Mengenal Novel Bintu Maulana Jalaludin Ar-rumi
Minggu, 24 Maret 2019
Tulis Komentar
BUNGFEI.COM-Novel “Bintu Maulana Jalaludin Ar-rumi” merupakan novel terjamahan dari novel karya Mauriel Maufroy yang berjudul “Rumi’s Daughter” novel tersebut diterjamahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Arab oleh Muhamad I’ed Ibrahim.
Selain dalam bahasa Arab novel ini juga diterjamahkan ke banyak bahasa lain salah satunya bahasa Indonesia, dalam versi bahasa Indonesia novel ini diberi judul “ Kimya Sang Puteri Rumi”. Berikut tampilan novel karya Mauriel Maufroy dalam tiga bahasa.
Adapun jika ditinjau dalam sisi interistiknya, maka akan didapat hasil sebagai berikut:
Pada saat itu, ia tak bisa menjelaskan mengapa ia merasakan hal itu, ia sendiripun tak mengerti hal apa yang menimpanya. Kepindahannya ke Konya mengubah total seluruh kehidupannya.
Sebagai putri angkat Rumi, Kimya banyak belajar banyak hal terutama, sisi spiritual dan kerinduannya akan Tuhan makin terasah. Konflik lalu timbul saat ia menikah dengan Tabriz, seorang sufi berasal dari Syams yang juga merupakan guru Rumi.
Banyak orang yang tak suka akan keberadaan Tabriz, karena setelah kedatangannya ke Konya, Rumi tak lagi ingin mengajar ilmu agama tapi banyak berkhalwat dengannya. Rumi seolah menelantarkan murid-muridnya yang haus akan ilmu pengetahuan agama. Disinilah ketahanan Kimya sebagai seorang perempuan diuji.
Kimya menunjukkan bagaimana ia bertahan menghadapi tuduhan orang-orang yang mengarah pada Tabriz sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas berubahnya Rumi.
Terlahir sebagai anak petani di pedalaman Anatolia, sejak kecil Kimya merasakan kerinduan misterius kepada Yang Gaib. Kimya menyaksikan dari dekat proses perubahan Maulana Rumi, dari seorang ulama terhormat di Konya, menjadi perindu Tuhan, bersyair dan menari merayakan cinta Ilahi.
Semua itu karena perjumpaannya dengan seorang sufi pengembara, Syams dari Tabriz. Hidup Kimya semakin berliku setelah dia menjadi istri Syams. Kimya harus menghadapi permusuhan murid-murid Rumi dan penduduk Konya yang menganggap Syams meracuni pikiran Rumi. Melalui sudut pandang Kimya, kita juga akan melihat Rumi bukan hanya sebagai orang suci, tetapi juga sebagai seorang ayah dan suami, yang mengalami kegundahan yang amat manusiawi.
Saat usianya belum dewasapun Kimya telah mampu menunjukan kedewasaannya dengan tak berpikiran negatif mengenai apa yang terjadi dalam keluarganya. Sementara Jalaludin Rumi digambarkan sebagai seorang yang bijak yang mampu membimbing Kimya kerah jalan kebenaran, meskipun setelah perkawinan Kimya dengan Tibriz Rumi digambarkan sebagai sosok yang hanya mementingkan berkhalwat ketimbang memperhatikan murid-muridnya.
Adapun Tibriz digambarkan sebagai seorang bijak yang mampu mempengaruhi Jalaludin Rumi dalam mencintai tuhanya, meskipun demikian anggapan orang terutama murid-murid Rumi sebagai seorang yang membuat rumi menjadi malas untuk mengurusi/mengajar murid-muridnya, karena setelah Rumi berhubungan dengan Tibriz sikap rumi cenderung banyak berkhalwat ketimbang memperhatikan pendidikan memberikan pengajaran pada murid-muridnya.
Selain dalam bahasa Arab novel ini juga diterjamahkan ke banyak bahasa lain salah satunya bahasa Indonesia, dalam versi bahasa Indonesia novel ini diberi judul “ Kimya Sang Puteri Rumi”. Berikut tampilan novel karya Mauriel Maufroy dalam tiga bahasa.
Adapun jika ditinjau dalam sisi interistiknya, maka akan didapat hasil sebagai berikut:
1. Tema
Tema novel ini bercerita mengenai perjalanan seorang perempuan dalam menempuh perjalanan menjadi sufi wanita. Perempuan tersebut bernama Kimya. Sejak kecil, ia telah banyak mengalami kejadian yang mengguncang sisi spiritual dalam dirinya. Ia dianggap berbeda oleh teman sepermainan bahkan oleh orang tuanya sendiri. Seringkali, ia terlihat seperti meninggalkan dunia tempat ia berada dan termenung, seakan jiwanya terbang mengelana ketempat yang tak terjangkau indra.Pada saat itu, ia tak bisa menjelaskan mengapa ia merasakan hal itu, ia sendiripun tak mengerti hal apa yang menimpanya. Kepindahannya ke Konya mengubah total seluruh kehidupannya.
Sebagai putri angkat Rumi, Kimya banyak belajar banyak hal terutama, sisi spiritual dan kerinduannya akan Tuhan makin terasah. Konflik lalu timbul saat ia menikah dengan Tabriz, seorang sufi berasal dari Syams yang juga merupakan guru Rumi.
Banyak orang yang tak suka akan keberadaan Tabriz, karena setelah kedatangannya ke Konya, Rumi tak lagi ingin mengajar ilmu agama tapi banyak berkhalwat dengannya. Rumi seolah menelantarkan murid-muridnya yang haus akan ilmu pengetahuan agama. Disinilah ketahanan Kimya sebagai seorang perempuan diuji.
Kimya menunjukkan bagaimana ia bertahan menghadapi tuduhan orang-orang yang mengarah pada Tabriz sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas berubahnya Rumi.
2. Latar
Novel ini berlatar di Turki, dengan tokoh sentral seorang wanita bernama Kimya. Ia berasal dari keluarga petani yang menetap di pedalaman Anatolia di Turki. Novel ini berkisah kehidupan Kimya, putri angkat Jalaluddin Rumi,. Kisah bermula dari masa kanak kanak Kimya, pergolakan batinnya sampai ia menemukan tempat yang cocok bagi jiwanya, hingga kisah pernikahannya yang unik.Terlahir sebagai anak petani di pedalaman Anatolia, sejak kecil Kimya merasakan kerinduan misterius kepada Yang Gaib. Kimya menyaksikan dari dekat proses perubahan Maulana Rumi, dari seorang ulama terhormat di Konya, menjadi perindu Tuhan, bersyair dan menari merayakan cinta Ilahi.
Semua itu karena perjumpaannya dengan seorang sufi pengembara, Syams dari Tabriz. Hidup Kimya semakin berliku setelah dia menjadi istri Syams. Kimya harus menghadapi permusuhan murid-murid Rumi dan penduduk Konya yang menganggap Syams meracuni pikiran Rumi. Melalui sudut pandang Kimya, kita juga akan melihat Rumi bukan hanya sebagai orang suci, tetapi juga sebagai seorang ayah dan suami, yang mengalami kegundahan yang amat manusiawi.
3. Penokohan
Tokoh Utama dalam novel ini adalh Kimya dan Jalaludin Rumi dan Tibriz. Kimya dalam novel ini digambarkan sebagai seorang yang teguh pendirinan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang menimpanya dan sebagai tokoh sufi yang mampu memberikan teladan.Saat usianya belum dewasapun Kimya telah mampu menunjukan kedewasaannya dengan tak berpikiran negatif mengenai apa yang terjadi dalam keluarganya. Sementara Jalaludin Rumi digambarkan sebagai seorang yang bijak yang mampu membimbing Kimya kerah jalan kebenaran, meskipun setelah perkawinan Kimya dengan Tibriz Rumi digambarkan sebagai sosok yang hanya mementingkan berkhalwat ketimbang memperhatikan murid-muridnya.
Adapun Tibriz digambarkan sebagai seorang bijak yang mampu mempengaruhi Jalaludin Rumi dalam mencintai tuhanya, meskipun demikian anggapan orang terutama murid-murid Rumi sebagai seorang yang membuat rumi menjadi malas untuk mengurusi/mengajar murid-muridnya, karena setelah Rumi berhubungan dengan Tibriz sikap rumi cenderung banyak berkhalwat ketimbang memperhatikan pendidikan memberikan pengajaran pada murid-muridnya.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Novel Bintu Maulana Jalaludin Ar-rumi"
Posting Komentar