Kematian Sultan Trenggono Dalam Catatan Portugis
Minggu, 11 November 2018
Tulis Komentar
Sultan Trenggono tingkah laku dan pergerakannya rupanya menjadi perhatian orang-orang Portugis setelah Sultan Demak ke III itu melakukan beberapa kali penyerangan terhadap Potrugis di Malaka dan mengusir Portugis di Sunda Kelapa. Bukti kongkrit perhatian orang-orang Portugis terhadap Sultan Trenggono adalah adanya catatan mengenai pergerakan Kesultanan Demak dibawah Sultan Trenggono, salah satu catatan tersebut bahkan memuat berita mengenai kematian Sultan Trenggono.
Berita mengenai kematian Sultan Trenggono yang tercatat dalam berita Portugis ditulis oleh seorang Portugis yang bernama Fernandez Menez Pinto . Menurut catatanya, pada tahun 1546 Sultan Trenggono menyerang Panarukan, Situbondo yang kala itu dibawah kekuasaan Blambangan.
Dalam upaya penaklukan Panarukan, Demak dibantu oleh Cirebon, Sunan Gunung jati mengirimkan 7000 orang yang dipimpin oleh Fatahillah untuk membantu Sultan Trenggono. Selain itu dari 7000 pasukan Cirebon itu didalamnya juga terdapat tentara Jayakarta dan Banten. Fernandez Menez Pinto dikisahkan ikut rombongan tentara itu bersama 40 orang tentara Banten.
Penaklukan Panarukan ini dikisahkan berlarut-larut, bahkan setelah mengepung Panarukan selama 3 Bulan Demak belum juga dapat merebut kota itu. Suatu ketika, Sultan Trenggono bermusyawarah bersama para Adipati bawahannya untuk melancarkan serangan selanjutnya.
Putra Bupati Surabaya yang berusia 10 tahun menjadi pelayannya. Anak kecil itu tertarik pada jalannya musyawarah sehingga tak mendengar printah Sultan Trenggono. Sultan marah dan memukulnya. Anak itu secara spontan membalas dengan menusukan pisau ke dada Sultan Trenggono. Sultan kemudian tewas seketika dan segera dibawa pulang meninggalkan panarukan.
Begitulah kisah kematian Sultan Trenggono Dalam Catatan Portugis, perlu dipahami bahwa dalam masa pemerintahan Sultan Trenggono ini Demak banyak melakukan ekspansi militer ke beberapa daerah serta melakukan hubungan bilateral dengan kerajaan-kerajaan Islam Nusantara untuk menghalau Portugis di Nusantara.
Diantara ekspansi Militer yang terkenal adalah Penyerangan ke Malaka dalam upaya mengusir portugis, Merebut Sunda Kelapa dari Tangan Kerajaan Sunda karena Sunda mengijinkan Portugis membuat Benteng disana, Penaklukan Majapahit, dan Ekspedisi Penaklukan ke Banjarmasin Kalimantan.
Semua gerakan dan ekspedisi Militer dari Sultan Trenggono ini dilancarkan demi untuk mengganggu Portugis yang kala itu berupaya menguasai Kerajaan-Kerajaan di Nusantara, dari itu Sultan Trenggono dikisahkan terkenal dikalangan orang-orang Portugis bahkan Pemerintah Kolonial Portugis itu sendiri.
Oleh karena itu berita mengenai pergerakan Sultan Trenggono ini selalu diburu oleh orang-Orang Portugis, salah satunya oleh Fernandez Menez Pinto, bahkan saking ngebetnya memperoleh berita mengenai Sultan Demak ke III ini, Fernandez Menez Pinto rela ikut rombongan Banten dalam peristiwa penaklukan Panarukan.Itulah sebabnya Fernandez Menez Pinto mengetahui peristiwa penyerbuan Panarukan yang kebetulan menyebabkan wafatnya Trenggono.
Berita mengenai kematian Sultan Trenggono yang tercatat dalam berita Portugis ditulis oleh seorang Portugis yang bernama Fernandez Menez Pinto . Menurut catatanya, pada tahun 1546 Sultan Trenggono menyerang Panarukan, Situbondo yang kala itu dibawah kekuasaan Blambangan.
Dalam upaya penaklukan Panarukan, Demak dibantu oleh Cirebon, Sunan Gunung jati mengirimkan 7000 orang yang dipimpin oleh Fatahillah untuk membantu Sultan Trenggono. Selain itu dari 7000 pasukan Cirebon itu didalamnya juga terdapat tentara Jayakarta dan Banten. Fernandez Menez Pinto dikisahkan ikut rombongan tentara itu bersama 40 orang tentara Banten.
Penaklukan Panarukan ini dikisahkan berlarut-larut, bahkan setelah mengepung Panarukan selama 3 Bulan Demak belum juga dapat merebut kota itu. Suatu ketika, Sultan Trenggono bermusyawarah bersama para Adipati bawahannya untuk melancarkan serangan selanjutnya.
Putra Bupati Surabaya yang berusia 10 tahun menjadi pelayannya. Anak kecil itu tertarik pada jalannya musyawarah sehingga tak mendengar printah Sultan Trenggono. Sultan marah dan memukulnya. Anak itu secara spontan membalas dengan menusukan pisau ke dada Sultan Trenggono. Sultan kemudian tewas seketika dan segera dibawa pulang meninggalkan panarukan.
Begitulah kisah kematian Sultan Trenggono Dalam Catatan Portugis, perlu dipahami bahwa dalam masa pemerintahan Sultan Trenggono ini Demak banyak melakukan ekspansi militer ke beberapa daerah serta melakukan hubungan bilateral dengan kerajaan-kerajaan Islam Nusantara untuk menghalau Portugis di Nusantara.
Diantara ekspansi Militer yang terkenal adalah Penyerangan ke Malaka dalam upaya mengusir portugis, Merebut Sunda Kelapa dari Tangan Kerajaan Sunda karena Sunda mengijinkan Portugis membuat Benteng disana, Penaklukan Majapahit, dan Ekspedisi Penaklukan ke Banjarmasin Kalimantan.
Semua gerakan dan ekspedisi Militer dari Sultan Trenggono ini dilancarkan demi untuk mengganggu Portugis yang kala itu berupaya menguasai Kerajaan-Kerajaan di Nusantara, dari itu Sultan Trenggono dikisahkan terkenal dikalangan orang-orang Portugis bahkan Pemerintah Kolonial Portugis itu sendiri.
Oleh karena itu berita mengenai pergerakan Sultan Trenggono ini selalu diburu oleh orang-Orang Portugis, salah satunya oleh Fernandez Menez Pinto, bahkan saking ngebetnya memperoleh berita mengenai Sultan Demak ke III ini, Fernandez Menez Pinto rela ikut rombongan Banten dalam peristiwa penaklukan Panarukan.Itulah sebabnya Fernandez Menez Pinto mengetahui peristiwa penyerbuan Panarukan yang kebetulan menyebabkan wafatnya Trenggono.
Belum ada Komentar untuk "Kematian Sultan Trenggono Dalam Catatan Portugis"
Posting Komentar