Informan dan Teknik Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif
Jumat, 07 Agustus 2020
Tulis Komentar
Masih banyak mahasiswa yang salah presepsi pada langkah-langkah dalam penelitian kualitatif, difikirnya dalam penelitian kualitatif dibutuhkan populasi dan teknik pengambilan sampel, padahal tidak begitu. Dalam penelitian jenis ini populasi dan sampel diubah menjadi informan dan teknik pemilihan informan.
Informan secara bahasa bermaksud orang yang memberikan informasi, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif yang data utamanya di dapat dari wawancara mendalam, maka informan ini keberadaannya sangat dibutuhkan sekali.
Informan juga dimaknai sebagai orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat lansung dengan masalah penelitian. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini informasi yang diperlukan oleh peneliti dapat bisa diperoleh dari seorang informan yang tahu betul dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan penalitian.
Contoh, jika penelitian anda mengambil judul “ Masalah Kehadiran di SMA NU Indramayu” maka yang perlu anda jadikan informan adalah orang memegang absensi seluruh Siswa di SMA itu, yaitu wali kelas tiap-tiap kelas. Sehingga tidak perlu lagi kita menyanyakan masalah tersebut kepada siswa atau guru yang tidak terlampau mengetahui dengan teliti soal kehadiran siswa.
Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik snowball sampling, yakni proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai.
Dalam kasus di atas, apabila kita hanya ingin mengetahui atau meneliti tentang “Masalah Kehadiran di SMA NU Indramayu”, maka informan dicukupkan wali kelas dari tiap-tiap kelas yang ada, karena wali kelas pada dasarnya orang yang tahu betul mengenai seluk beluk masalah kehadiran siswa.
Informan secara bahasa bermaksud orang yang memberikan informasi, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif yang data utamanya di dapat dari wawancara mendalam, maka informan ini keberadaannya sangat dibutuhkan sekali.
Informan juga dimaknai sebagai orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat lansung dengan masalah penelitian. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini informasi yang diperlukan oleh peneliti dapat bisa diperoleh dari seorang informan yang tahu betul dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan penalitian.
Contoh, jika penelitian anda mengambil judul “ Masalah Kehadiran di SMA NU Indramayu” maka yang perlu anda jadikan informan adalah orang memegang absensi seluruh Siswa di SMA itu, yaitu wali kelas tiap-tiap kelas. Sehingga tidak perlu lagi kita menyanyakan masalah tersebut kepada siswa atau guru yang tidak terlampau mengetahui dengan teliti soal kehadiran siswa.
Teknik Pemilihan Informan
Sebagaimana yang telah disinggung sedikit sebelumnya, bahwa pemilihan informan sebagai sumber data memerlukan cara. Adapun cara atau teknik pemilihan informan yang lazim digunakan dalam penelitian kualitati adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan imformasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat.Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik snowball sampling, yakni proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai.
Dalam kasus di atas, apabila kita hanya ingin mengetahui atau meneliti tentang “Masalah Kehadiran di SMA NU Indramayu”, maka informan dicukupkan wali kelas dari tiap-tiap kelas yang ada, karena wali kelas pada dasarnya orang yang tahu betul mengenai seluk beluk masalah kehadiran siswa.
Belum ada Komentar untuk "Informan dan Teknik Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif"
Posting Komentar