Berdirinya Kerajaan Arab Saudi
Senin, 17 Februari 2020
Tulis Komentar
Kerajaan Arab Saudi atau yang dalam bahasa Arab disebut المملكة العربية السعودية adalah salah satu negara monarki yang menguasai wilayah Hejaz dan Nejd. Dinamakan Saudi, karena kerajaan tersebut didirikan oleh keluarga Saud (سعود) yang berasal dari wilayah Nejd (Dariyah-Riyadh).
Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia tidak mudah, sebab latar belakang pendirian kerajaan itu dilakukan dengan cara melakukan invasi pada wilayah kerajaan lain. Keluarga Saud sebelumnya hanya Amir (Raja Kecil) di wilayah Nejd (Dariyah-Riyadh), barulah selepas berhasil melakukan invasi di seluruh wilayah Nejd dan Hejaz (Mekah-Madinah) Ke-Amiran tersebut berubah statusnya menjadi kerajaan besar yang dikemudian hari dikenal dengan nama Kerajaan Arab Saudi.
Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia tidak mudah, sebab latar belakang pendirian kerajaan itu dilakukan dengan cara melakukan invasi pada wilayah kerajaan lain. Keluarga Saud sebelumnya hanya Amir (Raja Kecil) di wilayah Nejd (Dariyah-Riyadh), barulah selepas berhasil melakukan invasi di seluruh wilayah Nejd dan Hejaz (Mekah-Madinah) Ke-Amiran tersebut berubah statusnya menjadi kerajaan besar yang dikemudian hari dikenal dengan nama Kerajaan Arab Saudi.
Eksistensi keluarga Saud dalam menancapkan pengaruhnya di Nejd dan Hejaz terjadi pada dua gelombang waktu yang berbeda. Yaitu gelombang pertama di mulai ketika keluarga Saud mendirikan Kerajaan Saudi yang beribukota di Dariyah (1744-1818) dan gelombang kedua ketika keluarga Saud mendirikan Kerajaan Saudi yang beribukota di Riyadh (1932-Sekarang).
Gelombang waktu pertama terjadi ketika Negara Saudi (dikenal juga dengan nama Negara Saudi Pertama/Ke-Amiran Dariyah) diprintah oleh Muhamad bin Saud (1744-1765) mengadakan persekutuan dengan Muhamad bin Abdul Wahab seorang ulama sekaligus pendiri aliran Wahabi untuk sama-sama berjuang menguasai Semenanjung Arabia.
Muhamad bin Abdul Wahab sebetulnya adalah ulama yang terusir, dakwahnya selalu ditolak oleh masyarakat dan para ulama 4 Madhab dizamanya, bahkan juga di tolak oleh ayah dan kakak kandungnya.
Muhamad bin Abdul Wahab juga dikenal sebagai ulama yang mengajarkan Islam dengan cara-cara yang tak lazim dizaman itu, pemahaman keislamannya dikenal keras dan kaku, dalam memahami ayat-ayat al-Quran dan Hadist ia lakukan secara tekstual, sehingga banyak pemahaman baru yang muncul dari ulama ini, seperti amalan ziarah kubur dianggap menyembah kubur, bermadhab dianggap taklid buta dan masih banyak yang lainnya, meskipun begitu pengikut Muhamad bin Abdul Wahab terbilang banyak dan sangat militan, sehingga menarik penguasa Kerajaan Saudi pertama untuk memanfaatkannya. Harapannya, Muhamad bin Abdul Wahab dapat dijadikan alat untuk ikut menguasai seluruh semenanjung Arab yang kala itu dibawah pemerintahan Turki Ustmani.
Persekutuan penguasa Kerajaan Saudi Pertama dengan kaum Wahabi akhirnya sukses merebut seluruh wilayah Nejd, selanjutnya juga sukses merebut Hejaz (Mekah-Madinah) dari tangan Syarif Mekah yang kala itu dibawah kekuasan Kekhalifahan Turki Ustmani.
Gelombang waktu pertama terjadi ketika Negara Saudi (dikenal juga dengan nama Negara Saudi Pertama/Ke-Amiran Dariyah) diprintah oleh Muhamad bin Saud (1744-1765) mengadakan persekutuan dengan Muhamad bin Abdul Wahab seorang ulama sekaligus pendiri aliran Wahabi untuk sama-sama berjuang menguasai Semenanjung Arabia.
Bendera Kerajaan Saudi Pertama |
Muhamad bin Abdul Wahab juga dikenal sebagai ulama yang mengajarkan Islam dengan cara-cara yang tak lazim dizaman itu, pemahaman keislamannya dikenal keras dan kaku, dalam memahami ayat-ayat al-Quran dan Hadist ia lakukan secara tekstual, sehingga banyak pemahaman baru yang muncul dari ulama ini, seperti amalan ziarah kubur dianggap menyembah kubur, bermadhab dianggap taklid buta dan masih banyak yang lainnya, meskipun begitu pengikut Muhamad bin Abdul Wahab terbilang banyak dan sangat militan, sehingga menarik penguasa Kerajaan Saudi pertama untuk memanfaatkannya. Harapannya, Muhamad bin Abdul Wahab dapat dijadikan alat untuk ikut menguasai seluruh semenanjung Arab yang kala itu dibawah pemerintahan Turki Ustmani.
Persekutuan penguasa Kerajaan Saudi Pertama dengan kaum Wahabi akhirnya sukses merebut seluruh wilayah Nejd, selanjutnya juga sukses merebut Hejaz (Mekah-Madinah) dari tangan Syarif Mekah yang kala itu dibawah kekuasan Kekhalifahan Turki Ustmani.
Pada saat menguasai Mekah dan Madinah, tentara kerajaan Saudi yang umumnya terpapar ajaran Wahabi banyak membongkar kuburan para sahabat dan para tabi'en, serta ulama-ulama terkemuka yang menurut mereka sebagai sumber kesyirikan.
Selain itu, mereka juga banyak menjatuhi hukuman mati pada orang-orang Sufi, Syiah dan aliran Islam lain dengan tuduhan menyebarkan bid'ah dan kesyirikan.
Kesuksesan Negara Saudi menguasai Semenanjung Arab dengan bantuan orang-orang Wahabi rupanya tidak lama, sebab Kekhalifahan Turki Ustmani yang muak dengan tingkah laku keluarga Saud melancarkan oprasi militer guna merebut kembali wilayah Hejaz yang telah dikuasai.
Hijau Tua= Nejd-Hijau Muda=Hejaz |
Tentara Kehalifahan Turki Ustmani yang dikirim dari Mesir berhasil merebut Mekah dan Madinah. Bahkan Raja Sudi yang kala itu dijabat oleh Abdullah bin Saud (1814-1818) berhasil di tangkap dan di bawa ke Istanbul (Ibu Kota Kekhalifahan). Abdullah bin Saud di adili, disana ia dijatuhi hukuman pancung, kepalanya dibuang ke Selat Boshporus. Masih pada oprasi itu juga tentara Turki Ustmani menghancur leburkan Dariyah, Ibu Kota Negara Saudi. Selepas peristiwa itu Negara Saudi pertama dinyatakan bubar.
Bangkitnya Keluarga Saud dan Berdirinya Kerajaan Arab Saudi
Kekalahan bertubi-tubi yang menimpa Kekhalifahan Turki Ustmani pada perang dunia ke I (1914-1918) oleh sekutu, membuat wilayah kekuasaannya yang berada di semenanjung Arabia rawan di adu domba.
Inggris mempengaruhi Gubernur Hejaz (Syarif Mekah) agar merdeka dari Turki Ustmani, oleh karena itu Gubernur Hejaz yang kala itu dijabat oleh Husin bin Ali memberontak, pemberontakan terjadi pada Tahun 1915-1916 tepat ketika Turki Ustmani sedang sibuk menghadapi perang Dunia I melawan Inggris dan sekutunya.
Karena pemberontakan dibantu oleh Inggris maka Husain bin Ali memperoleh kemenangan, selepas peristiwa itu, Husain bin Ali dinobatkan menjadi raja serta mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Hejaz pada Tahun 1916. Wilayah kekuasaanya mencakup Mekah-Madinah.
Hilanggnya pengaruh Kekhalifahan Turki Ustmani di semenanjung Arab juga membangkitkan lagi sisa-sisa keluarga Saud yang dahulu tidak dijatuhi hukuman mati olehTurki Ustmani saat mereka menghancurkan Negara Saudi pertama di Dariyah.
Ke-Amiran Riyadh yang diperintah oleh Abdul Aziz bin Saud pada 1921 memproklamirkan berdirinya Kerajaan Nejd yang merdeka dari kerajaan manapun.
Hilanggnya pengaruh Kekhalifahan Turki Ustmani di semenanjung Arab juga membangkitkan lagi sisa-sisa keluarga Saud yang dahulu tidak dijatuhi hukuman mati olehTurki Ustmani saat mereka menghancurkan Negara Saudi pertama di Dariyah.
Ke-Amiran Riyadh yang diperintah oleh Abdul Aziz bin Saud pada 1921 memproklamirkan berdirinya Kerajaan Nejd yang merdeka dari kerajaan manapun.
Seperti keluarga Saud sebelumnya, dalam membangun kerajannya, Abdul Aziz bin Saud juga bersekutu dengan orang-orang Wahabi dalam memperkokoh kekuatan kerajaannya.
Pada tahun 1920, selepas runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani, maka berdasarkan Deklarasi Balfour wilayah Palestina yang sebelumnya menjadi kekuasaan Kekhalifahan Turki Ustmani jatuh ke tangan Inggris.
Bendera Ke-Amiran Riyadh-Kerajaan Nejd-Kerajaan Saudi Arabia |
Menanggapi hal tersebut, Raja Hejaz yang kala itu diperintah oleh Ali bin Husain (1924-1925) yang bergelar Syarif Mekah menolak deklarasi tersebut, ia menghendaki wilayah Palestina merdeka dan dibawah kepemimpinan kaum muslimin.
Baca Juga: Akhir Kuasa Syarif Mekah
Demi menghilangkan benih-benih perlawanan di Semenanjung Arab, Inggris akhirnya membantu Abdul Aziz bin Saud dari kerajaan Nejd untuk merebut Hejaz dari tangan Ali bin Husain yang dianggap membangkang pada Inggris.
Baca Juga: Akhir Kuasa Syarif Mekah
Demi menghilangkan benih-benih perlawanan di Semenanjung Arab, Inggris akhirnya membantu Abdul Aziz bin Saud dari kerajaan Nejd untuk merebut Hejaz dari tangan Ali bin Husain yang dianggap membangkang pada Inggris.
Perang penaklukan berlangsung dengan sengit, akan tetapi karena dibantu Inggris dan di bantu pula oleh orang-orang Wahabi yang dikenal sangat militan, Abdul Aziz bin Saud akhirnya dapat menaklukan Kerajaan Hejaz. Maka mulai selepas itu Abdul Aziz bin Saud mengubah nama kerajaannya menjadi “Kerajaan Nejd-Hejaz”, dikemudian hari nama itu diubah kembali menjadi “Kerajaan Arab Saudi”.
Kerajaan Arab Saudi resmi diproklamirkan pada 23 September 1932 dengan Abdul Aiziz bin Saud sebagai raja pertamanya. Adapun nama lengkapnya adalah Abdul Aziz bin Abdurahmaman Al-Saud. Sementara nama populernya adalah Ibnu Saud.
Baca Juga: Mengenal WahabiKerajaan Arab Saudi resmi diproklamirkan pada 23 September 1932 dengan Abdul Aiziz bin Saud sebagai raja pertamanya. Adapun nama lengkapnya adalah Abdul Aziz bin Abdurahmaman Al-Saud. Sementara nama populernya adalah Ibnu Saud.
Ringkasan |
Belum ada Komentar untuk "Berdirinya Kerajaan Arab Saudi"
Posting Komentar