5 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat dan Contohnya

Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah unsur kalimat yang di pentingkan dalam struktur kalimat.

Gaya bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat dibagi menjadi 5 macam, adapun penjelasan dan contohnya sebagai berikut:

Klimaks

Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Kalimat adalah semacam gaya bahasa yang menggandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya (Keraf, 2006:124).

Contoh : “Kami mendoakan agar waktu - kapan saja waktunya - mereka dapat berdiri sendiri, bukan supaya mereka tidak bisa tunduk di bawah pengaruh kita, mengabdi dan berbakti kepada kita, tetapi karena justru inilah keadilan sosial yang selama ini kita perjuangkan”.

Antiklimaks

Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang bersetruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang penting ditetapkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatia pada bagian bagian berikutnya dalam kalimat itu (Keraf, 2006:125).

Contoh : “Kita hanya dapat merasakan betapa besarnya perubahan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia, apabila kita mengikuti perukaran pikiran, polemik, dan pertentangan yang berlaku sekitar bahasa Indonesia dalam empat puluh tahun ini antara pihak guru sekolah lama dengan angkatan penulis baru sekitar tahun tiga puluhan, antara pihak guru dengan pihak kaum jurnalis yang masih terdengar gemanya dalam Kongres Bahwa Indonesia dalam tahun 1954”.

Paralelisme

Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama bentuk gramatikal yang sama kesejajaran tersebut dapat pupa berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama gaya ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang (Keraf, 2006:126).

Contoh : “Bahawa bahasa itu lain dari pada yang lain dalam pergaulan, mempunyai makna yang kurang, bahkan yang barangkali lebih penting pula, bahkan yang berangkali lebih penting pula, oleh karena dalam bahasa itu manusia dapat mencurahkan suka dukanya, cinta dan hasrat jiwanya. Bahwa bahasa itu mengandung arti yang tidak kira-kira besarnya, oleh karena segala perasaan manusia dapat, malahan harus terbayang didalamnya”.

Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawan, gaya ini timbul dari kalimat berimbang (Keraf, 2006:126)

Contoh : “Mereka sudah kehilangan banyak dari harta bendanya, tetapi mereka juga telah banyak memperoleh keuntungan dari padanya”.

Repetisi

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam bagian ini, hanya akan dibicarakan repetisi yang berbentuk kata atau frasa atau klausa. Karena nilainya dianggap tinggi, maka dalam oratori timbullah bermacam-macam variasi repetisi. Repetisi, seperti halnya sengan paralelisme dan antitesis, lahir dari kalimat yang berimbang (Keraf, 2006:127)

Contoh :”Anggota-anggota masyarakat dalam lingkungan suatu kebudayaan tahu akan adat-istiadat, kebiasaan dan undang-undang, tahu bagaimana ia mesti berkelakuan dalam lingkungan masyarakat dan kebudayaan, dan ia tahu juga menafsirkan kelakuan sesamannya dalam masyarakat dalam kebudayaan itu, sehingga ia dapat mereaksi terhadapnya dengan cara yang selayaknya”.

Belum ada Komentar untuk "5 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat dan Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel