Ketika Pesantren Gedongan Ditipu
Jumat, 03 Mei 2019
Tulis Komentar
Pesantren Gedongan adalah salah satu pesantren tua yang ada di Desa Ender Kecamatan Pangenan Kab Cirebon, selama perjalanan sejarahnya Pesantren ini menyimpan kisah yang dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang senang memperhatikan. Diantara kisah yang datang dari pesantren ini adalah kisah ketika Pesantren Gedongan mencoba ditipu oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Pada tahun 1986, salah satu sesepuh Pesantren Gedongan kedatangan tamu yang mengku-ngaku sebagai utusan Presiden Soeharto, sang tamu menawarkan bantuan pembangunan Masjid pesantren dengan syarat Pesantren harus memberikan sejumlah uang yang ditentukan untuk mengurus administrasi. Merespon permintaan itu, Para Kiai di Pesantren Gedongan kemudian sepakat untuk sama-sama mengeluarkan sebagian hartanya untuk memenuhi permintaan sang tamu, namun belum juga uang itu diserahkan rupanya terjadi peristiwa yang cukup mencengangkan.
Sesepuh pesantren Gedongan yang didatangi penipu itu adalah Kiai Yasin, gelar dan nama lengkapnya adalah KH Ahmad Yasin. Beliau merupakan menantu dari Kiai Siraj putera bungsu Kiai Sa’id pendiri Pesantren Gedongan.
Kiai Yasin dikenal sebagai pribadi yang cerdas, pada mulanya beliau merupakan santri sekaligus pengajar di Pesantren Gedongan, kecerdasannya inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi menantu Kiai Siaj. Kiai Yasin berasal dari Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka dari pasangan Kiai Mahdor dan Ny. Suaibah, ia adalah putera pertama dari lima bersaudara.
Selain dikenal cerdas dalam ilmu-ilmu agama, Kiai Yasin juga dikenal sebagai penggagas pendidikan umum di Pesantren Gedongan, beliaulah orang pertama yang menggagas bedirinya MTs/MA Manbaul Hikmah di Pesantren Gedongan.
Ketangkasan Kiai Yasin dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perkembangan kemajuan Pesantren rupanya dikemudian hari menarik minat penipu untuk meraup keuntungan dari usaha perjuangan Kiai Yasin yang sedang getol-getolnya membangun Pesantren.
Penipu tersebut mendatangi rumah Kiai Yasin guna menawarkan bantuan. Teknik tipuan yang dilancarkan tidak tanggung-tanggung. Penipu mengatasnamakan sebagai utusan Presiden Soeharto. Dengan gaya yang sangat meyakinkan, penipu itu dikisahkan mengajukan syarat-syarat administrasi yang harus dipenuhi Pesantren sebelum bantuan turun. Syarat-syarat administrasi yang diminta berupa uang dengan nominal tertentu.
Menanggapi masalah tersebut, Kiai Yasin lantas mengumpulkan para Kiai di rumahnya hingga disepakati bahwa pesantren akan memberi uang untuk mengurus administrasi seperti yang diminta tamu itu.
Pada hari yang dijanjikan tamu itu datang kembali untuk mengambil uang urunan para Kiai. Belum sepuluh menit tamu itu duduk di rumah Kiai Yasin, mobil baru yang dibawa dan diparkir dibawah pohon tiba-tiba ringsek kejatuhan tangkai besar pohon sawo. Maka selepas peristiwa itu terbongkarlah niat jahat sang penipu, selepas peristiwa ini penipu pulang begitu saja, penipuan akhirnya gagal.
Baca Juga: Kiai Sai'd Pendiri Pesantren Gedongan
Pada tahun 1986, salah satu sesepuh Pesantren Gedongan kedatangan tamu yang mengku-ngaku sebagai utusan Presiden Soeharto, sang tamu menawarkan bantuan pembangunan Masjid pesantren dengan syarat Pesantren harus memberikan sejumlah uang yang ditentukan untuk mengurus administrasi. Merespon permintaan itu, Para Kiai di Pesantren Gedongan kemudian sepakat untuk sama-sama mengeluarkan sebagian hartanya untuk memenuhi permintaan sang tamu, namun belum juga uang itu diserahkan rupanya terjadi peristiwa yang cukup mencengangkan.
Sesepuh pesantren Gedongan yang didatangi penipu itu adalah Kiai Yasin, gelar dan nama lengkapnya adalah KH Ahmad Yasin. Beliau merupakan menantu dari Kiai Siraj putera bungsu Kiai Sa’id pendiri Pesantren Gedongan.
Kiai Yasin dikenal sebagai pribadi yang cerdas, pada mulanya beliau merupakan santri sekaligus pengajar di Pesantren Gedongan, kecerdasannya inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi menantu Kiai Siaj. Kiai Yasin berasal dari Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka dari pasangan Kiai Mahdor dan Ny. Suaibah, ia adalah putera pertama dari lima bersaudara.
Selain dikenal cerdas dalam ilmu-ilmu agama, Kiai Yasin juga dikenal sebagai penggagas pendidikan umum di Pesantren Gedongan, beliaulah orang pertama yang menggagas bedirinya MTs/MA Manbaul Hikmah di Pesantren Gedongan.
Ketangkasan Kiai Yasin dalam mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perkembangan kemajuan Pesantren rupanya dikemudian hari menarik minat penipu untuk meraup keuntungan dari usaha perjuangan Kiai Yasin yang sedang getol-getolnya membangun Pesantren.
Penipu tersebut mendatangi rumah Kiai Yasin guna menawarkan bantuan. Teknik tipuan yang dilancarkan tidak tanggung-tanggung. Penipu mengatasnamakan sebagai utusan Presiden Soeharto. Dengan gaya yang sangat meyakinkan, penipu itu dikisahkan mengajukan syarat-syarat administrasi yang harus dipenuhi Pesantren sebelum bantuan turun. Syarat-syarat administrasi yang diminta berupa uang dengan nominal tertentu.
Menanggapi masalah tersebut, Kiai Yasin lantas mengumpulkan para Kiai di rumahnya hingga disepakati bahwa pesantren akan memberi uang untuk mengurus administrasi seperti yang diminta tamu itu.
Pada hari yang dijanjikan tamu itu datang kembali untuk mengambil uang urunan para Kiai. Belum sepuluh menit tamu itu duduk di rumah Kiai Yasin, mobil baru yang dibawa dan diparkir dibawah pohon tiba-tiba ringsek kejatuhan tangkai besar pohon sawo. Maka selepas peristiwa itu terbongkarlah niat jahat sang penipu, selepas peristiwa ini penipu pulang begitu saja, penipuan akhirnya gagal.
Baca Juga: Kiai Sai'd Pendiri Pesantren Gedongan
Belum ada Komentar untuk "Ketika Pesantren Gedongan Ditipu"
Posting Komentar