Ki Lobama: Murid Syekh Abdul Qoadir Jailani Berdakwah di Pulau Jawa
Rabu, 08 April 2020
Tulis Komentar
Nama Ki Lobama mungkin masih asing bagi kebanyakan orang, namun nama tersebut bagi warga Desa Mundu Kab Cirebon tidaklah asing, mereka menganggap Ki Lobama adalah salah seorang Ulama yang berjasa besar mengislamkan nenek moyangnya bahkan ketika Kesultanan Cirebon belum berdiri.
Ki Lobama menurut legenda masyarakat setempat nama aslinya Syekh Abdurahman Al-Qadri, dipercayai sebagai murid langsung Syekh Abdul Qadir Jailani. Ki Lobama datang ke Pulau Jawa pada abad ke 12 dalam rangka mendakwahkan Islam di Pulau Jawa sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Mundu Kec Mundu Kab Cirebon.
Syekh Abdul Qoadir Jailani dalam sejarah Islam merupakan ulama kenamaan yang ajaran-ajarannya masih dipakai hingga kini. Menurut beberapa catatan, Syekh Abdul Qodir Jailani adalah orang Perisia meskipun begitu ada juga yang berpendapat orang Kurdi. Syekh Abudul Qodir Jailani diperkirakan lahir di selatan laut Kaspia Mazandaran (Iran) pada Tahun 1077 dan wafat di Bagdad (Irak) pada Tahun 1166 Masehi. Selama hidupnya Syekh Abdul Qodir Jailani banyak menghabiskan waktu di Bagdad menjadi seorang Ulama pengajar.
Memahami Biografi singkat mengenai Syekh Abdul Qodir, dapatlah dimenegerti bahwa, jika betul Ki Lobama sebagaimana yang dipercayai masyarakat Mundu sebagai murid langsung Syekh Abdul Qoadir maka dipastikan ualama tersebut hidup pada abad ke 12.
Tidak ada kejelasan kisah mengenai asal-usul Ki Lobama, tidak dijelaskan pula apakah ulama tersebut berdarah Persia, Kurdi, Arab atau berdarah Pribumi, leganda masyarakat setempat hanya mengungkapkan Ki Lobama sebagai murid langsung Syekh Abdul Qadir Jailani.
Tanpa menunggu lama, kepopuleran Syekh Abdurahman Al-Qadri sebagai seorang bijak yang mampu memberikan solusi pada orang-orang disekitar tempat dakwahnya membuatnya menjadi terkenal seketika, banyak orang-orang yang masuk Islam karena kedalaman ilmunya.
Lambat laun karena dianggap sebagai seorang Kiai (Orang Tua) yang sangat dalam ilmu agamanya, orang-orang Mundu memaggil dan mengenangnya dengan julukan Ki Lobama. Dalam bahasa Sunda Ki/Aki bermaksud orang sepuh sementara Lobama berasal dari dua kata yaitu kata “Loba” yang berarti banyak dan kata “Ma” merupakan kependekan dari kata A-gama. Sehingga maksud dari Julukan Ki Lobama adalah Orang Tua yang dalam ilmu agamanya.
Di area pemakaman Ki Lobama, banyak juga makam-makam penduduk sekitar baik yang lama maupun baru, di area pemakan tersebut juga terdapat makam Pangeran Bratakelana, anak Sunan Gunung Jati yang wafat dibegal ditengah lautan oleh Perompak.
Jika menurut legenda masyarakat Ki Lobama adalah murid dari Syekh Abdul Qadir maka tidak demikian menurut naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara Parwa 2 Sargah 4. Menurut Naskah ini Ki Lobama adalah Ki Gedeng Mundu, murid Sunan Gunung Jati.
