Sejarah Tarling Seni Musik Khas Pantura Jawa
Selasa, 24 Juli 2018
Tulis Komentar
Sejarah munculnya Tarling Seni Musik Khas Pantura dimulai dari tahun 1930, sementara nama tarling baru digunakan pada tahun 1962. Jenis musik ini mulanya muncul di Kota Indramayu sebelum akhirnya menyebar ke daerah-darah Pantai Utara Jawa, seperti Cirebon, Subang, Karawang dan Brebes bahkan Tegal.
Istilah Tarling pada mulanya dicetuskan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) Cirebon pada tanggal 17 Agustus 1962 setelah Radio Republik Indonesia sering menyiarkan jenis musik yang belum bernama.
Musik tanpa nama itu pada mulanya hanya dikenal dengan istilah “Melodi Kota Ayu”, dinamakan Melodi Kota Ayu karena jenis musik ini berasal dari Kota Indramayu, salah satu Kota Kabupaten di pesisir utara Jawa Barat yang masuk pada wilayah III Cirebon.
Tarling sendiri merupakan ungkapan spontan dari Badan Pemerintah Harian Cirebon dalam menanggapi jenis musik itu, karena memang jenis musik itu didominasi oleh bunyi itar (gitar) dan suling (seruling), jadilah kemudian dinamakan Tarling maksudnya itar lan suling (Gitar dan Sruling).
Selain dinamakan Melodi Kota Ayu, tarling juga ketika masuk di Kota Cirebon dinamakan Melodi Kota Udang, baik Melodi Udang dan Ayu sebenarnya tidak ada bedanya, hanya saja orang yang memainkan berasal dari Kota yang berbeda.
Ditinjau dari sejarahnya, musik Tarling muncul pada kira-kira tahun 1930, Zaman penjajahan Belanda. Hal tersebut memang wajar, mengingat alat musik gitar sendiri sebenarnya alat musik yang diperkenalkan penjajah.
Musik tanpa nama itu pada mulanya hanya dikenal dengan istilah “Melodi Kota Ayu”, dinamakan Melodi Kota Ayu karena jenis musik ini berasal dari Kota Indramayu, salah satu Kota Kabupaten di pesisir utara Jawa Barat yang masuk pada wilayah III Cirebon.
Tarling sendiri merupakan ungkapan spontan dari Badan Pemerintah Harian Cirebon dalam menanggapi jenis musik itu, karena memang jenis musik itu didominasi oleh bunyi itar (gitar) dan suling (seruling), jadilah kemudian dinamakan Tarling maksudnya itar lan suling (Gitar dan Sruling).
Selain dinamakan Melodi Kota Ayu, tarling juga ketika masuk di Kota Cirebon dinamakan Melodi Kota Udang, baik Melodi Udang dan Ayu sebenarnya tidak ada bedanya, hanya saja orang yang memainkan berasal dari Kota yang berbeda.
Ditinjau dari sejarahnya, musik Tarling muncul pada kira-kira tahun 1930, Zaman penjajahan Belanda. Hal tersebut memang wajar, mengingat alat musik gitar sendiri sebenarnya alat musik yang diperkenalkan penjajah.
Orang yang mula-mula menemukan musik Tarling adalah seorang seniman lagu-lagu tradisional asal Desa Kepandaian Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, namanya Sakim. Konon selain sebagai seniman Sakim juga pandai membenahi alat-alat musik yang rusak.
Pada suatu ketika, tepatnya pada tahun 1930 an, seorang Belanda yang meminta bantuan Mang Saking untuk memperbaiki gitarnya, akan tetapi setelah diperbaiki ternyata, gitar tidak kunjung diambil selama berbulan-bulan, oleh karena itu Mang Sakim rupanya memanfaatkan alat musik Eropa itu, ia mempelajari nada-nadanya secara otodidiak untuk kemudian alunan bunyinya dipadukan dengan alat musik yang sudah ia kuasai, seperti sruling gong dan alat-alat musik tradisional lainnya.
Bebunyian musik yang tercipta dari kepiawaian Mang Sakim itu kemudian belakangan diringi oleh nyanyian yang dilantunkan dalam bahasa Dermayu dan Cirebon. Jenis nyanyian itu biasanya berbentuk wangslan (Pantun)yang bersifat guyon, maupun syair-syair nasehat dan lain sebagainya.
Pada perkembangan selanjutnya, musik Tarling ini kemudian pouler di wilayah Cirebon, terbukti dari banyaknyanya grup-grup tarling yang bermunculan. Tokoh-tokoh yang muncul pada dekade tahun 60 an yang begitu terkenal diantaranya adalah Hj Dariah dari Indramayu, dan H. Abdul Ajib dari Cirebon.
Selain digunakan sebagai pengiring lagu, Tarling kemudian bergeser kearah perkembangan yang moderen. Tarling kemudian dijadikan musik pengiring Drama suara. Diantara Drama tarling yang terkenal adalah drama tarling yang berjudul “BARIDIN”.
Kini, Tarling tidak lagi identik dengan gitar dan sruling, Tarling sudah melompat jauh lebih moderen, terbukti dari adanya istilah Tarling dangdut, Tarling Klasik dan lain sebaginya. Namun Istilah Tarling rupanya tetap lestari, bahkan semacam sudah menjadi ciri khas musik yang berasal dari wilayah Cirebon.
Pada perkembangan selanjutnya, musik Tarling ini kemudian pouler di wilayah Cirebon, terbukti dari banyaknyanya grup-grup tarling yang bermunculan. Tokoh-tokoh yang muncul pada dekade tahun 60 an yang begitu terkenal diantaranya adalah Hj Dariah dari Indramayu, dan H. Abdul Ajib dari Cirebon.
Selain digunakan sebagai pengiring lagu, Tarling kemudian bergeser kearah perkembangan yang moderen. Tarling kemudian dijadikan musik pengiring Drama suara. Diantara Drama tarling yang terkenal adalah drama tarling yang berjudul “BARIDIN”.
Kini, Tarling tidak lagi identik dengan gitar dan sruling, Tarling sudah melompat jauh lebih moderen, terbukti dari adanya istilah Tarling dangdut, Tarling Klasik dan lain sebaginya. Namun Istilah Tarling rupanya tetap lestari, bahkan semacam sudah menjadi ciri khas musik yang berasal dari wilayah Cirebon.
Lagu Tarling Terkenal
Ada banyak lagu atau tembang tarling yang terekanl, lagu-lagu ini sempat Booming dizamanya, bahkan hingga kini masih enak di dengar, dan diantara lagu-lagu tersebut adalah:- Warung Pokok Pinggir Dalan
- Enakan
- Pemuda Idaman
- Kelingan-Kelingan
- Sega Jamblang
- Demenan Reank
- Bapuk
Aris-Artis Tarling Terkenal
Diantara artis-artis Tarling yang terkenal dan sempat Booming dizamanya, bahkan hingga kini masih tetap dikenang, diantaranya adalah:- Hj. Dariyah
- H. Badul Ajib
- H. Maman
- H. Abdul Latif
- Yoyo Suwaryo
- H. Abdul Latif
- Wa Boncel
- Asrolaini
- Nunung Alvi
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Tarling Seni Musik Khas Pantura Jawa"
Posting Komentar