Pengertian Kinerja Karyawan, Indikator dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Jumat, 07 Agustus 2020
Tulis Komentar
Pengertian kinerja menurut Amstrong dan Baron seperti dikutip oleh Wibowo adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Wibowo, 2008: 222).
Menurut Simanjuntak, (2005: 210) definisi kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.
Berdasarkan dari definisi-definisi tersebut dapatlah penulis pahami bahwa kinerja karyawan merupakan suatu hasil dari tindakan seorang pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan diawasi oleh orang-orang tertentu yaitu seorang atasan atau pimpinan dan dukungan dari organisasi.
Memudahkan pengkajian kinerja karyawan, lebih lanjut Mitchel dalam dalam Soedarmayanti (2001:51), mengemukakan indikator-indikator kinerja yaitu sebagai berikut:
Indikator kinerja karyawan di atas akan dibahas di bawah untuk lebih mempermudah dalam memahami kinerja karyawan, yaitu sebagai berikut :
Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.
Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.
Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau karyawan dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan.
Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yangdapat dikembangkan.
Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Komunikasi akanmenimbulkan kerjasama yang lebih baik dan akan terjadi hubunganhubungan yang semangkin harmonis diantara para karyawan dan para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah kemudian penulispahami bahwa indkator-indikator tersebut nantinya bisa digunakan untukm engetahui sejauh mana baik atau buruknya kinerja dari seorang karyawan.
Seperti seorang karyawan yang kualitas kerjanya baik,apakah tepat waktu dalam bekerja, pekerjaan yang dihasilkan memenuhi kriteria yang ditentukan tentu dianggap sebagai karyawan yang kinerjanya baik.
Pendidikan adalah modal dasar dan utama seorang pekerja dalam mencari kerja dan bekerja. Pengalaman dalam bekerja berkaitan dengan masa kerja karyawan, semakin lama seseorang bekerja pada suatu bidang pekerjaan maka semakin berpengalaman orang tersebut, dan apabila seseorang telah mempunyai pengalaman kinerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, maka ia mempunyai kecakapan atas bidang pekerjaan yang ia lakukan.
Profesionalisme adalah gabungan dari pendidikan dan pengalaman kerja yang diperoleh oleh seorang pekerja. Ada beberapa hal untuk membangun mentalitas profesional menurut Jansen H. Sinamo (2007:289) salah satunya adalah mentalitas mutu yaitu seorang professional menampilkan kinerja terbaik yang mungkin, mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya, standar kerjanya yang tinggi yang diorientasikan pada ideal kesempurnaan mutu.
Menurut Soedarmayanti (Subrata, 2009: 38), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan di dapat dari pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) sedangkan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam menghadapi situasi kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa faktor utama penyebab dari motivasi kerja adalah hasil kerja, hasilkerja itu bisa berupaupah,penghargaan dan lain sebagainya. Selain itu untuk mendapatkanhasilkerja yang maksimal dibutuhkan juga profesionalisme dalam bekerja,sementara profesionalisme dalam bekerja bisa diperoleh melalui kegitan pendidikan, pelatihan dan lain sebagainya.
Menurut Simanjuntak, (2005: 210) definisi kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.
Berdasarkan dari definisi-definisi tersebut dapatlah penulis pahami bahwa kinerja karyawan merupakan suatu hasil dari tindakan seorang pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan diawasi oleh orang-orang tertentu yaitu seorang atasan atau pimpinan dan dukungan dari organisasi.
Indikator Kinerja
Kinerja karyawan secara objektif dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi para karyawan untuk mengetahui tingkat kinerja mereka.Memudahkan pengkajian kinerja karyawan, lebih lanjut Mitchel dalam dalam Soedarmayanti (2001:51), mengemukakan indikator-indikator kinerja yaitu sebagai berikut:
- Kualitas Kerja (Quality of work)
- Ketetapan Waktu (Pomptnees)
- Inisiatif (Initiative)
- Kemampuan (Capability)
- Komunikasi (Communication)
Indikator kinerja karyawan di atas akan dibahas di bawah untuk lebih mempermudah dalam memahami kinerja karyawan, yaitu sebagai berikut :
Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.
Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.
Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau karyawan dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan.
Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yangdapat dikembangkan.
Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Komunikasi akanmenimbulkan kerjasama yang lebih baik dan akan terjadi hubunganhubungan yang semangkin harmonis diantara para karyawan dan para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah kemudian penulispahami bahwa indkator-indikator tersebut nantinya bisa digunakan untukm engetahui sejauh mana baik atau buruknya kinerja dari seorang karyawan.
Seperti seorang karyawan yang kualitas kerjanya baik,apakah tepat waktu dalam bekerja, pekerjaan yang dihasilkan memenuhi kriteria yang ditentukan tentu dianggap sebagai karyawan yang kinerjanya baik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Tercapainya suatu kinerja seseorang atau pekerja karena adanya upaya dan tindakan yang dihasilkan. Upaya tersebut yaitu berupa hasil kerja (kinerja) yang dicapai oleh pekerja. Kinerja dapat dihasilkan dari pendidikan, pengalaman kerja dan profesionalisme.Pendidikan adalah modal dasar dan utama seorang pekerja dalam mencari kerja dan bekerja. Pengalaman dalam bekerja berkaitan dengan masa kerja karyawan, semakin lama seseorang bekerja pada suatu bidang pekerjaan maka semakin berpengalaman orang tersebut, dan apabila seseorang telah mempunyai pengalaman kinerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, maka ia mempunyai kecakapan atas bidang pekerjaan yang ia lakukan.
Profesionalisme adalah gabungan dari pendidikan dan pengalaman kerja yang diperoleh oleh seorang pekerja. Ada beberapa hal untuk membangun mentalitas profesional menurut Jansen H. Sinamo (2007:289) salah satunya adalah mentalitas mutu yaitu seorang professional menampilkan kinerja terbaik yang mungkin, mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya, standar kerjanya yang tinggi yang diorientasikan pada ideal kesempurnaan mutu.
Menurut Soedarmayanti (Subrata, 2009: 38), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja atau prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan di dapat dari pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) sedangkan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam menghadapi situasi kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa faktor utama penyebab dari motivasi kerja adalah hasil kerja, hasilkerja itu bisa berupaupah,penghargaan dan lain sebagainya. Selain itu untuk mendapatkanhasilkerja yang maksimal dibutuhkan juga profesionalisme dalam bekerja,sementara profesionalisme dalam bekerja bisa diperoleh melalui kegitan pendidikan, pelatihan dan lain sebagainya.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Kinerja Karyawan, Indikator dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya"
Posting Komentar