Sejarah Pemuda Pancasila dari Ganyang PKI hingga Masa Reformasi

Pemuda Pancasila adalah Ormas bentukan para petinggi militer yang mulanya ditujukan untuk mengganyang segala sepak terjang Partai Komunis Indonesia (PKI), maka tidaklah mengherankan jika dua dari tiga tokoh pendiri ormas ini dikemudian hari diculik oleh PKI.  

Ormas Pemuda Pancasila yang mulanya disebut Pemuda Patrotik, sebetulnya anak Partai IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) yang didirikan pada 28 Oktober 1959 oleh Ahmad Yani, Nasution dan Gatot Subroto.  

Baik Yani, Nasution dan Subroto memang dikenal sebagai Jendral yang begitu bencinya pada Partai Komunis Indonesia, ketiga Jendral ini dikenal sebagai Jendral yang lebih suka apabila Indonesia merapat dengan blok barat yang kapitalis ketimbang dengan blok timur (Soviet) yang Komunis, karena itulah segala hal yang berbau komunis sebisa mungkin harus diganyang  dengan cara apapun, termasuk dengan membentuk ormas kepemudaan yang siap melawan ormas kepemudaan bentukan PKI.

Sesuai dengan tujuan awal pembentukannya, sedari awal Pemuda Pancasila memang akrab dengan kegiatan yang berbau kekerasan, karena memang pembentukannya sebagai tandingan pada ormas kepemudaan bentukan PKI, oleh karena itu, maka tidak mengherankan pula jika pada mulanya anggota Pemuda Pancasila direkrut dari orang-orang yang sudah terbiasa dengan budaya Premanisme.

Pemuda Pancasila

Kronologi Lahirnya Ormas Pemuda Pancasila

Partai IPKI didirikan oleh beberapa petinggi militer yang kontra terhadap faham komunisme di Indonesia. Partai ini didirikan pada 20 Mei 1954 oleh Nasution, Gatot Subroto dan Azis Shaleh. 

Beberapa petinggi militer yang dimaksud memang dikenal sebagai orang-orang yang nasfu politiknya begitu besar. Cita-cita yang mereka harapkan partainya dapat digandrungi masyarakat, sehingga melalui partai tersebut mereka dapat menguasai dan menjalankan pemerintahan. 

Meski ambisi Nasution, Subroto dan Aziz begitu besar pada kekuasaan, pada kenyataannya, Partai IPKI sama sekali tidak diminati rakyat, suara yang mereka peroleh dalam pemilu 1955 sama sekali kalah telak dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) bentukan Soekarno dan lebih malangnya juga Partai IPKI kalah telak dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Kekalahan Partai IPKI dalam pemilu 1955, jelas membuat Kabinet banyak diduduki orang-orang dari partai Pemenang Pemilu dan salah satunya PKI. Hal ini tentu membuat Nasution dan kawan-kawannya menjadi kian meradang, apalagi pada saat menduki Kabinet orang-orang dari PKI menunjukan usaha ekstra dalam mempengaruhi Soekarno agar dekat dengan blok timur, selain itu mereka juga meradang karena menganggap perbuatan tokoh-tokoh PKI mengarah pada usaha-usaha mengkomuniskan Pancasila. 

Guna mengantisipasi gerakan PKI dan ormas kepemudaanya yang eksis serta kemungkinan hilangnya Pancasila akibat ulah PKI, Nasution yang juga mengajak Ahmad Yani dan Gatot Subroto membentuk Pemuda Pancasila pada 28 Oktober 1959. 

Pemuda Pancasila Merapat ke Golkar

Selepas lengsernya Soekarno dan dibubarkannya PKI, Soeharto tampil menjadi penguasa baru yang belakangan dikenal dengan istilah Presiden rezim orde baru. 

Suharto menjadi Presiden menggantikan Soekarno sedikit banyaknya didukung oleh partai IPKI dan Pemuda Pancasila, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama anti PKI, selain itu dukungan Partai IPKI pada Soeharto adalah karena salah satu petinggi IPKI tewas diculik PKI (Ahmad Yani), meskipun begitu dalam hal ini Nasution masih beruntung sebab ia lolos dari upaya penculikan, meski kakinya kena tembak. Melalui bantuan Nasution yang dikenal piawai dalam Politik inilah Soeharto menjadi Presiden. 

Pada Tahun 1973, dengan alasan penyederhanaan, Rezim Orde Baru membentuk 3 partai untuk menaungi partai-partai politik yang kala itu jumlahnya sangat banyak. 

Oleh Soeharto, Partai-partai beridiologi Islam dilebur ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sementara Partai-partai nasionalis demokratis dilebur dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan karena Partai IPKI adalah beridiologi Nasionalis Demokrasi maka sudah tentu secara administrasi masuk PDI. Sementara Soeharto yang sedari dulu tidak berafiliasi dengan partai Politik manapun membentuk Golkar (Golongan Karya) sebagai kendaraan politiknya. 

Karena Partai IPKI sebetulnya lebih dekat dengan Soeharto, maka ketika Soeharto mengeluarkan kebijakan penyederhanaan Partai (Fusi), para petinggi Partai itu memilih membubarkannya, ketimbang harus bergabung dalam PDI, oleh karena itu pada 10 Januari 1973, Partai IPKI dibubarkan. Sementara sebagai wujud dukungannya pada Saoeharto Ormas Pemuda Pancasila mendeklarasikan dukungannya pada Golkar. 

Menjadi Alat Rezim Orde Baru

Selagi diprintah Soeharto, Pemuda Pancasila menjadi ormas yang setia mengawal Soeharto dari kekuatan-kekuatan kepemudaan yang ditenggarai mengusik kedudukan Soeharto sebagai Presiden. 

Pemuda Pancasila pada masa itu digunakan sebagai alat untuk mempertahankan Soeharto dari tampuk kekuasaannya. Apabila ada kekuatan dalam bentuk upaya premanisme yang ingin menggangu Soeharto, maka salah satu cara rezim untuk menghalaunya adalah dengan menerjunkan Pemuda Pancasila. 

Pemuda Pancasila Masa Reformasi

Selepas lengsernya Soeharto, Pemuda Pancasila masih terus bertahan dan tetap dekat dengan Golkar, hanya saja dikarenakan semenjak Reformasi arah Politik Partai Golkar selalu pro dengan pemerintah manapun, maka Pemuda Pancasila juga bersikap begitu.

Meskipun demikian, karena Pemuda Pancasila identik dengan Golkar, maka ketika Presiden terpilih dan dimenangkan oleh koalisi PDI-P dan partai lainnya, maka Pemuda Pancasila tidak dijadikan alat Rezim yang berkuasa untuk mempertahankan kekuasaannya. 

Pemuda Pancasila era Reformasi bergerak lebih independen, namun sebagai aikibat tidak mendapatkan job-job dari Penguasa pusat, Pemuda Pancasila mencari jalannya sendiri dalam mempertahankan keberlangsungan ormasnya, dan salah satu usahanya itu adalah menguasai central-central ekonomi melalui kegiatan unjuk kekuatan, maka tidak heran pula, pada masa reformasi Pemuda Pancasila banyak terlibat bentrok dengan ormas Kepemudaan lain sebagai akibat berebut wilayah kekuasaan yang mendatangkan keuntungan ekonomi.

Sumber Bacaan;

Ikrar Nusa Bhakti. (2001). Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru: Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli?. Bandung: Mizzan

GunawanRudy FX. (2000) Premanisme Politik, Yogyakarta :LKiS.

James T. Siegel. (2000). Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Politik dan Kejahatan, Yogyakarta: LKiS

George Jenus Aditjondro. (2006). Korupsi Kepresidenan Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa.Yogyakarta: LKiS

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Pemuda Pancasila dari Ganyang PKI hingga Masa Reformasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel