Pangeran Kertawijaya, Sultan Kanoman Pertama
Kesultanan Kanoman didirikan pada Tahun 1678 seiring dipecahnya Kesultanan Cirebon menjadi tiga bagian, yaitu (1) Kasepuhan, (2) Kanoman dan (3) Panembahan Kacirenonan. Adapun Sultan yang menjabat sebagai Sultan Kanoman pertama adalah Pangeran Kertawijaya.
Pangeran Kertawijaya, ketika dinobatkan menjadi Sultan Kanoman bergelar Sultan Anom Muhamad Badrudin, beliau juga dikenal dengan nama Pangeran Anomsada.
Secara silsilah, Pangeran Kertawijaya adalah anak Pangeran Putera / Panembahan Ratu II (Panembahan Girilaya) Sultan dari Kesultanan Cirebon terakhir. Pangeran Kertawijaya juga dikisahkan sebagai anak Permaisuri, ia mempunyai kakak yaitu Pangeran Mertawijaya (Sultan Kasepuhan I) dan juga mempunyai adik yang bernama Pangeran Wangsakerta (Penmbahan Tohpati Kacirebonan).
Keraton Kanoman |
Pengangkatan Pangeran Kertawijaya Menjadi Sultan Kanoman
Pengangkatan Pangeran Kertawijaya berlatar belakang dari wafatnya Panembahan Ratu II pada 1662 akibat dibunuh Amangkarurat I ketika mengunjungi Mataram. Dalam Naskah Mertasinga disebutkan berkat tipuan seorang Kapten Belanda suruhan Mangkurat I, Sultan Cirebon yang juga menantu Amangkurat I bersama 2 anaknya Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya didatangkan ke Mataram, namun sampainya ke Mataram ketiganya ditahan, sementara kedua anak Panembahan Ratu II tidak boleh pulang ke Cirebon.
Amangkurat I, menghendaki Kesultanan Cirebon bubar, karena dianggap telah melindungi para pelarian Mataram di Cirebon. Dari itulah Amangkurat I begitu dendamnya pada menantunya dan Kesultanan Cirebon.
Pangeran Kertawijaya, termasuk juga kakaknya, berada dalam tahanan Keraton Mataram selama 16 tahun, sebelum akhirnya dibebaskan ketika Amangkurat I digulingkan dari tahta sebagai akibat pemberontakan yang dilakukan Pangeran Trunojoyo. Pemberontakan Trunojoyo mendapatkan bantuan keuangan dan senjata dari Cirebon dan Banten yang menghendaki Mataram bubar.
Ketika Pangeran Kertawijaya samapi di Cirebon, beliu dinobatkan menjadi Sultan, sama seperti kakak dan adiknya yang menjadi Sultan dan Panembahan di Kasepuhan dan Kacirebonan. Masa ini Cirebon dibawah Perlindungan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.
Pangeran Kertawijaya Difitnah
Seiring lengsernya Sultan Ageng Tirtayasa karena dikudeta oleh anaknya sendiri (Sultan Haji) atas bantuan Belanda, tiga pemimpin Cirebon kala itu, baik Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan sepakat untuk mengikat perjanjian dengan VOC Belanda. Dalam perjanjian itu ketiganya sepakat untuk menjadi wilayah Perlindungan Belanda, ketiganya menghendaki Cirebon aman dari segala kemungkinan gangguan, baik dari Mataram yang kala itu mulai bangkit lagi maupun dari Banten.
Pada masa Cirebon dibawah perlindungan (Daerah Protektorat VOC Belanda), ada uapaya dari beberapa orang untuk menyatukan kembali Kesultanan Cirebon yang telah terpecah menjadi satu Kesultanan lagi, salah satu orang yang menghendaki hal tersebut adalah Patih Arya Nadin dari Kasepuhan.
Patih Arya Nadin dari Kasepuhan memberikan bocoran kepada Belanda jika Sultan Kanoman bersekutu dengan orang-orang Bugis untuk melakukan upaya pengusiran Belanda di Cirebon dan membatalkan segala perjanjian yang telah ditetapkan dengan Belanda pada masa sebelumnya.
Atas dasar laporan dari Patih Arya Nadin, Sultan Kanoman kemudian ditangkap oleh Belanda, meskipun awalnya akan terjadi peperangan antara Kanoman dan Belanda, rupanya hal tersebut dapat diredam oleh Sultan, karena Sultan Kanoman merasa difitnah, oleh karena itu, ia protes terhadap Belanda, dan setelah dilakukan penyelidikan ternyata kabar mengenai upaya Sultan Anom untuk melakukan penyerangan terhadap Belanda ternyata tidak terbukti.
Patih Arya Nadin sebetulnya menghendaki dibubarkannya Kanoman Oleh Belanda apabila rencananya berhasil dapat mengadu domba Belanda dan Kanoman, namun rencanya tersebut gagal dan justru membuat ia dijebloskan ke Penjara karena fitnahnya. Selepas peristiwa ini Belanda mengembalikan kedudukan Sultan Kanoman.
Belum ada Komentar untuk " Pangeran Kertawijaya, Sultan Kanoman Pertama"
Posting Komentar