Pemberontakan Ra Semi 1318
Minggu, 10 November 2019
Tulis Komentar
Ra Semi adalah salah satu dari tujuh pejabat Dahramaputra yang tercatat melakukan pemberontakan pada masa Majapahit di printah oleh Jaya Negara (1309-11328). Ra Semi atau Rakyan Semi sudah menjabat menjadi pejabat Dharmaputra sejak masa pemerintahan Raden Wijaya.
Ra Semi adalah pejabat jujur yang banyak membantu kemajuan Majapahit, dari itulah ia dimasa Raden Wijaya memerintah di angkat sebagai pejabat Dharmaputra. Namun akibat fitnah keji yang dilakukan Dyah Halayuda seorang petinggi Majapahit yang sangat berambisi menjadi Mahapatih, Ra Semi dikemudian hari memberontak.
Kisah pemberontakan Ra Semi dimulai dari peristiwa terbunuhnya Mahapatih Nambi. Sebelum dibunuh Mahapatih Nambi meminta izin pada Jaya Negara untuk melayat ayahnya (Pranaraja) yang telah meninggal dunia di Lumajang. Jaya Negara sebagai rajapun mengizinkannya.
Nambi berada di Lumajang molor dari izin yang ia ajukan pada Jaya Negara, meskipun begitu izin susulan ia sampaikan kepada Dyah Halayuda yang kebetulan juga melayat ke Lumajang, namun Izin tersebut belakangan dimanfaatkan oleh Dyah Halayuda untuk kepentingan politiknya.
Dyah Halayuda yang sudah tidak sabar ingin menjadi Mahapatih memfitnah Nambi, ia menyebarkan berita bohong pada Jaya Negara bahwa Nambi sedang mempersiapkan pemberontakan di Lumajang. Sebab itulah Nambi tidak kunjung pulang ke Ibukota Kerajaan, begitulah fitnah yang diutarakan Dyah Halayuda kepada Jaya Negara, kabar tersebut pada akhirnya membuat murka Jaya Negara sehingga ia mengirimkan pasukan Majapahit untuk menumpas Nambi di Lumajang.
Ra Semi adalah salah satu pejabat tinggi kerajaan Majapahit yang ikut mendampingi Nambi di Lumajang sehingga secara langsung ia juga terfitnah sebagai pengikut Nambi yang hendak memberontak pada Majapahit.
Serangan Majapahit ke Lumajang terjadi pada Tahun 1316, serangan tersebut membuat Nambi gurgur, meskipun demikian Ra Semi bersama pengikutnya dapat meloloskan diri. Ra Semi bersembunyi bersama pengikutnya didaerah sekitaran Lasem dan Rembang.
Pengangkatan Dyah Halayuda menjadi Mahapatih Majapahit selepas wafatnya Nambi pada Tahun 1316 membuat Ra Semi berkeyakinan bahwa Dyah Halayuda lah yang memfitnah dirinya dan Nambi memberontak, oleh karena itu Ra Semi selama pelarian kemudian bertekat untuk benar-benar memberontak dan mengumpukan orang-orang yang sepaham dengannya.
Selama dua Tahun dalam pelarian, yaitu dari Tahun 1316-1318, Ra Semi terus melakukan pemberontakan dan membuat kekacauan di Lasem dan Rembang, Ra Semi banyak menewaskan para pengikut Dyah Halayuda. Keadaan semacam itu membuat Dyah Halayuda murka, sehingga dengan kekuatan penuh akhirnya Dyah Halayuda mengirimkan tentara Majapahit secara besar-besaran untuk memberantas pemberontakan Rasemi. Dalam perang terakhir antara Ra Semi dan tentara Majapahit Ra Semi terbuhuh. Peristiwa terbunuhnya Ra Semi terjadi pada tahun 1318.
Ra Semi adalah pejabat jujur yang banyak membantu kemajuan Majapahit, dari itulah ia dimasa Raden Wijaya memerintah di angkat sebagai pejabat Dharmaputra. Namun akibat fitnah keji yang dilakukan Dyah Halayuda seorang petinggi Majapahit yang sangat berambisi menjadi Mahapatih, Ra Semi dikemudian hari memberontak.
Kisah pemberontakan Ra Semi dimulai dari peristiwa terbunuhnya Mahapatih Nambi. Sebelum dibunuh Mahapatih Nambi meminta izin pada Jaya Negara untuk melayat ayahnya (Pranaraja) yang telah meninggal dunia di Lumajang. Jaya Negara sebagai rajapun mengizinkannya.
Nambi berada di Lumajang molor dari izin yang ia ajukan pada Jaya Negara, meskipun begitu izin susulan ia sampaikan kepada Dyah Halayuda yang kebetulan juga melayat ke Lumajang, namun Izin tersebut belakangan dimanfaatkan oleh Dyah Halayuda untuk kepentingan politiknya.
Dyah Halayuda yang sudah tidak sabar ingin menjadi Mahapatih memfitnah Nambi, ia menyebarkan berita bohong pada Jaya Negara bahwa Nambi sedang mempersiapkan pemberontakan di Lumajang. Sebab itulah Nambi tidak kunjung pulang ke Ibukota Kerajaan, begitulah fitnah yang diutarakan Dyah Halayuda kepada Jaya Negara, kabar tersebut pada akhirnya membuat murka Jaya Negara sehingga ia mengirimkan pasukan Majapahit untuk menumpas Nambi di Lumajang.
Ra Semi adalah salah satu pejabat tinggi kerajaan Majapahit yang ikut mendampingi Nambi di Lumajang sehingga secara langsung ia juga terfitnah sebagai pengikut Nambi yang hendak memberontak pada Majapahit.
Serangan Majapahit ke Lumajang terjadi pada Tahun 1316, serangan tersebut membuat Nambi gurgur, meskipun demikian Ra Semi bersama pengikutnya dapat meloloskan diri. Ra Semi bersembunyi bersama pengikutnya didaerah sekitaran Lasem dan Rembang.
Pengangkatan Dyah Halayuda menjadi Mahapatih Majapahit selepas wafatnya Nambi pada Tahun 1316 membuat Ra Semi berkeyakinan bahwa Dyah Halayuda lah yang memfitnah dirinya dan Nambi memberontak, oleh karena itu Ra Semi selama pelarian kemudian bertekat untuk benar-benar memberontak dan mengumpukan orang-orang yang sepaham dengannya.
Selama dua Tahun dalam pelarian, yaitu dari Tahun 1316-1318, Ra Semi terus melakukan pemberontakan dan membuat kekacauan di Lasem dan Rembang, Ra Semi banyak menewaskan para pengikut Dyah Halayuda. Keadaan semacam itu membuat Dyah Halayuda murka, sehingga dengan kekuatan penuh akhirnya Dyah Halayuda mengirimkan tentara Majapahit secara besar-besaran untuk memberantas pemberontakan Rasemi. Dalam perang terakhir antara Ra Semi dan tentara Majapahit Ra Semi terbuhuh. Peristiwa terbunuhnya Ra Semi terjadi pada tahun 1318.
Baca Juga : Pemberontakan Nambi 1316
Belum ada Komentar untuk "Pemberontakan Ra Semi 1318"
Posting Komentar