Ki Lobama menurut legenda masyarakat setempat nama aslinya Syekh Abdurahman Al-Qadri, dipercayai sebagai murid langsung Syekh Abdul Qadir Jailani. Ki Lobama datang ke Pulau Jawa pada abad ke 12 dalam rangka mendakwahkan Islam di Pulau Jawa sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Mundu Kec Mundu Kab Cirebon.
Syekh Abdul Qoadir Jailani dalam sejarah Islam merupakan ulama kenamaan yang ajaran-ajarannya masih dipakai hingga kini. Menurut beberapa catatan, Syekh Abdul Qodir Jailani adalah orang Perisia meskipun begitu ada juga yang berpendapat orang Kurdi. Syekh Abudul Qodir Jailani diperkirakan lahir di selatan laut Kaspia Mazandaran (Iran) pada Tahun 1077 dan wafat di Bagdad (Irak) pada Tahun 1166 Masehi. Selama hidupnya Syekh Abdul Qodir Jailani banyak menghabiskan waktu di Bagdad menjadi seorang Ulama pengajar.
Memahami Biografi singkat mengenai Syekh Abdul Qodir, dapatlah dimenegerti bahwa, jika betul Ki Lobama sebagaimana yang dipercayai masyarakat Mundu sebagai murid langsung Syekh Abdul Qoadir maka dipastikan ualama tersebut hidup pada abad ke 12.
Tidak ada kejelasan kisah mengenai asal-usul Ki Lobama, tidak dijelaskan pula apakah ulama tersebut berdarah Persia, Kurdi, Arab atau berdarah Pribumi, leganda masyarakat setempat hanya mengungkapkan Ki Lobama sebagai murid langsung Syekh Abdul Qadir Jailani.
Mendapatkan Julukan Ki Lobama
Dalam mendakwahkan ajaran-ajaran kebajikan, Syekh Abdurahman Al-Qadri dikenal sebagai seorang yang luas pengetahuannya, sehingga masyarakat Sunda yang kala itu mendiami wilayah Mundu sangat mengaguminya. Sebab segala permasalahan tentang ketuhanan, kehidupan soasial dan lain sebagainya akan dapat dijawab oleh Syekh Abdurahman Al-Qadri.Tanpa menunggu lama, kepopuleran Syekh Abdurahman Al-Qadri sebagai seorang bijak yang mampu memberikan solusi pada orang-orang disekitar tempat dakwahnya membuatnya menjadi terkenal seketika, banyak orang-orang yang masuk Islam karena kedalaman ilmunya.
Lambat laun karena dianggap sebagai seorang Kiai (Orang Tua) yang sangat dalam ilmu agamanya, orang-orang Mundu memaggil dan mengenangnya dengan julukan Ki Lobama. Dalam bahasa Sunda Ki/Aki bermaksud orang sepuh sementara Lobama berasal dari dua kata yaitu kata “Loba” yang berarti banyak dan kata “Ma” merupakan kependekan dari kata A-gama. Sehingga maksud dari Julukan Ki Lobama adalah Orang Tua yang dalam ilmu agamanya.
Makam Ki Lobama
Makam Ki Lobama dapat ditemui di Desa Mundu Kec Mundu Kab Cirebon, kondisi makam bernuansa tempo dulu dengan bangunan bata merah klasik arsitektur Jawa abad 12-15. Di depan makam terdapat sebuah pendopo dengan halamman pintu masuk yang cukup unik, selain itu di belakang makamnya terdapat sebuah bangunan yang menyerupai candi yang juga terbuat dari batu bata merah.Situs Pemakaman Ki Lobama |
Jika menurut legenda masyarakat Ki Lobama adalah murid dari Syekh Abdul Qadir maka tidak demikian menurut naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara Parwa 2 Sargah 4. Menurut Naskah ini Ki Lobama adalah Ki Gedeng Mundu, murid Sunan Gunung Jati.
Belum ada Komentar untuk "Ki Lobama: Murid Syekh Abdul Qoadir Jailani Berdakwah di Pulau Jawa"
Posting Komentar