dengan menyertakan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban, khususnya hadist tentang Tawsul yang drazatnya Shahih. Kedua hadist tersebut dinyatakan saling mendukung.
Belum ada Komentar untuk "Dalil Anjuran Bertawasul Pada Ahli Kubur Jika Mendapati Keruedan Hidup"
Posting Komentar