Asal-Usul Kelompok Tafkiri dalam Islam (Kelompok Islam Yang Suka Mengkafirkan Sesama Muslim)
Rabu, 24 Februari 2021
1 Komentar
Suatu waktu ada sekelompok orang Islam polos, gak terlalu faham ilmu, mereka kebanyakan orang Badui (Orang Kampung Dari Pegunungan Tandus Arab) bagi mereka ber-Islam itu harus sesuai alquran dan hadist.
Suatu ketika, Sahabat Ali yang kala itu menjabat sebagai Khalifah dibrontak oleh Gubernur Syam (Syiria), hukum pemberontak dalam Alquran Hadist itu jelas harus dibunuh.
Singkat cerita, sahabat Ali mulanya memang menyerang Gubernur Syam, bahkan hampir saja Gubernur Pemberontak itu (Muawiyah) kalah. Bukannya membunuh Pemberontak sesuai Alquran dan Hadist, Sahabat Ali malah berdamai dan memilih bermusyawarah untuk menuntaskan persoalan perang saudara.
Bagi kelompok Tafkiri, perbuatan Khalifah jelas menyalahi Al-Quran dan Hadist. Serta karena perbuatannya itu dianggap kesengajaan atau dianggap ingkar pada salah satu hukum yang ditetapkan Quran dan Hadist, maka mulai detik itu juga Sahabat Ali dituduh Kafir, bukan itu saja bahkan Gubernur Syam yang kemudian menjadi Khalifah penganti Ali juga Kafir karena pemberontakannya.
Kelompok Tafkiri itu akhirnya keluar dari barisan kaum Muslimin Mayoritas (Beda dengan Kelompok Ali dan Muawiyah) mereka membentuk kelompok sendiri bahkan berencana mendirikan Negara yang sesuai Al-Quran dan Hadist berdasarkan pemahaman otak mereka. Kelompok Tafkiri ini kemudian dalam sejarah dikenal dengan nama "خوارج"
Guna mendirikan Negara yang sesuai Alquran dan Sunnah berdasarkan pemahaman mereka, akhirnya kelompok Tafkiri merencanakan pembunuhan pada Khalifah dan Gubernur Syam.
Biadabnya waktu pembunuhan ditetapkan pada waktu yang telah ditentukan serta dilakukan manakala kedunya sedang melaksanakan Shalat.
Hasilnya Sahabat Ali terbunuh ketika akan melaksanakan Shalat Subuh, sementara Muawiyah nasibnya agak baik, sebab ketika ia hendak mengimami Sholat ia berhalangan, sehingga menyuruh wakilnya untuk menggantikannya menjadi Imam. Nah wakilnya itulah yang belakangan terbunuh.
Sejarah mencatat, kelompok Islam model ini dalam sejarah Islam dari abad ke abad gak pernah hilang, pemahaman mereka sama.
Bila berbicara kelihatannya seperti orang yang betul-betul Sholeh, Ibadahnyapun kelihatannya lebih hebat dari kaum muslimin kebanyakan (Gayanya saja). Namun nalar dan otak mereka ini cirinya masih sangat sederhana.
Gaya gerakan kelompok Tafkiri hingga sekarang juga masih sama, bersedia membunuh orang yang sedang shalat (Sekarang diwujudkan dalam bentuk Bom Masjid dll) sementara sologan dalam perjuanganya pun sama " Kembali ke Quran dan Hadist. Dan cirinya yang paling Utama merasa diri di atas Quran dan Sunnah sementara kelompok selain mereka tidak begitu, ahli bid'ah bahkan Kafir, dari itulah mereka menganggap membunuh Alhi Bidah yang meskipun Sholat itu baik, sebab akan membersihkan atau memurnikan Islam sesuai pemahaman mereka.
Kini, kelompok Tafkiri terpecah menjadi banyak sekali Faksi. Namun secara umum mereka terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelompok yang keras dan lunak. Kelompok yang keras pemahaman Tafkirinya masih keras, kelompok model ini biasanya tidak berlindung di ketiak negara manapun. Hanya saja kelompok ini biasanya dimanfaatkan barat untuk merusak dunia Islam. Contoh dari kelompok ini adalah Taliban, ISIS dll.
Berbeda dengan kelompok keras yang masih idealis, maka kelompok Tafkiri yang lunak ini banyak makan duit pemerintah. Sehingga gerakannya juga lunak. Kelompok ini biasanya menjadi tameng pemerintahan yang menghidupi mereka, kelompok ini dalam sejarah adalah kelompok yang dipelihara Rezim Kerajaan Saudi yang dikenal dengan nama Wahabi itu. Catatannya, meskipun gerakan mereka agak lunak, tapi pemahamannya ya sama, gaya dakwahnya juga sama, tiada hari tanpa mengkafirkan dan membidahkan. Hanya saja gaya kelompok ini dalam mengkafirkan agak berbeda dari Tafkiri garis keras.
Contoh, kalau Tafkiri garis keras ngomong " Syiah Kafir.....!!!" Maka Tafkiri garis Lunak ngomongnya " Syiah Bukan Islam". Sama-sama suka mengkafirkan tapi beda gaya.
Gimana caranya supaya wahabi ini habis di Indonesia
BalasHapus