Taktik Sultan-Sultan Cirebon dalam Mempertahankan Kerajaan

Guna mempertahankan suatu Kerajaan dari kemungkinan kehancuran, tentu diperlukan taktik khusus dari Sultan atau Raja yang memerintah di dalamnya. Di Pulau Jawa, hanya ada 1 Kerajaan saja yang mampu mempertahankan peninggalan Kerajaan (Terutamanya Keraton) dari mulai didirikan hingga sekarang, belum pernah hancur dan dihancurkan, kerajaan itu adalah Kerajaan Cirebon. 

Sebagai perbandingan, Kerajaan Sumedang Larang meskipun masih ada Keratonnya  ternyata keratonnya bepindah-pindah dan mengalami pemugaran hingga tampilannya tentu sudah tidak otentik lagi sebagaimana aslinya. Kerajaan Banten dihancurkan, Puing-Puing Keratonnya dapat kita lihat hingga sekarang. Begitupun juga Mataram Islam, Kerajaan yang didirikan oleh Sutawijaya itu hancur keratonnya, meskipun sekarang masih ada Solo dan Yogya sebagai pelanjut, itu jelas keraton baru, kraton lama telah rata dengan tanah. 

Tegaknya peninggalan (Kraton) leluhur di Cirebon itu salah satu sebabnya karena kepandaian para Sultan Cirebon terdahulu.

Para Sultan Cirebon dahulu pandai bermain siasat, Ketika Cirebon dalam masa jayanya, Cirebon lebih banyak merangkul ketimbang menghancurkan, ketika dalam masa lemah Cirebon mampu memilih sekutu yang layak dijadikan sebagai sekutu. 

Tercatat, ketika Demak sedang hebat-hebatnya Cirebon bersekutu dengan Demak, ketika Mataram Sedang hebat-hebatnya Cirebon bersekutu dengan Mataram, Ketika Mataram Bangkrut, Banten dijadikan sekutunya, sebaliknya ketika Banten goyah akibat Perang Saudara (Perang Sultan Ageng Tirtayasa Vs Sultan Haji, anaknya) Cirebon memilih bersekutu dengan VOC Belanda.

Catannya adalah, meskipun di Zaman VOC Belanda Para Sultan Cirebon, baik Kasepuhan dan Kanoman ada yang melakukan Pemberontakan, Sultan Cirebon tetap bermain siasat yang mengagumkan. 

Sultan Cirebon

Sultan/Pangeran dari Cirebon itu apabila berontak, terlebih dahulu ia keluar Istana (Keraton) sembari sebelumnya menitipkan Keraton kepada sanak sudaranya, sebagai wanti-wanti agar apabila dalam melakuan perjuangan kalah, Keraton tidak akan dihancurkan Belanda, karena para sanak saudara Sultan yang mendiami Keraton telah diseting untuk pura-pura Pro Belanda.

Hasilnya, Keraton Cirebon bersama tinggalan leluhurnya dari mulai didirikan hingga sekarang  masih tetap ada dan dinikmati sehingga menjadi kebanggaan rakyat Cirebon, kalaupun terjadi perpecahan, Cirebon tidak serta merta kehilangan peninggalan lamanya, malah memperoleh peninggalan yang baru. Pendek kata yang lama tetap terjaga yang baru juga dibangun. Bukankah ini mengagumkan...?

Sultan Pro Belanda Cirebon adalah Bagian Dari Taktik Siasat Sejati

Penguasa/Sultan Cirebon pertama yang Pro Belanda adalah 3 kakak beradik anak Panembahan Girilaya. Beliau adalah P. Mertwijaya (Sultan Sepuh 1), P. Kertawijata (Sultan Anom 1) dan P. Wangsakerta (Panembahan Carbon 1). Ketiganya adalah sosok Penguasa Cirebon yang mula-mula menjalin persekutuan dengan VOC. Tujuan ketiganya mulia, sebab mau mengamankan Cirebon, tinggalan leluhurnya Sunan Gunung Jati dari kehancuran total. 

Kelak, dari 3 Pangeran Anak Panembahan Girilaya itu melahirkan Sultan/Penguasa Cirebon yang diseting sebagai Pro&Kontra terhadap Belanda pada waktu/zaman tertentu. 

Sudah menjadi sunahnya, yang menjadi pro Belanda ditugaskan menjaga peninggalan leluhur dari  kemungkinan penghacuran Keraton dan Peninggalan lainnya oleh Belanda. Sementara yang Kontra sebagai pemberi pelajaran pada Belanda, apabila Belanda menegakan aturan yang merugikan rakyat dan Keraton, sehingga dengan adanya yang kontra itu  Belanda mau tidak mau mengubah kebijakannya karena merasa tertekan. 

Kesimpulannya adalah, bahwa Para Sultan Cirebon yang hingga sekarang menduduki tahta itu adalah produk Sultan-Sultan Cirebon sebelumnya yang pandai bersiasat. Bukan produk Penjajah, Justru dalam kaitannya dengan menghadapi Cirebon, Belanda yang bloon, karena tertipu 😁.

Sementara itu, mengenai orang-orang yang belakangan hari ngebet pengen jadi Sultan dan Mengklaim diri sebagai penerus  sah, sebaiknya gak usah digubris. Lama-lama juga cape sendiri 😁. Mereka dan para pengagumnya, sepertinya kurang mendalam dalam mengamati fenomena sejarah yang terjadi. 

Belum ada Komentar untuk "Taktik Sultan-Sultan Cirebon dalam Mempertahankan Kerajaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel