Letak Dan Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara
Sabtu, 27 Januari 2018
Tulis Komentar
Tarumanegara dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai salah satu kerajaan yang didirikan oleh bangsa Sunda, kerjaan ini juga digolongkan kedalam kerajaan-kerajaan tertua yang pernah berdiri di Indonesia. Adanya pandangan tersebut didasarkan pada penemuan-penemuan sumber sejarah baik prasasti maupun naskah kuno.
Candi Jiwa Karawang, Peninggalan Kerajaan Tarumanegara |
Lokasi Kerajaan
Berdasarkan penemuan dari beberapa prasasti tentang kerajaan Tarumanegara, diketahui bahwa letak kerajaan Tarumanegara berada di wilayah Jawa Barat, dengan pusat kerajaan diperkirakan terletak di sekitar daerah Bogor sekarang. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta sampai ke perbatasan Cirebon, sehingga dapat ditafsirkan bahwa pada masa pemerintahan Raja Purnawarman wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah Jawa Barat.
Kehidupan Politik
Menurut prasasti tugu telah didapat informasi bahwa Raja Purnawarman telah memerintahkan untuk menggali sebuah sungai. Penggalian sungai ini terbliang sangat besar manfaatnya, karena dengan membuat sungai buatan berarti kerajaan sedang melakukan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Dengan demikian maka para sejarawan pada umumnya menyimpulkan bahwa, Raja Purnawarman dipandang sebagai sebagai sorang raja besar yang memperhatikan kehidupan rakyatnya.
Menurut Naskah Wangsakerta diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman, beliau menjabat dari 382-395. Jayasingawarman dimakamkan di tepi sungai Gomati, sedangkan putranya di tepi sungai Candrabaga.
Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang ketiga beliau bertahta pada 395-434 M. Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 kota itu dinamakan Sundapura. Kelak nama Sunda ini kemudian digunakan untuk menyebut orang-orang Tarumanegara secara umum, bahkan sekarang orang yang mendiami wilayah barat Pulau Jawa disebut orang Sunda.
Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah kemudian dipahami bahwa kehidupan Politik yang diterapkan oleh Raja tarumanegara pada umumnya adalah kesejahteraan dan keefesienan, politik Raja dalam mengatur rakyatnya dijalankan dengan melakukan upaya-upaya mensejahterakan rakyatnya, salah satu caranya dengan membuat sungai-sungai buatan ataupun melebarkan sungai yang sudah ada sebagai upaya mensejahterakan rakyat sehingga pamor Raja dimata rakyat menjadi baik. Sementara untuk keefesienan, tercatat Tarumanegara melakukan pemindahan Ibukota sebagai upaya lancarnya arus pemerintahan, sehingga lebih efisien.
Selain itu dalam rangka menghadapi pembangkang atau pemberontak, politik yang dimainkan oleh Tarumanegara adalah penaklukan hal tersebut di informasikan dalam Prasasti Munjul yang ditemukan di Pandeglang yang menyatakan bahwa wilayah kekuasaan Tarumanegara mencakup seluruh Jawa Barat dan pantai Selat Sunda. Pada Naskah wangsakerta Pustaka Nusantara, parwa II sargah III disebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (Pandeglang) sampai ke Purwalingga (Purbolinggo). Meskipun demikian secara tradisional Sungai Cipamali (Brebes) dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.
Kehadiran Prasasti Purnawarman di Pasir Muara, yang memberitakan Raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa Ibukota Sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Tarumanagara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan Rajatapura atau Salakanagara (kota Perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).
Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara, maka Salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara. Berikut adalah raja-raja Tarumanegara menurut Naskah Wangsakerta :
Daftar Raja-Raja Tarumanegara |
Belum ada Komentar untuk "Letak Dan Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara"
Posting Komentar