Dalem Ketut Samara Kepaksian, Raja Bali Gelgel Pertama

BUNGFEI.COM-Dalem Ketut Samara Kepakisan yang mempunyai nama asli I Dewa Ketut Tegal Besung pada mulanya adalah anak yang tidak diperhitungkan, sebab selain bukan putera mahkota dimasa mudanya ia juga dikenal sebagai pangeran yang gemar minggat dari Istana untuk sekedar mabuk-mabukan dan berjudi, tapi siapa sangka setelah ia menjadi Raja, Negara justru makmur sentausa.

Selain dikenal cakap mengurus negara, Raja ini juga dianugerahi wajah yang rupawan, ketika Raja ini berkunjung ke Majapahit untuk menghaturkan persembahan, seisi Istana Majapahit bahkan dikisahkan geger karena melihat ketampannya, sebab ia dikisahkan mirip Dewa Kama.

Menurut Naskah Babad Dalem, I Dewa Ketut Tegal Besung adalah anak ketiga dari Sri Kresna Kepakisan, Raja Bali Pertama selepas Majapahit mampu membunuh Patih Kebo Iwa dan melakukan Invasi di Pulau itu.

Ayahnya merupakan seorang Majapahit yang sengaja dijadikan Raja, karena Raja Bali sebelumnya terbunuh dalam peristiwa invasi yang dilancarkan Majapahit.

Baca Juga: Jebakan Wanita Cantik Dalam Kewafatan Kebo Iwa

Sebagai anak ketiga, tentunya I Dewa Ketut Tegal Besung bukan seorang Putra Mahkota, yang menjadi Raja pengganti ayahnya tentu anak pertama, bukan anak ketiga. Tapi begitulah takdir, ia nantinya mampu menjadi Raja menyalip kakak-kakaknya.

Menurut Babad Dalem, Sri  Kresna Kepakisan memiliki tiga orang putra, putra pertama bernama I Dewa Samprangan yang gemar bersolek sehingga dijuluki Dalem Ile, putra kedua bernama I Dewa Tarukan yang dikenal tidak berambisi karena sedikit tidak waras dan putra bungsunya bernama I Dewa Ketut Tegal Besung yang terkenal tidak pernah tekun diam di puri, selalu mengembara bermain judi, ia dijuluki Dalem Ketut Angulesir (Ketut Agung 1991:14).

Selepas kemangkatan ayahnya, Dalem Ketut Samara sebenarnya masih doyan Judi, ia tidak peduli pada Negara. Tahta Kerajaan waktu itu jatuh ketangan kakak pertamanya Dalem Ile. 

Pada masa pemerintahan Dalem Ile, Bali dikisahkan menjadi negara yang stagnan, tidak berkembang dan cenderung mundur, sebab diperintah oleh Raja yang tingkahnya lebih mirip wanita ketimbang laki-laki.

Mendapati Negara dalam kondisi seperti itu, akhirnya para mentri kerajaan melakukan rencana agar bagaimana caranya ia memiliki Raja yang cakap mengurus Negara.

Pilihannya waktu itu adalah mengangkat I Dewa Ketut Tegal Besung menjadi seorang Raja baru, meskipun anak ini terkenal suka mabuk-mabukan dan berjudi, para Pembesar kerajaan waktu itu tidak ada pilihan lainnya, sebab sebagaimana diketahui anak kedua Sri  Kresna Kepakisan juga gila.

Menurut Rai Putra (1991:19- 20) para menteri kerajaan yang mengajukan ide itu diketuai oleh Bendesa Gelgel yang bernama Klapodyana, ia sendiri langsung meminta Ketut Angulesir untuk mendirikan pemerintahan baru di Bali dengan berkedudukan di Gelgel.

Akhirnya, setelah disetujui oleh Raja, maka didirikanlah  pemerintahan kerajaan baru di Gelgel, Kerajaan ini berdiri pada tahun 1305 Ś/1383 M adapun Istananya kelak dinamakan Swesapura/Lingarsapura. Sementara Gelar resmi Raja Gelgel pertama yang disematkan pada  Ketut Angulesir adalah Dalem Ketut Samara Kepakisan.

Dengan berdirinya Kerajaan Gelgel, maka pada saat itu di Bali terdapat dua kerajaan, yaitu Kerajaan Bali Srampangan yang berpusat di Srampangan yang dipimpin oleh Dalem Ile, dan Kerajaan Bali  Gelgel yang dipimpin oleh Dalem Ketut Samara Kepakisan yang berpusat di Gelgel. 

Selepas Bali diperintah oleh dua raja, rupanya lambat laun kerajaan yang dipimpin oleh Dalem Ile itu menyusut pamornya, Dalem Ile menjadi Raja tapi seperti tak mempunyai kekuasaan. Karena kekuasaan waktu itu dikendalikan oleh adiknya yang berkedudukan di Gelgel.
Pulau Bali
Masa pemerintahan Dalem Ketut Semara Kepakisan di Bali merupakan periode yang aman sejahtera, bahkan raja ini disebut-sebut sempat menghadap Hayam Wuruk di Istana Majapahit. 

Kabar mengenai hal ini dikisahkan dalam Babad Dalem, dikisahkan Dalem Ketut Semara Kepakisan datang ke istana Majapahit dengan menggunakan perahu. Perjalanan pergi-pulang dari Bali ke Jawa Timur menghabiskan waktu satu bulan lamanya. Di istana Majapahit penampilan Raja Bali segera merebut perhatian hadirin  karena ketampanannya bagaikan Dewa Smara (Kama) (Munandar 1999:193).

Kedatagan raja Bali ke Majapahit ini tentu bukan suatu yang mengherankan sebab Bali waktu itu adalah bawahan Majapahit. 

Dalam catatan  Nāgarakŗtāgama pupuh 81:4-6 Para Raja-Raja Nusantara bawahan Majapahit dizaman Hayam Wuruk menghadap Raja pada bulan Phalguna setiap tahun, raja Majapahit dihormai  oleh seluruh pembesar negeri dari empat penjuru, tidak terkecuali para Raja dan pembesar dari Bali mereka datang sambil membawa upeti.

Babad Dalem mencatat bahwa Ketut Semara Kepakisan meninggal pada tahun 1382 Ś/1460 M. Kedudukannya digantikan oleh putra mahkota yang telah ditahbiskan sejak tahun 1380 Ś/1458 M. Raja itu bernama Dalem Batur Enggong atau Sri Waturenggong.

Baca Juga: Sejarah Bali Selepas Invasi Majapahit.

Belum ada Komentar untuk "Dalem Ketut Samara Kepaksian, Raja Bali Gelgel Pertama"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel