Sepak Terjang Partai Bharatiya Janata

Sebelum menjadi partai pemenang pemilu di India, Partai Bharatiya Janata, mulanya di tahun 1980an tergolong partai gurem yang minim dukungan rakyat. Akan tetapi, akibat kepiawaian petinggi Partai dalam melancarkan aksi politiknya, Partai tersebut menjelma menjadi partai besar sehingga sekarang (2022), sayangnya mereka besar karena berskutu dengan kaum Hindu Radikal dan jualan agama. 

Dapat ditebak, selepas berkuasanya partai itu, konflik berbau agama di India yaitu antara Hindu Radikal dengan Agama minoritas yang dianggap impor (Datang dari luar India), seperti Islam, Kristen, Katolik dan agama-agama Impor lainnya terjadi di seantero negeri.

Partai Bharatiya Janata didirikan oleh Rajnat Singh pada 6 April 1980. Secara bahasa Bharatiya Janata bermaksud "Orang Bharata" atau juga dapat dimaknai sebagai "Orang Pribumi/Orang India". Dengan demikian secara bahasa Partai Baharatiya Janata dapat diartikan sebagai Partainya Orang India Asli (Pribumi). 

Idiologi Partai Bharatiya Janata 

Sebagai Partai Pribumi, maka Pendiri dan termasuk Idiologi Partaipun berlandaskan pada idiologinya mayoritas Pribumi India, yaitu Hindu. Di India Idologi yang diusung PBJ (Partai Bharatiya Janata) atau BJP (Bharatiya Janata Party) itu dikenal dengan istilah Idologi "Hindutva/Kehinduan". 

Idiologi Hindutva pertama kali dicetuskan oleh Vinayak Damodar Savarkar pada 1923, mulanya dicetuskan untuk memotivasi Nasionalisme Hindu di India, yang tujuan akhirnya mendeklarasikan negara Hindu di India. 

Partai Bharatiya Janata mengadopsi ideologi tersebut sebagai ideologi resminya pada 1989. Selain BJP Ideologi tersebut sebenarnya diadopsi oleh organisasi sukarelawan nasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) dan organisasi-organisasi afiliasinya, dan yang paling terkenal adalah Vishva Hindu Parishad. Idiologi Hindutva juga sebetulnya istilah baru untuk menggantikan istilah lama "Hindu Rashtra (Negara Hindu)".

Pembunuhan Mahatma Ghandi

Mahatma Gandi yang dikenal sebagai pejuang dan pendiri India dikenal sebagai anti kekerasan serta dikenal juga sebagai bapak Pluralisme India. Beliau memperjuangkan kemerdekaan dari Inggris dengan cara menggandeng seluruh umat beragama dengan tujuan akhirnya membentuk negara India yang demokrasi dan melindungi tiap-tiap agama. 

Secara idiologi, jelas Gandi berbeda haluan dengan orang-orang India yang berpaham Hidutva. Maka meskipun Gandi seorang Hindu, oleh orang-orang Hindutva ia dianggap sebagai musuh. 

Sebelum meninggalkan India, Inggris yang kala itu masih menjajah India tidak kuasa menghadapi perang saudara antara orang Hindu dan Islam di India. Oleh karena itu Inggris membagi India dalam dua Negara, yaitu Pakistan untuk orang India yang Islam dan India untuk orang India yang Hindu. 

Pembagian negara tersebut tidak disetujui kaum radikal Hindu, sehingga terjadilah huru-hara yang besar, orang-orang Islam yang hendak meninggalkan India menuju Pakistan dibantai oleh orang-orang Hindu Radikal, hal ini kemudian memicu kemarahan orang Islam di Pakistan sehingga mereka melakukan pembalasan. 

Perang saudara yang memakan banyak nyawa itu membuat Mahatma Gandhi turun tangan, ia memobilisasi masyarakat untuk menghentikan saling serang antara Hindu dan Islam demi Kemerdekaan India. Gandhipun akhirnya mendekati tokoh-tokoh Islam dan Hindu agar mengkampanyekan perdamaian, namun upaya Ghandi gagal, sebab ia dibunuh pada  30 Januari 1948 oleh Nathuram Vinayak Godse, yaitu seorang pemuda radikal yang keracunan Idiologi Hindutva. 

Kejayaan Idiologi Hindutva dibawah Partai Bharatiya Janata

Sebelum berdirinya partai Bharatiya Janata, ada satu partai yang mengusung Idiologi Hindutva bahkan sejak sebelum kemerdekaan India. Akan tetapi partai tersebut terbilang tidak laku karena terang-terangan bersebrangan dengan para Pendukung Gahandi yang notabene sebagai pendiri dan penggas negara India deren yang menjunjung demokrasi. 

Seiring berjalannya waktu, dan ketika India terus-terusan berkonflik dengan negara tetangganya Pakistan, sentimen anti Islam dan Pakistan terus mencuat dikalangan rakyat India terutamanya rakyat yang berfaham Hindutva. 

Mereka menghendaki India menjadi Negara Hindu yang didasarkan pada nilai-nilai kehinduan. Dalam keadaan macam itulah Partai Baharata Jhanata berdiri, isu politik yang dijual adalah "Hindutva" hanya saja metode perjuangannya dirancang sedemikian rupa agar lebih disukai oleh sesama Hindu (Hindu Toleran Pendukung Gahandi). 

Meskipun begitu, dalam melancarkan kegiatan politik, Partai tersebut juga melancarkan propaganda kebencian, terutamanya pada Islam dan Kristen yang dianggap sebagai agama yang datang dari para penjajah. 

Politik kebencian yang dimainkan Paratai Bharatuya Janata memang pada akhirnya mampu mengantarkan partai tersebut menjadi pemenang pemilu, bahkan mampu menjadikan Marendra Modhi kader Partai tersebut menjadi Perdana Mentri India hingga saat ini. 

Setelah Partai Bharatiya Janata menjadi penguasa, maka kebijakan yang diambil oleh partai itu tentu saja berpihak pada kehidnduan, seperti mengesahkan undang-undang tentang Sapi yang tidak boleh dibunuh dan dimakan dagingnya karena dianggap hewan suci Hindu, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kehinduan. 

Sementara diwaktu yang bersamaan, India juga mulai mencabut hak otonom orang-orang Islam terutamanya mereka yang tinggal di Kasmir. Mereka juga di beberapa negara Bagian mulai melarang pemakaian simbol-simbol agama Islam di lingkungan sekolah dan kantor-kantor milik Negara dan lain sebagainya. 

Bharatiya Janata Memenangi Pemilu 

Sejak Negara India berdiri pada 15 Agustus 1947, partai yang selalu memenangi pemilu adalah Partai Kongres Nasional India (India Nasitional Congres//INC). Partai ini didirikan oleh Trah Gandi, yaitu trah pendiri sekaligus bapak bangsa India Mahatma Gandhi. 

Namun, semenjak diprintah oleh Partai tersebut, India tidak kunjung lepas dari kemiskinan dan korupsi, sehingga rakyat mulai berpaling ke partai lain. Sementara disisi lain INC terpecah menjadi dua kubu, ada INC 0 dan ada INC 1 sehingga keadaan tersebut membuat partai tersebut kian dijauhi oleh para pendukungnya. 

Pecahnya INC serta gagalnya Paratai tersebut menanggulangi kemiskinan dan korupsi selama memerintah India dimanfaatkan betul oleh Partai Bharataiya Janata untuk meraih simpati publik, sehingga para pendukung INC berpaling ke Bharatiya Janata. Selain itu dengan Isu agama yang dimainkan oleh Partai Bahartiya Janata, partai tersebut juga mendapat dukungan penuh dari orang-orang yang berfaham Hindutva, maka tidak mengherankan selapas 30 tahun berjuang, akhirnya pada tahun 2014 Paratai Bharataiya Janata menjadi pemenang pemilu dengan memperoleh 278 dari 543 kursi di Parlemen, sehingga mengantarkan Narendra Modi menjadi Perdana Mentri India. 

Hinduisasi India dibawah Partai Bharatiya Janata 

Selepas Partai Baharatiya Janata memenangi pemilu dan menguasai parlemen, maka pemerintahan yang dijalankan adalah melakukan Hinduisasi India melalui penetapan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. 

Gerakan politik tersebut pada akhirnya juga merugikan rakyat India minoritas yang memeluk agama Islam dan Kristen. Sehingga hal tersebut mendapat penentangan keras dari orang-orang Islam dan Kristen, akan tetapi penentangan tersebut malah menjadi fatal mengingat pemerintah dibawah Partai itu melibatkan ormas-ormas yang berfaham Hindutva untuk membungkam Oposisi dan Pemrotes, sehingga sering sekali terjadi huru-hara di India akibat isu agama. 

Kejadian tersebut masih terjadi hingga sekarang, seperti kasus pelarangan penggunaan jilbab di Kampus/Sekolah penghancuran Masjid dan Greja yang dianggap dan diklaim sebagai bekas Kuil Hindu suci dan dan hal-hal lainnya yang merugikan kaum minoritas. 

Belum ada Komentar untuk "Sepak Terjang Partai Bharatiya Janata"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel