Ustman Dan Harun Antara Pahlawan Dan Penjahat
Kamis, 26 April 2018
Tulis Komentar
Pada tahun 1970 Singapura
menyerah, Perdana Menteri Lee Kwan Yew mengakui kepahlawanan Ustman dan Harun dengan
cara tabur bunga di makam keduanya. Sebelumnya baik Ustman dan Harun dituduh penjahat soleh Singapura serta dijatuhi hukuman gantung
di negara itu pada tahun 1968.
Bagi Indonesia Ustaman dan Harun
adalah pahlawan, sementara bagi Singapura keduanya merupakan penjahat. Mengapa Singapura menganggap keduanya penjahat
sementara Indonesia beranggapan keduanya pahlawan ? Demikianlah kisahnya:
Soekarno menyetujui pembentukan persekutuan negara-negara melayu di Semenanjung
sesuai dengan perjanjian Manila Accord pada 1957. Tapi pada tahun-tahun
selanjutnya Inggris rupanya membentuk perekutuan Malaysia yang bertentangan
dengan perjanjian Manila Accord. Sebab memasukan Singapura, Brunai Darusalam,
Sabah dan Serawak menjadi Negara Persekutan Malaysia.
Pada mulanya Soekarno diam, akan
tetapi rupanya oposisi Singapura, Brunai, Sarawak dan Sabah yang menentang
pembentukan Negara melakukan pemberontakan, Brunai pun kemudian memutuskan
untuk tidak ikut bergabung dalam Malaysia, dan memilih untuk mendirikan Negara sendiri.
Selain itu di Sabah dan Serawak
pun oposisi melancarkan aksi-aksinya untuk menolak masuk dalam persekutuan
Malaysia. Tapi Inggris rupanya bertindak cepat. Para oposisi atau pembangkang
ini kemudian ditumpas Inggris. Pada masa-masa seperti inilah Soekarno
menyatakan perang dengan Inggris dan berusaha menggagalkan rencana Inggris
untuk mendirikan Negara Malaysia.
Dari mulai tahun 1964-1967
Inggris dan Indonesia saling serang, Ingris kadang menyusupkan tentara
Ghurka-nya ke Kalimantan untuk membunuhi Tentara Indonesia secara tiba-tiba.
Begitupun Indonesia memasukan para sukarelawan dan tentaranya ke wilayah
Malaysia untuk mengacaukan pembentukan Malaysia.
Dan salah satu Tentara yang
dikirim Indonesia untuk menggagalkan pembentukan Malaysia yang meliputi
(Semenanjung, Singapura, Sabah, Sarawak dan Brunai) itu adalah Ustman dan
Harun seorang tentara elit Angkatan Laut Indoneisa di Jamannya. Keduanya dtitugaskan untuk masuk ke Singapura untuk mengacaukan rencana
Inggris membentuk Malaysia.
Ustman dan Harun kemudian pada
akhirnya meledakan Hotel Mac Donald pada Tahun 1965, hotel yang biasa digunakan
oleh Inggris dan Pejabat Singapura yang Pro pada pembentukan Persekutuan Malaysia.
Hotel inipun kemudian sebagiannya hancur, ledakanya itu menyebabkan 3 orang
tewas dan 35 luka-luka.
Sebelum meledakan Hotel Mac
Donald pada tahun 1964 sebenarnya para Sukarelawan dan tentara Indonesia juga membantu
oposisi Singapura yang menolak digabungkannya Singapura kedalam Malaysia,
perlawanan Oposisi yang menolak Malayisia ini kemudian melahirkan kerusuhan di
Singapura yang menyebabkan kerusuhan etnis Cina dan Melayu yang pro dan anti
Federasi Malaysia di Singapura.
Kembali ke masalah Harun dan
Ustman, Setelah peristiwa peledakan Hotel Mac Donald Ustman dan Harun kemudian bersembunyi
diwilayah Singapura selama beberapa bulan, dan kemudian pada saat keduanya
melarikan diri ke Indonesia dengan menggunakan Prahu But rampasan, ternyata
perahu but yang dinaikinya kehabisan bahan bakar keduanya kemudian tertangkap
oleh Tentara Singapura. Ustman dan Harun kemudian di Penjara dan diseret
kepengadilan atas tuduhan pembunuhan.
Upaya Indonesia membantu oposisi
Singapura keluar dari Federasi Malaysia rupanya berhasil, sebab masih pada
tahun 1965 Singapura dikeluarkan dari Malaysia oleh Pemimpin Federasi Malaysia
Tuanku Abdulrahman al-Haj sewaktu beliau berada di London.
Setelah 2 tahun lebih diadili, Pengadilan
Singapura kemudian menjatuhi hukuman mati pada Usman dan Harun atas tuduhan
kejahatan pembunuhan. Pemerintah Indonesia menolak tuduhan itu, sebab pada
waktu Itu dalam keadaan perang, Indonesia mengusulkan agar Ustman dan Harun
diadili di Pengadilan Perang Intrnasional. Tapi Singapura tetap tak bergeming
alasanya karena waktu tertangkap Ustman dan Harun tidak memakai baju tentara,
dan akhirnya pada 1968 Ustman dan Harun di Gantung.
Sebelum digantung, Presiden
Soeharto yang kala itu telah menggantikan Soekarno, meminta Singapura agar
memberi kesempatan Ustman dan Harun untuk bertemu dengan keluarganya dan
mengundurkan hukuman mati dalam masa 1 minggu, tapi Singapura menolak
permintaan ini.
Dari mulai tahun 1968-1670 Hubungan
Indonesia dan Singapura memburuk, Soeharto mengembargo Singapura dengan jalan
membuka Pelabuhan Sabang di Aceh sebagai pelabuhan Internasioanl. Sehingga
kemudian Pelabuhan Singapura menjadi sepi, Soeharto pun bersikap dingin pada
Singapura.
Nasib Singapura diunjung tanduk,
oleh Malaysia di Campakan, Oleh Indonesia ia dijauhi bahkan di nafikan, Oleh
karena itu Perdana Mentri Singapura Le Kwan Yew, berusaha dengan sekeras tenaga
agar Indonesia memaafkan Singapura , dan mau berhubungan lagi dengan Singapura.
Menimbang permohonan Singapura
itu, Soeharto kemudian mau memafkan Singapura
dan kembali menjalin hubungan antar dua Negara yang buruk dengan syarat PM Lee
Kwan Yew mengakui kepahlawanan Ustman dan Harun serta mengunjungi makam
keduanya untuk melakukan Tabur Bunga.
Pada tahun 1970 Lee
Kwan Yew mengunjungi makam Ustman dan Harun serta mau mengakuinya sebagai
Pahlawan Indonesia. Itulah hebatnya Le Kwan Yew, beliau lebih meilih terhina
atau bahkan di hujat rakyatnya demi untuk kemajuan Singapura kedepan. Setelah
peristiwa itu, kemudian Hubungan Indonesia dan Singapura kembali membaik.
Soeharto pun kemudian mencabut embargonya.
PM Singapura Tabur Bunga di Makam Ustman dan Harun |
Kesimpulan
Bagi Indonesia Ustman dan Harun
itu adalah Pahlawan, sebab ia melakukan serangan tersebut pada saat Indonesia
dan Federasi Malaysia berperang. Maka tindakanya membunuh adalah sah. Sebab
dalam hukum perang membunuh dalam keadaan kedua Negara berperang adalah sah
secara hukum.
Sementara Bagi Singapura Ustman
dan Harun adalah penjahat, sebab ia tertangkap sewaktu tidak memakai baju tentara,
lagipun Ustman dan Harun bukan hanya melakukan pembunuhan dimasa Perang
Indonesia-Federasi Malaysia saja. Bahkan setelah Singapura merdeka pun, yaitu
pada 1968 Ustman dan Harun dituduh membunuh dan merampas perahu but milik pengusaha Singapura.
Belum ada Komentar untuk "Ustman Dan Harun Antara Pahlawan Dan Penjahat"
Posting Komentar