Teknik Pengambilan Cluster Sampling

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling dilakukan dengan cluster sampling (Sugijono, 2004 : 94).  Menurut Sugiyono, teknik cluster sampling umumnya dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel kelas/daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada kelas/daerah itu secara sampling pula. (Sugijono, 2004 : 4).

"Sampel adalah sebagian yang diambil dari sejumlah populasi". Dengan kata lain sampel merupakan penarikan sebagian subjek yang ada pada populasi. Menurut Sugiyono (2010:123) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang  diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut Purwanto ( 2010 : 242 ) dan Sulistiyo-Basuki ( 2010: 182 ) sampel berati contoh, bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti. Sedangkan Soenarto ( 1987 : 2 ) memberikan pengertian sampel sebagai suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi.

Menurut Mashuri dan M. Zainuddin ( 2009 : 153 ), sampel dimunculkan oleh peneliti pada suatu penelitian disebabkan oleh :
  1. Keinginan mereduksi ( memotong ) objek yang akan diteliti, jadi peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada semua objek penelitian.
  2. Peneliti ingin melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan kesimpulannya kepada objek, kejadian, gejala, atau peristiwa yang lebih luas.
Menurut Roscoe (1982) yang dikutip oleh Sugiyono (2010) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut :
  1. Ukuran yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
  2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
  3. Bila dalam penelitian akan melakukan anilisis dengan multivariasi (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
  4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 – 20. 

Contoh Teknik Pengambilan Sampel Cluster Sampling

Tahap pertama,  pemilihan sekolah yang akan dijadikan sampel, yaitu SMP Negeri 4 Setu dan SMP Negeri 5 Setu. Peneliti memilih wilayah dan  kecamatan yang ada di Bekasi. Peneliti sekolah tersebut didasarkan atas pertimbangan praktis, dimana peneliti adalah salah satu pengajar di SMP tersebut .

Tahap kedua, pengambilan kelas untuk kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) mengingat kelas-kelas yang ada bersifat homogen/setara, yang telah dikelompokkan secara proporsional.  Di sekolah – sekolah tersebut akan diambil masing-masing 2 kelas  yang akan dijadikan sampel dan diberikan perlakuan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas eksperimen  ( VII 1 dan VII 2 ) di SMP 4 Setu dengan media pembelajaran Audio Visual dan kelas kontrol  Kelas (VII 3 dan VII 4) SMP Negeri 28 5 Setu  dengan media pembelajaran Konvensional/ceramah.

Belum ada Komentar untuk "Teknik Pengambilan Cluster Sampling"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel