Sejarah Cirebon Waterland
Kamis, 14 Mei 2020
Tulis Komentar
Cirebon Waterland atau yang dahulu disebut taman Ade Irma Nasution merupakan taman Rekreasi air di Cirebon, Jawa barat yang terletak di Jl. Yos Sudarso No 01, Kelurahan Lemahwungkuk Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, Jawa Barat.
Sesuai namanya, Cirebon Waterland, maka tempat ini pun terletak di tepi pantai kota Cirebon dan dihiasi dengan berbagai wahana dengan pemandangan laut lepas yang sangat indah, didalam Cirebon Waterland juga terdapat spot utama khusus yakni kapal layar besar berbahan kayu yang didalamnya digunakan sebagai Hotel sekaligus restoran dan juga beberapa rumah apung yang sengaja ditata rapih memanjang dengan jalan yang seperti jembatan berbahan kayu agar terlihat natural dan dapat memanjakan mata tentunya bagi siapa saja yang melihatnya.
Sebelum menjadi wisata yang indah, berkelas dan sangat terkenal dengan nama Cirebon Waterland atau Ade Irma Suryani, dahulunya tempat tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dikarenakan existensinya sangat rendah, pengelolaan yang jelek, kurangnya promosi ke masyarakat lokal maupun mancanegara, kurangnya pengunjung, dan tidak ada sentuhan yang menjadikanya daya tari tersendiri.
Dahulunya wilayah tersebut milik Pemda (Pemerintah Daerah) Kota Cirebon yang sudah ada sejak tahun 1966-an dengan nama Trafic Garden Cirebon yang menjadi destinasi air satu-satunya di wilayah Cirebon tersebut. Keterpurukanya menjadikanya gulung tikar hingga akhirnya Pemda Kota Cirebon menyewakaan atau mengkontrakanya kepada siapa saja yang ingin menyewanya demi terurusnya wilayah tersebut.
Pada tahun 2014 Cirebon Waterland dibangun dan disewa oleh Hanjaya Arif Halim selaku presiden Direktur di Cirebon Waterland, namun pembangunan dan perkembangan wisata tersebut terikat oleh sebuah perjanjian (MOU) antara Pemda kota Cirebon selaku pemilik tanah dengan penyewa lahan Cirebon Waterland yakni Hanjaya Arif Halim.
Pembengunan wisata tersebut diperkirakan menghabiskan segolontor dana yang cukup banyak hingga 60 Miliar dengan tanah yang disewakan seluas 2/3 hektar (Ujar Hanjaya). Setelah pembangunan selesai, destinasi air yang pernah gulung tikar tersebut dibuka kembali pada tanggal 1 Juli 2015/2016.
Taman wisata Cirebon Waterland merupan cabang dari Ciwidey Waterland Bandung, maka namanya berubah yang semula Taman Traffic Garden Cirebon menjadi Cirebon Waterland atau Ade Irma Suryani Nasution agar sama seperti cabangnya yang di Bandung dan juga konon pergantian namanya karena nama yang lama dianggapnya kurang menarik.
Pengelolaan dan pemberdayaan Cirebon Waterland yang dibangun oleh Hanjaya Arif Halim terkesan modern dan mewah, kemewahan tersebut terlihat dari harga Hotel yang langsung menghadap ke laut tersebut diawali dengan harga Rp. 1000.000 juta-an per malam.
Sebelum memasuki wisata, Hotel, pantai, waterboom dan lainnya, pelanggan akan dihadapkan dengan tiket masuk yang harganya kini sudah beranjak naik dari 40 ribu rupiah hingga sekarang berkisar 60.000 ribu rupiah per orangnya.
Harga tiket tersebut terbilang cukup fantastis karena hanya dapat menjangkau kelas menengah keatas dan harga tiket tersebut belum termasuk untuk keindahan dan spot-spot wisata yang ada didalam Cirebon Waterland tersebut.
Sekarang Cirebon Waterland sangat terurus dan existensinya sangat tinggi karena keindahanya dapat menarik mata anak kecil hingga dewasa dan terdapat kepungurusan setiap bidang menjadikan Cirebon Waterland makin Berjaya dan teroganisir dengan baik dari segala sisi.
Sesuai namanya, Cirebon Waterland, maka tempat ini pun terletak di tepi pantai kota Cirebon dan dihiasi dengan berbagai wahana dengan pemandangan laut lepas yang sangat indah, didalam Cirebon Waterland juga terdapat spot utama khusus yakni kapal layar besar berbahan kayu yang didalamnya digunakan sebagai Hotel sekaligus restoran dan juga beberapa rumah apung yang sengaja ditata rapih memanjang dengan jalan yang seperti jembatan berbahan kayu agar terlihat natural dan dapat memanjakan mata tentunya bagi siapa saja yang melihatnya.
Sebelum menjadi wisata yang indah, berkelas dan sangat terkenal dengan nama Cirebon Waterland atau Ade Irma Suryani, dahulunya tempat tersebut kondisinya sangat memprihatinkan dikarenakan existensinya sangat rendah, pengelolaan yang jelek, kurangnya promosi ke masyarakat lokal maupun mancanegara, kurangnya pengunjung, dan tidak ada sentuhan yang menjadikanya daya tari tersendiri.
Dahulunya wilayah tersebut milik Pemda (Pemerintah Daerah) Kota Cirebon yang sudah ada sejak tahun 1966-an dengan nama Trafic Garden Cirebon yang menjadi destinasi air satu-satunya di wilayah Cirebon tersebut. Keterpurukanya menjadikanya gulung tikar hingga akhirnya Pemda Kota Cirebon menyewakaan atau mengkontrakanya kepada siapa saja yang ingin menyewanya demi terurusnya wilayah tersebut.
Pada tahun 2014 Cirebon Waterland dibangun dan disewa oleh Hanjaya Arif Halim selaku presiden Direktur di Cirebon Waterland, namun pembangunan dan perkembangan wisata tersebut terikat oleh sebuah perjanjian (MOU) antara Pemda kota Cirebon selaku pemilik tanah dengan penyewa lahan Cirebon Waterland yakni Hanjaya Arif Halim.
Pembengunan wisata tersebut diperkirakan menghabiskan segolontor dana yang cukup banyak hingga 60 Miliar dengan tanah yang disewakan seluas 2/3 hektar (Ujar Hanjaya). Setelah pembangunan selesai, destinasi air yang pernah gulung tikar tersebut dibuka kembali pada tanggal 1 Juli 2015/2016.
Taman wisata Cirebon Waterland merupan cabang dari Ciwidey Waterland Bandung, maka namanya berubah yang semula Taman Traffic Garden Cirebon menjadi Cirebon Waterland atau Ade Irma Suryani Nasution agar sama seperti cabangnya yang di Bandung dan juga konon pergantian namanya karena nama yang lama dianggapnya kurang menarik.
Pengelolaan dan pemberdayaan Cirebon Waterland yang dibangun oleh Hanjaya Arif Halim terkesan modern dan mewah, kemewahan tersebut terlihat dari harga Hotel yang langsung menghadap ke laut tersebut diawali dengan harga Rp. 1000.000 juta-an per malam.
Sebelum memasuki wisata, Hotel, pantai, waterboom dan lainnya, pelanggan akan dihadapkan dengan tiket masuk yang harganya kini sudah beranjak naik dari 40 ribu rupiah hingga sekarang berkisar 60.000 ribu rupiah per orangnya.
Harga tiket tersebut terbilang cukup fantastis karena hanya dapat menjangkau kelas menengah keatas dan harga tiket tersebut belum termasuk untuk keindahan dan spot-spot wisata yang ada didalam Cirebon Waterland tersebut.
Sekarang Cirebon Waterland sangat terurus dan existensinya sangat tinggi karena keindahanya dapat menarik mata anak kecil hingga dewasa dan terdapat kepungurusan setiap bidang menjadikan Cirebon Waterland makin Berjaya dan teroganisir dengan baik dari segala sisi.
Susunan Pengurus Waterland Cirebon :
- Pemilik tanah ( Pemda kota Cirebon)
- Presiden Direktur (Hanjaya Arif Halim)
- Manager (Bapak Beben)
- Kepala HRD (Ibu Sisil)
- Kepala Teknisi (Bpk. Yanto)
- Kepala Humas (Ibu Juhaeni)
- Kepala keamanan (Bpk. Heri Susanto)
- Kepala Hotel (Bpk. Ramdhan)
- Kepala Kolam Renang (Bpk. Ade S)
- Kepala Kasir (Ibu Eka)
Penulis: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Cirebon Waterland"
Posting Komentar