Nusiabah Binti Ka’ab Sang Perisai Nabi

Nusaibah binti Ka’ab dikenal dalam sejarah Islam sebagai wanita yang dijuluki “Sang Perisai Nabi” julukan tersebut bukan datang tiba-tiba, diperoleh karena beliau berhasil menangkis pedang, anak panah serta senjata lainnya yang diayun dan ditembakan ke arah Nabi oleh kaum kafir dalam suatu pertempuran.

Nusaibah binti Ka’ab digambarkan sebagai wanita Arab yang pandai bertempur, ia masuk Islam diperkirakan sebelum peristiwa Baiat Aqabah II.

Nusaibah masuk Islam bersama suami dan kedua anaknya. Dikemudian hari, Nusaibah dan keluarganya dikenal sebagai keluarga yang sangat kompak dalam membela Islam.

Keluarga Nusaibah merupakan tipe keluarga yang memegang teguh janji. Dahulu sebelum Nabi Muhamad diminta datang dan memimpin penduduk Madinah, keluarga Nusaibah adalah termasuk orang-orang yang turut bersumpah akan menjaga Nabi dan Islam sampai titik darah penghabisan.

Mendapatkan Julukan Sang Perisai Nabi

Julukan Sang Perisai Nabi atau yang dalam bahasa Arab disebut “Difauun Nabiy” diperoleh Nusaibah selepas Perang Uhud. Pada perang ini, mulanya Nusaibah bertindak sebagai petugas pembawa logistik dan kesehatan untuk keperluan prajurit dari kalangan muslimin. Akan tetapi dalam perang Uhud kaum muslimin ditimpa kekalahan, pasukan Islam yang kocar-kacir dihantam pasukan musuh sebagaiannya abai terhadap keselamatan Nabi, oleh karena itu Nusaibah meninggalkan posisinya sebagai petugas logistik untuk kemudian menghunus pedang dan melindungi Nabi dari serangan lawan bersama suami, putra-putranya serta sahabat-sahabat yang lain.

Kondisi pasukan kaum muslimin yang kocar-kacir dimanfaatkan betul oleh kaum kafirin untuk sesegara mungkin membunuh Nabi, mereka mengroyok serta mengincarnya dengan tembakan tombak dan panah, dalam kondisi semacam inilah Nusaibah beserta kaum muslimin lainnya bersusah payah menangkis sabetan pedang,  tembakan panah dan tombak lawan yang diarahkan pada Nabi sebelum akhirnya membawa dan menyelamatkan Nabi ke atas bukit uhud.

Perjuangan Nusaibah dalam melindungi Nabi menjadi perhatian khusus, Nabi merasa kagum pada kecakapan Nusaibah dalam mematahkan serangan lawan, selain berterimakasih atas jasa-jasa Nusaibah, Nabi juga menjulukinya dengan sebutan “ Sang Perisai Nabi” dijuluki demikian karena Nusaibah telah membentengi atau melindungi nabi dari serangan kaum kafir sebagaimana selayaknya perisai.

Mendapatkan Julukan Ummu Umarah

Selain dijuluki “Difauun Nabiy”, Nabi Muhamad juga menjuluki Nusaibah dengan julukan “Ummu Umarah” yang maksudnya “Ibunya Para Pemimpin”, dijuluki demikian karena kedua anak Nusaibah menjadi pemimpin di beberapa pasukan kaum muslimin dalam perang Uhud.

Dalam Perang Uhud, Nusaibah beserta suami dan kedua anak laki-lakinya kompak mengikuti perang bersma 700 kaum muslimin lainnya. 

Keempatnyaseperti mengharap kesyahidan, hal inilah yang membuat Nabi Muhamad terharu sehingga menjuluki Nusaibah dengan dua julukan sekaligus.

Keluarga Nusaibah

Suami Nusiabah bernama Zaid bin Ahsim adapun kedua putranya bernama Habib dan Abdullah.Baik uami dan anak-anaknya, dikenal sebagai para pejuang dan penegak agama Islam. 

Prihal kekompakan dalam menjaga dan mengembangkan Islam, keluarga ini memang luar biasa, sangat kompak dalam bertindak.

Peperangan yang Diikuti Nusaibah

Selain perang Uhud, Nusiabah juga mengikuti beberapa peperangan yang lain, yaitu perang khaibar, perang hunain dan perang yamamah. Akan tetapi perang yamamah merupakan perang terberat yang diikuti Nusaibah, karena selain kehilangan anaknya karena dibunuh dan dimutilasi musuh, kondisi Nusiabah juga sudah semakin tua.

Nusaibah dalam Perang Yamamah

Perang Yamamah terjadi setelah Nabi wafat, kehilangan sosok pemimpin menjadikan kaum muslimin banyak yang menyimpang hingga diantara mereka ada yang mengaku sebagai Nabi, orang yang mengaku Nabi tersebut bernama Musailamah yang tinggal di Yamamah, selain mengaku Nabi Musilimah juga memproklamirkan pemberontakan.

Abu Bakar Ash-Shiddiq yang kala itu menjadi Khalifah Ar-Rasul (Pengganti Nabi) mulanya mengirimkan surat teguran kepada Musailamah yang dibawa Habib, putra sulung Nusaibah, namun Musilimah membunuhnya bahkan memotong-motong bagian tubuhnya.

Pembunuhan keji terhadap Habib membuat murka Khalifah, sehingga Khalifah menerjunkan pasukan tempur ke Yamamah untuk menghancurkan Musilimah dan para pengikutnya.

Ekspedisi tempur kaum muslimin dipimpin oleh Khalid bin Walid, Nusaibah yang merasa sakit hati terhadap perbuatan keji Musailamah terhadap anaknya ikut serta dalam perang didampingi oleh anaknya bdullah.

Meskipun sudah tua, dalam perang ini Nusaibah menunjukan ketangguhannya, bahkan walaupun satu tanganya terputus karena sabetan pedang lawan, Nusibah tetap berperang. Dalam perang ini Musailimah dapat dibunuh oleh Abdullah setelah sebelumnya sekarat karena ditombak oleh Wasyhi. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel